Thursday 29 January 2015

Pevita Pearce: Kenangan di Lembah Baliem

Say no to drugs, say yes to free (safe) sex!
**************
Pevita Pearce

Pagi yang indah di lembah Baliem, matahari menyorot lembut mencoba menembus kabut yang memang selalu mengambang diatas lembah, menciptakan pemandangan yang amat indah dan sulit dilupakan. Memang tidak salah jika ada yang bilang bahwa belum ke Papua jika belum ke Wamena. Pagi itu langit dan kabut Lembah Baliem terbelah oleh laju sebuah pesawat cessna twin engine, pesawat kecil itu tampak bergoyang diterpa angin seperti mau jatuh saja, tapi sedetik kemudian kembali melaju kencang. Pesawat yang baru saja meninggalkan Wamena itu hendak menuju Jayapura, penumpangnya hanya dua orang, seorang pilot kawakan asli papua, bernama Christian, dan seorang gadis imut dan cantik bernama Pevita Pearce. Meskipun si gadis adalah seorang artis dan sudah membintangi dua film layar lebar, tapi mungkin belum banyak yang mengenal  nama itu, karena gadis belia blasteran Inggris – Banjarmasin tersebut memang masih terhitung pendatang baru. Film pertama Pevita adalah Denias: Negeri diatas Awan. Seluruh syuting film tersebut dishoot di atas bumi Papua, tepatnya di Wamena. Semenjak film tersebut, Pevita merasa jatuh cinta akan keindahan bumi Papua dan bertekad untuk kembali ke Papua suatu hari nanti. Dan tekad inipun akhirnya terwujud. Seminggu yang lalu, sehari setelah hari kelulusannya dari sebuah SMP swasta di Jakarta, Pevita pun pergi berlibur seorang diri ke bumi Papua yang ia rindukan.


Hari liburannya ia habiskan dengan hiking, memotret keindahan alam dan menjalin komunikasi dengan penduduk setempat, hingga kemarin ia menerima telepon dari salah seorang cast film Denias yang mengabarkan bahwa sebagian besar cast film tersebut kini membentuk kelompok teater di Jayapura, merekapun mengajak Pevita untuk mengunjungi kelompok teater mereka yang masih seumur jagung. Itulah alasannya kenapa Pevita kini berada di sebuah pesawat kecil, melintasi padang rumput dan hutan-hutan menuju Jayapura. Didalam pesawat, Pevita melongok melalui jendela, dan memotret hamparan hutan dan padang rumputnya dibawahnya.
“Pak Christian, katanya di sebagian hutan-hutan disini, masih terdapat suku terasing yah, trus masih ada yang kanibal gitu, emang bener?” tanyanya dengan nada khas seorang remaja yang baru tumbuh gede.
“Apaa? Ha.ha..ha. Kalo suku terasing memang masih banyak, tapi kalo yang kanibal bisa dibilang sudah tidak ada. Kalaupun ada beberapa kasus, yah kasus khusus saja, bukan kebiasaan sukunya” jelasnya.
“Ohh gitu” katanya dengan wajah polos.
Pevita pun kembali  melihat-lihat pemandangan indah yang terhampar dibawahnya,sambil sesekali menggunakan kamera nikon-nya untuk memotret pemandangan itu.

Tiba-tiba pesawat tersebut terasa terguncang hebat, Chris sejenak berjuang mengendalikan pesawat, berhasil, namun guncangan kedua kembali menerpa, seluruh indikator di kokpit mendadak kacau, Chris lalu mengetuk-ngetuk  indikator altometer dan barometer, sepertinya ada kerusakan, bahkan jarum tanda bahan bakar pun naik turun dengan cepat.
“Pak ada apa?” tanya Pevita mulai ketakutan, melihat sang pilot yang menampakkan wajah cemas
“Gak tahu, semua indikator kok tiba-tiba ngaco gini. De Pevita pegangan yang erat, kayaknya kita harus mendarat darurat” kata Chris yang masih sibuk mengendalikan kemudi pesawat yang mulai liar.
Pevita belum pernah merasa setakut ini sebelumnya, iapun berpegang erat erat pada kursinya, ia merasakan pesawat tersebut menukik tajam, dan celakanya hanya ada  hutan lebat sejauh mata memandang. Getaran pesawat makin hebat, dan…
“Boooommm…braakk…gerressk…” pesawat itupun jatuh menimpa sekumpulan pohon besar didalam hutan tersebut,
“Whuaaahhh…toloooong!” kepala Pevita seakan mau pecah bukan hanya karena suara bising yang ditimbulkan benturan pesawat, tapi juga karena kepalanya memang membentur kokpit pesawat didepannya, pandangannya sesaat menjadi merah, lalu segalanya menjadi gelap

 ******
Pevita merasa seakan sedang bermimpi, merasa ada tangan-tangan tak bertubuh mejamahi tubuhnya, mengangkatnya, lalu kemudian tangan-tangan tersebut berubah menjadi sosok yang menyeramkan, lalu ia serasa melihat rumahnya di Jakarta, lengkap dengan ayah dan ibunya berdiri diluar, Pevita pun berusaha menghampiri mereka, namun tangan-tangan itu menahannya, ia berusaha menggapai kedua orang tuannya, tetapi mereka semakin menjauh, iapun berteriak sekuatnya.
“Pappaaaa…maaammaa..” Pevita terbangun dengan terengah-engah,  kepalanya terasa begitu pusing dan berat seperti diganduli batu besar.
Ia berusaha bangkit untuk duduk tegak, tapi tubuhnya terasa lemah. Ia membuka lebar-lebar kedua matanya yang berkunang-kunang. Yang pertama ia lihat adalah atap rumbia diatasnya, lalu dinding kayu di sekelilingnya, pembaringannyapun terasa keras, sampai akhirnya ia menyadari bahwa ia tidur tidak beralaskan kasur sama sekali. Dimana aku, pikirnya dalam hati. Saat itulah sesosok tubuh memasuki rumah kayu tersebut, sesosok tubuh hitam legam dengan rambut ikal kemerahan. Tubuh itu hampir telanjang, kecuali sebuah rok dari sejenis tumbuhan yang dipakainya, sementara payudaranya yang hitam menggelambir terlihat bebas, rupanya sosok tubuh itu seorang wanita.

Melihat Pevita telah membuka matanya, si wanita mengurungkan niatnya semula dan beranjak keluar sambil berteriak-teriak dalam bahasa yang tidak dipahami Pevita. Ia hendak mencegahnya untuk menanyakan dimana ia berada, namun tubuhnya tidak bisa diajak kompromi. Tidak lama kemudian beberapa sosok tubuh memasuki rumah beralaskan tanah tersebut. Salah satu diantaranya mendekati Pevita dan mulai berkata-kata dalam bahasa yang tidak dipahaminya. Sambil berjuang menahan rasa pusing dikepalanya, Pevita berusaha berbicara.
“Tunggu, bisa bahasa Indonesia kah? ” tanyanya.
Sejenak orang-orang tersebut saling pandang, hingga kemudian salah satu diantaranya angkat bicara.
“Sedikit..bisa..” jawabnya terpatah-patah.
Orang itu kelihatannya belum begitu tua, mungkin 40-an, tubuhnya yang hitam legam dan berotot, hanya ditutupi oleh koteka dan kalung-kalung adat yang menghiasinya.
“Saya dimana?” Tanya Pevita yang sudah berkurang pusingnya, hingga iapun memaksakan diri untuk duduk.
“Desa… Parawa…” Jawab si lelaki
“Dimana itu?” tanya pevita lagi
“ahhh…dekat… Krao…dekat Jayapura” katanya setelah berpikir sebentar.
Krao, kota diantara Wamena dan Jayapura, iapun merasa lega, setidaknya ia masih bisa melanjutkan perjalanan ke Jayapura .

“Teman saya dimana?” tanya Pevita ketika teringat akan Chris sang pilot.
“Te..man? …ah..sahabat!..mati..kena pohon” kata sang lelaki sambil menunjuk lehernya.
Pevita langsung merasakan kesedihan yang amat dalam, meskipun baru kenal dengan Chris, namun ia merasa bahwa kematiannya adalah akibat keinginannya untuk pergi ke Jayapura. Ironisnya justru ia yang berhasil diselamatkan oleh suku tersebut, sedangkan Chris tidak selamat. Isak tangis pun tak tertahankan lagi. Melihat tamunya menangis, orang orang suku pribumi papua itupun meninggalkan rumah tersebut, sepertinya ingin memberinya kesempatan untuk berkabung menangisi kematiannya sang pilot. Sejam lamanya Pevita menyesali diri, setelah bisa menenangkan diri, iapun bangkit turun dari pembaringan dan berjalan limbung menuju pintu keluar, ketika ia membuka tirai serat kayu yang digunakan sebagai pintu rumah tradisional itu, Pevita bisa melihat bahwa ia ternyata berada ditengah suku pedalaman Papua yang masih terasing dan primitif. Melihat kehadirannya, sontak semua kepala menoleh padanya, bisik-bisik pun terdengar.
“Jangan…keluar…masukk..tidur” kata si lelaki yang sepertinya bertindak sebagai penterjemah, ia tampak berjalan menghampiri Pevita, wajahnya menampakkan rasa khawatir yang mendalam.
Mereka pun kembali memasuki rumah tadi.
“Maaf..pak saya harus ke Jayapura, bisa tolong antar saya?” tanyanya.
“Jayapura? Bisa…tiga..ehmm..apa?…” katanya sambil menggerakan jarinya seperti orang berjalan.
“Tiga hari jalan?” tanya Pevita
“Ya..tiga hari jalan!..kamu tidur…kuat ..jalan, saya antar” katanya sambil terseyum ramah.
Pevita mengerti maksudnya, tubuhnya masih lemah, tidak akan kuat berjalan menembus hutan selama tiga hari, ia pun menganggukan kepala tanda mengerti. Si lelaki tersenyum sambil mengacungkan jempolnya.

******
Selama tiga hari berikutnya Pevita beristirahat didesa tersebut, tidak banyak yang dilakukannya kecuali istirahat dan berjalan-jalan sekitar kampung. Desa itu amat damai, selain bercocok tanam dan beternak, tidak banyak kegiatan yang terjadi disekitarnya. Terkadang Pevita merasa risih melihat para penduduk desa yang bisa dibilang hampir telanjang, terutama kaum lelakinya. Memang sebagian ada yang sudah memakai kaos yang dekilnya sudah minta ampun, tapi sebagian besar hanya mengenakan koteka, sehingga selain batang penis mereka, semua bagian tubuh mereka terbuka, termasuk pantat mereka yang hitam legam.  Tapi semua orang di desa tersebut amat ramah, termasuk anak-anak kecil yang berlarian telanjang secara bebas, sehingga membuatnya langsung nyaman di desa tersebut. Tiga hari kemudian, Pevita merasa tubuhnya telah cukup fit sehingga ia meminta untuk diantar ke Jayapura atau kota terdekat dimana ia kemudian bisa melanjutkan perjalanan. Kepala suku tersebut setuju dan menyuruh si penterjemah dan seorang pemuda untuk mengantar Pevita. Si penterjemah bernama Kabes, satu-satunya anggota suku yang menguasai bahasa Indonesia, meskipun seadanya. Sedangkan si pemuda bernama Worai, putra kepala suku, usianya mungkin baru menginjak 17 atau 18 tahun. Seperti Kabes, Worai pun tinggi besar dan berotot, layaknya petarung, seperti tubuhnya, wajahnya pun hitam legam, kecuali giginya yang putih bersih.

Worai lah yang menyelamatkan Pevita dengan menariknya dari reruntuhan pesawat tepat sebelum reruntuhan itu terbakar. Worai yang  waktu dalam perjalanan berburu lalu menggendong Pevita berjalan melalui hutan hingga sampai dengan selamat di desa tersebut, jadi bisa dibilang Pevita berhutang nyawa pada Worai.  Setelah diadakan upacara sederhana, rombongan kecil itupun berangkat menembus hutan menuju Jayapura. Tidak banyak yang dibawa, hanya bekal makanan seadanya, sementara Pevita sama sekali tidak membawa apapun, satu-satunya pakaian yang ia bawa pun hanya pakaian yang ia pakai,berupa celana pendek model army, tank-top hijau, dan kemeja army tebal yang sudah sobek di beberapa tempat. Terpikir untuk kembali ke reruntuhan pesawat, tapi ia mengurungkan niatnya karena merasa tidak akan kuat mental melihat reruntuhan tersebut. Sepanjang perjalanan, tidak banyak yang terjadi, mereka mengobrol sebisanya namun kendala bahasa menghambat komunikasi mereka.  Pevita dan Kabes cepat akrab meskipun obrolan mereka dicampur dengan bahasa isyarat, namun Worai justu sebaliknya, pemuda itu selalu berjalan mendahului atau dibelakang Pevita, ia tidak berusaha menjalin komunikasi, hanya seringkali Pevita memergokinya menatap tubuhnya dengan perasaan yang membuat risih.

Malam pun tiba, suhu udara turun dengan drastis dan serangga-serangga mulai berkerumun. Mereka pun menyalakan api unggun, sementara Kabes menyerahkan sekantung lemak hewan, untuk mengusir dingin dan serangga. Pevita semula enggan menggosokkan lemak ke seluruh tubuhnya tersebut, tapi ia tidak memiliki pilihan lain, sehingga iapun menggunakan lemak hewan tersebut.  Keesokan harinya mereka kembali berjalan sepanjang pagi, hingga siangnya mereka menemukan sebuah air terjun yang cukup besar. Pemandangan ditempat itu sungguh indah, sehingga Pevita merasa menyesal tidak membawa kamera ditangannya. Tiba-tiba, Kabes dan Worai membuka koteka mereka hingga mereka berdua telanjang bulat, lalu terjun ke danau kecil dibawah air terjun tersebut. Muka Pevita langsung memerah, baru kali ini ia melihat tubuh telanjang lelaki dewasa.
“Ayo..sini..” ajak Kabes pada Pevita.
Pevita sejenak berpikir, tidak mungkin ia terjun keair dengan berpakaian lengkap, pakaian ini adalah pakaian satu-satunya, jika ia pakai terjun terus langsung berjalan dengan baju basah,  ia bisa menderita radang paru-paru. Ia benar-benar ingin mandi untuk menghapus jejak dan aroma lemak hewan yang masih menempel ditubuhnya. Setelah menimbang-nimbang, iapun memustuskan untuk mandi, bukankan suku-nya Kabes sudah terbiasa melihat wanita setengah telanjang? Jadi pasti tidak akan ada masalah. Jadi dengan menahan rasa malu, Pevita membuka kemeja dan Tank topnya, lalu memelorotkan celana pendeknya, hingga si gadis remaja hanya berdiri dengan mengenakan BH dan celana dalam saja.

Sejenak ada perasaan aneh melingkupi dirinya, berdiri setengah telanjang seperti ini dihadapan lelaki, baru kali ia lakukan. Tapi ia mengibaskan perasaan itu dan segera bergerak menuju air.  Kabes tampak acuh tak acuh melihatnya, tetapi Worai melotot melihat tubuh putih mulus Pevita yang sangat kontras dengan tubuhnya sendiri. Pevita berusaha mengacuhkannya dan merendamkan tubuhnya kedalam air, sungguh segar rasanya. Tiba-tiba Kabes waspada, ia segera berlari kedaratan langsung menuju hutan.
“kelinci..kelinci” katanya sambil berlari dan menyambar busus dan kantong anak panahnya, iapun melompat kebalik semak langsung menuju hutan.
Sekarang hanya tinggal Worai dan Pevita, melihat pandangan Worai yang seperti menelanjanginya, Pevita merasa risih, iapun  berjalan ke tepi untuk mengambil pakaiannya. Tapi tiba-tiba ia merasa ada yang memegang tangannya dan menariknya, Worai berdiri dengan memegang bahu Pevita dengan kedua tangannya. Pevita terkejut, ia menatap mata Worai yang terlihat serius, lalu tanpa sadar pandangannya turun kebawah, dan berdetak lah jantungnya lebih keras lagi, ketika melihat penis hitam Worai sudah mengacung tegak, dengan ukuran yang luar biasa besar. Panjangnya mungkin sekitar 20 cm lebih, dan diameter sebesar lengan bayi.

“Eh..mau apa kamu?..lepasin” kata Pevita gemetar, pikirannya berkecamuk.
Worai tidak menjawab, ia hanya menundukkan kepalanya dan mencoba mencium bibir Pevita, Pevita terkejut dan mencoba memalingkan wajah, namun terlambat, bibir Worai telah menyentuh bibirnya, terasa hangat dan basah, Pevita pun hanya bisa mematung. Perlahan lidah Worai menyapu bibir Pevita merah Pevita, menjilatinya perlahan sambil membuka celah masuk. Berbagai macam pikiran berkecamuk di benak Pevita, ia sungguh bingung akan apa yang terjadi. Tanpa sadar mulutnyapun terbuka. Lidah Worai seakan tahu ada celah, langsung menerobos mulut Pevita, lidahnya langsung menjilati seluruh sudut mulut Pevita hingga akhirnya lidah mereka saling membelit. Pevita yang terbawa aruspun membalasnya. Tampaknya rasa hutang budi karea telah menyelamatkan nyawanya, dan sensasi kebebasan yang muncul dari alam liar disekelilingnya telah menpengaruhi penilaiannya. Mereka pun berciuman cukup lama, hingga air liur mereka tampak membasahi sekeliling mulut mereka berdua.  Worai pun memegang kepala Pevita dengan dua tangannya, semetara kedua tangan Pevita menyusuri dada Worai yang bidang, turun hingga ke perut, hingga akhirnya kedua tangannya menggenggam penis Worai yang telah ereksi.

Baru kali ini Pevita memegang penis orang dewasa, rasanya hangat, dan berdenyut-denyut layaknya mahluk hidup. Kedua tangan Pevita yang mungil tidak sampai menutupi penis Worai yang panjang, Pevita pun perlahan menaik turunkan genggamannya di sepanjang batang penis Worai. Worai pun terengah-engah merasakan hallusnya tangan Pevita disepanjang batang penisnya, ciuman mereka pun bertambah hangat. Tak lama, Worai mengangkat tubuh Pevita dengan mudahnya, dan menggendongnya kepinggir danau. Ia lalu membaringkan tubuh Pevita diatas rumput tebal yang terletak tak jauh dari situ. Mereka berdua saling tatap, pancaran kasih sayang tampa jelas dimata Worai, sementara pandangan Pevita begitu sayu, antara berahi, ragu-ragu, dan penasaran. Disatu sisi ia pasrah karena ingin balas budi, disisi lain ada rasa takut yang menyelebunginya, takut akan suatu hal yang belum ia kenal sebelumnya, yaitu memadu cinta. Setelah membaringkan Pevita, Worai berbaring di sebelahnya, ia lalu kembali mencium Pevita dengan penuh kasih sayang, sementara satu tangannya meraih payudara Pevita, lalu meremasnya dengan lembut. Pevita tersentak, belum pernah ada laki-laki yang menjamahnya seperti itu sebelumnya. Remasan lembut Worai terus berlanjut, hingga ia akhirnya mencoba meyingkirkan cup bra Pevita, namun sulit karena kaitnya masih terpasang. Menyadari hal itu, Pevita lalu bangkit duduk, kedua tanganya kebalik punggung dan membuka kait Bra-nya, bra-nya pun terlepas dengan mudah, memperlihatkan kedua payudaya mudanya yang begitu mengkal dan menggoda.

Melihat kedua payudara indah Pevita yang tidak tertutup apapun, Worai menahan nafasnya, sejak pertama melihat Pevita, ia telah jatuh hati. Belum pernah ia melihat seorang perempuan secantik Pevita sebelumnya. Kulitnya yang putih bersih dan halus, sangat berbeda dengan perempuan di desanya yang rata-rata kasar karena kerja keras. Belum lagi wajah cantiknya yan sempat membuat Worai berpikir bahwa Pevita adalah bidadari yang jatuh dari langit. Menyadari tatapan Worai yang begitu dipenuhi kekaguman, wajah Pevita memerah, ia merasa malu sehingga berusaha menutupi kedua payudaranya dengan tangannya. Tatapan malu-malu serta sikapnya yang begitu lugu namun menggoda justru memuat Worai makin terpukau. Ia lalu meraih kedua tangan Pevita, mencium kedua tangannya dengan mesra, lalu dengan lembut kembali membaringkan Pevita diatas rumput. Mulut Worai lalu menjelajah perut Pevita, menciumi mulai dari bawah perut, pusar, dada bagian bawah, ujung payudara Pevita, hingga akhirnya sampai ke puncak payudara Pevita dimana ia mengecup putting payudara Pevita lalu perlahan memasukkannya kedalam mulut, dan menghisapnya dengan lembut.  Pevita kembali menggelinjang , geli sekali rasanya. Kali ini kedua tangan Worai meraih kedua bukit payudara Pevita dan meremasnya dengan lembut, dan mulutnya beralih-alih antara dua pucuk bukit payudara pevita, hingga akhirnya kembali mendaratkan ciuman di bibir Pevita yang merekah.

Cukup lama juga keduanya bercumbu, hingga akhirnya Worai beringsut dan memposisikan diri di depan Pevita. Tangan Worai meraih berusaha menarik celana dalam Pevita. Untuk sejenak Pevita meragu dan mempertahankan celana dalamnya, ia menggelengkan kepalanya tanda tak setuju. Melihat penolakan Pevita, Worai pantang mundur, ia lalu menindih Pevita sementara satu tanggannya menyelusup lewat bagian atas celana dalam Pevita. Pevita berusaha meronta, tapi rontaannya lemah karena tidak disertai tekad yang kuat. Akhirnya tangan Worai berhasil menyusup kebalik celana dalam Pevita, dan meraih gundukan bukit kecil di selangkangannya. Worai pun meremas-remas bukit kecil itu dengan perlahan. Jari-jarinya lalu menemukan belahan pada bukit kecil itu, dan Worai lalu menyusuri belahan tersebut dengan jarinya, naik-turun dengan perlahan. Erangan pun keluar dari mulut Pevita, rontaannya semakin melemah. Susuran jari Worai di sepanjang belahan vagina Pevita pun semakin dalam dan dalam, hingga akhirnya Kaber menggososk clitoris Pevita dengan cukup keras, Pevita pun merasakan aliran listrik meyengat tubuhnya.
“ahhhh..jang..ann” erang Pevita.
Tapi Worai melanjutkan gosokannya tanpa ampun. Pevita pun semakin larut dalam birahi. Melihat Pevita sudah pasrah, Worai langsung menarik lepas celana dalam Pevita, iapun membuka kedua kaki Pevita lebar-lebar, dan jatuh terduduk didepan selangkangan sang artis belia.

Mata Worai serasa nanar, kepalanya pusing luar biasa, belum pernah ia melihat pemandangan seindah ini. Vagina gadis belia yang masih rapat, belahannya yang tipis ditumbuhi rambut halus yang masih amat jarang. Pevita yang melihat ekspresi Worai, kembali merasa malu, wajahnya kembali merona merah menambah cantik dan imut wajahnya.
“Jang..ann..dilihat…aku..malu” erangnya sambil berusaha menutup kedua kakinya, namun kedua tangan Worai menahannya.
Seakan setengah sadar, tangan kanan Worai menyusuri kaki Pevita, naik kelutut, lalu membelai paha mulus dihadapannya, hingga akhirnya  sampai ke pangkal paha Pevita. Tangan itu pertama-tama mengusap vagina indah tersebut, kemudian kedua jarinya menyusuri belahannya yang rapat, lalu perlahan meregangkan belahan vagina tersebut, menguakan vagina tersebut dan memperlihatkan bagian dalamnya yang berwarna merah muda, merekah indah bagai bunga yang siap dipetik. Worai ternganga, tangan dan kakinya gemetaran, jantungnya berdebar keras seakan hendak meledak. Keindahan lembah Baliem pun masih kalah indah dengan pemandangan didepannya saat ini. Perlahan kedua jari yang masih meregangkan vagina Pevita itu mulai bergerak masuk, menusuk kedalam liangnya. Masih amat sempit, kedua jari itupun hampir tidak bisa masuk, namun dengan perlahan, sedikit demi sedikit, kedua jari itupun sedikit menembus liang vagina yang belum pernah terjamah siapapun sebelumnya.

Pevita merintih, antara sesak, geli, nikmat, ia bisa merasakan senti demi senti kedua jari Worai yang menembus liang vaginanya. Worai pun menikmati  jepitan erat vagina Pevita, denyutan dinding vagina yang memijat jarinya, sensasi yang tak terbayangkan sebelumnya. Worai pun mendorong jari-jarinya untuk masuk lebih jauh, perlahan-lahan, dan ketika sudah mentok, ia lalu menariknya keluar, lalu mendorongnya masuk kembali. Rintihan Pevita makin keras, iapun menggigit bibirnya menahan rasa nikmat yang menerpanya. Perlahan Worai merasakan vagina itu makin basah, dan mengeluarkan cairan lengket tapi licin yang berbau khas. Cairan itu langsung meliputi seluruh jarinya, iapun menarik tangannya dan mengamati cairan diujung jarinya itu, Worai pun memasukkan jarinya kedalam mulutnya, aroma khas perempuan langsung memenuhi seluruh indra perasa Worai, sensasi yang luar biasa. Worai lalu memposisikan diri diantara kedua kaki Pevita, satu tangannya memegang penisnya, sementara satu tangannya memegang paha Pevita, ia lalu menggosok-gosokkan kepala penisnya ke belahan vagina Pevita. Merasakan sentuhan benda tumpul itu, Pevita kembali merasa panik menyerangnya, disatu sisi ia ingin melanjutkannya, tapi di sisi lain ia memikirkan keperawanannya.  Ia kembali hendak meronta, tetapi Worai kembali menindihnya, satu tangannya mengusap-usap wajah canti Pevita, mulutnya mengeluarkan suara menenangkan.

Perlahan kepala penis Worai menerobos masuk liang vagina Pevita, hanya sedikit, namun sudah cukup untuk membuat Pevita merintih-rintih. Worai kembali mendorongkan kepala penisnya, masih susah masuk. Liang vagina Pevita yang masih erawan masih terlalu sempit untuk dioterobos penis raksasa Worai. Setelah beberapa kali berusaha, akhirnya sedikit-demi sedikit penis hitam besar dan berurat itu menembus liang vagina Pevita, karena masih juga susah, Worai menggunakan sistem tarik ulur, menarik 3 senti, mendorong 5 senti, begitu terus menerus, sedikit demi sedikit. 3,5,10,12,15 senti dari penis Worai akhirnya menembus vagina Pevita. Penis itupun menmbus selaput dara sang artis jelita. Pevita pun mengeluarkan jeritan keras. Sesak sekali rasanya, pedih, perih, ingin rasanya ia menghentikannya, namun rasa askit begitu menguasainya, hingga untuk bergerak saja sulit. Worai yang menyadari penderitaan Pevita menghentikan aksinya. Ia terdiam sesaat, sambil menghayati denyutan dinding vagina Pevita yang meremas-remas penisnya, hangat.. basah…sempit. Setelah merasa bahwa Pevita mulai tenang, Worai kembali mendorongkan penisnya, Rintihan kembali keluar dari mulut Pevita, wajahnya mengernyit menahan sakit, iapun segera merangkul tubuh Worai dan mendekapnya seerat mungkin. Dengan satu dorongan terakhir, Worai pun akhirnya bisa memasukan seluruh batang penisnya kedalam liang vagina Pevita.

Keduanya terdiam sejenak, Pevita merasa bagian bawah tubuhnya terasa sesak, Worai merasa berada di langit ketujuh, kenikmatan paling luar biasa yang pernah ia alami. Tak lama keduanya kemudian saling pandang, pertukaran emosi terjadi saat itu juga. Worai lalu perlahan menggerakan pinggulnya naik turun, kesat…terlalu sempit. Lebih perlahan ia memaju munduran pinggul, kali ini disertai putaran dan goyangan. Berhasil…penisnya mulai berjalan keluar masuk, walau masih seret. Pevita merintih, setiap kali Worai menarik penisnya, bibir vagina Pevita tertarik keluar, sementara ketika Worai mendorong masuk, bibir vaginanya seakan melesak masuk. Tak lama kemudian, gerakan Worai makin lancar, dibantu oleh cairan pelumas Pevita yang mengucur keluar semakin deras disertai darah perawannya, penis itu mulai bergerak keluar masuk dengan lancar. Pevita memejamkan mata menghayati benda asing yang menyerbu kedalam vaginanya itu, ia bisa merasakan tiap milimeter dari penis Worai, terus menerus menggesek dinding liang vaginanya. Pevita pun menggigit bibirnya ketika merasakan gelombang kenikmatan yang mulai menyerangnya. Tidak bisa tidak, Pevita terus menatap penis hitam raksasa milik Worai yang terus menerus bergerak keluar masuk vaginanya, tidak habis pikir bagaimana mungkin vaginanya bisa menampung penis sebesar itu, tetapi justru hal itulah yang terjadi.

Sungguh kontras perbedaan diantara kedua anak manusia yang sedang berpacu itu, yang satu besar berotot dengan kulit hitam legam, sementara yang satu lagi mungil, putih bagai pualam, dan tamapk begitu murni. Tapi justru perpaduan keduanya, ditingkahi dengan alam liar disekeliling mereka, menimbulkan harmoni serasi yang memberi arti bagi kehidupan manusia manusia yang hanya sekejap mata. Worai sendiri merasa seakan tubuhnya siap meledak karena nikmatnya. Ia berpikir, jadi yang seperti ini yang namanya surga. Surga ternyata telah datang kehadapannya dalam bentuk mahluk cantik dan indah bernama Pervita Pearce, rasanya terlalu luar biasa untuk digambarkan, hanya bisa dirasakan dan dinikmati. Bila ia mati saat ini juga ia akan rela rasanya. Pevita tidak kalah bahagianya, sejenak ia merasa heran, bagaimana sebuah bagian tubuh bisa menimbulkan kenikmatan sebegini dashatnya, tindakan sederhana yang didasari nafsu binatang, ternyata bisa menimbulkan sensasi surgawi. Ingin rasanya Pevita menghentikan waktu saat itu juga, dan menikmati sensasi ini dalam keabadian. Kedua mahluk tuhan itupun terus berpacu mendaki puncak kenikmatan, setiap,  erangan, tarikan nafas, tatapan, sentuhan, hanya bisa memacu mereka untuk terus menggelora terbakar api birahi, dibawah tatapan langit biru Papua.

30 menit lamanya mereka berpacu, hingga kemudian Pevita merasakan dirinya ditelan gelombang besar yang meluluh lantakkan tubuhnya, seluruh tubuhnya gemetaran menahan nikmat yang tak tertandingi.
“Ahhh..aahhh..ahhh…erhhgggg…oh..godddd” erangan sensual ini menambah semangat Worai untuk terus memacu tubuh Pevita yang kini hanya bisa terlonjak-lonjak menerima gempuran Woran.
Pevita pun menjerit, orgasmenya telah tiba….Tak terbayangkan rasanya, terlalu……Tubuhnya pun merenggang, lemah, lemas, pikirannya melayang, sungguh terlalu… hanya itu yang ada di pikirannya. Worai merasakan semburan cairan orgasme Pevita, menerpa penisnya, hangat. Iapun mempercepat genjotannya, orgasme nya pun telah diambang pintu. Penisnya berdenyut keras, seakan hendak copot. Pandangannya nanar, kepalanya seperti terpukul batu, dan badannya refleks tertekuk seperti dilipat tangan tak terlihat. Worai pun menghujamkan penisnya sedalam mungkin kedalam vagina Pevita
“Ohhhh….Pevi..ta..” sambil merintihkan nama Pevita, Worai pun menyemburkan spermanya, jauh didalam relung tubuh Pevita.
Pevita bisa merasakan semburan hangat sperma Worai dalam vaginanya, memenuhi rahimnya, kenikmatan kembali meliputi Pevita, sehingga wajah cantiknya terdongak kebelakang dan terpejam, dengan mulut membentuk huruf O.

Hening sejenak menyapu danau tersebut, meskipun debur air terjun masih memacu, namun tidak ada satu suara pun yang bisa menembus pendengaran Pevita maupun Worai. Yang ada hanya kedamaian, dan ketenangan. Nafas keduanya turun naik seirama, keduanya mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, sia-sia saja, tidak ada gunanya memberi arti, pada sesuatu yang tak terdefinisikan, kecuali sebagai salah satu anugerah terbesar bagi umat manusia. Sejenak keduanya saling tatap, senyum pun terkembang. Worai mencium bibir Pevita dengan mesra, lalu jatuh terguling kesamping, keduanya kini bersisian berbaring telentang. Sejenak keduanya memandang langit biru Papua berhiasakan gulungan awan putih diatas mereka, perspektif mereka seakan terbalik, kini mereka merasa merekalah yang berada diatas awan, dan bumi berada dibawah mereka. Tidak bisa tidak, Pevita berpikir, mungkin inilah Negeri diatas Awan yang sesungguhnya, iapun tertawa perlahan lalu meningkat hingga tertawa keras, Worai pun tertawa keras menyambutnya. Inilah waktu mereka…nikmati saja.
“Sudah eh!?”  sebuah suara mengganggu mereka.
Pevita terlonjak bangun, ia segera menyambari pakaiannya yang berhamburann dan memakainnya dengan tergesa-gesa. Kabes, rupanya sudah berada disana, entah sejak kapan. Dia duduk diatas batu besar didekat danau, Satu tangannya memegang busur panah, sementara satu tangannya memegang dua ekor kelinci yang gemuk-gemuk. Senyum tampak terkembang di wajah Kabes.

Dengan salah tingkah, Pevita berusaha tersenyum sambil merapikan pakaiannya.  Karena tak tahu harus berbuat apa, iapun berjalan menjauh menuju kearah Jayapura.
“Eh..kemana?!” teriak kabes memanggilnya.
Melihat Pevita tidak menghiraukan panggilannya, Kabes melompat turun, ia mendekati Worai, lalu memegang bahu Worai.
“Selamat Worai, kamu telah menjatuhkan pilihan, sekarang kamu sudah jadi pria dewasa” katanya dalam bahasa sukunya.
Keduanya saling bertukar senyum, lalu berlari mengejar Pevita yang berjaan cepat dengan muka merah padam. Rombongan itu baru berhenti ketika gelap tiba. Mereka lalu memanggang kelinci hasil tangkapan Kabes tadi siang. Percakapanpun dimulai, Kabes pun menjelaskan adat istiadat sukunya. Dalam sukunya, jika seorang pria yang sudah mulai dewasa menyukai seorang gadis, dan secara serius hendak memperistri si gadis, ia diperbolehkan untuk memperkosa si gadis. Worai rupanya telah jatuh hati kepada Pevita, dan bermaksud memperistrinya. Maka terjadilah peristiwa tadi siang.
Pevita termenung melihat pandangan Worai yang penuh kasih sayang hatinya sangat terharu, walau bagaimanapun Worai telah menyelamatkan jiwanya. Tapi untuk menjadi istrinya, Pevita tidak mungkin mau, ia masih terlampau belia untuk diperistri, apalagi oleh orang suku pedalaman seperti Worai yang statusnya beda jauh dari dirinya yang aktris. Untuk sementara bermacam pikiran berkecamuk di benaknya. Cahaya api unggun terus bergerak-gerak menyinari ketiganya, namun cahaya di mata Worai jauh lebih bersinar, yang justru makin menusuk perasaan Pevita. Pevita pun memalingkan wajahnya, ia jadi malu membayangkan kejadian tadi itu. Itu adalah seks pertamanya, sebuah pengalaman yang tidak akan pernah dilupakannya seumur hidup, terlibat seks di alam liar dengan penduduk asli.
“Yah…nikmati saja hari ini, lalu terimalah esok hari dengan segala kebesarannya.” Katanya dalam sambil tersenyum ditahan.

Novi, the Kind Girl


Novi
Aku sangat bosan di rumah karena tidak ada yang bisa kulakukan di rumah.
"hadoh, bt gue di rumah…ngapain ya yang enak?", kataku bicara sendiri.
"gue telpon temen gue ah", lalu aku mengambil hpku dan menelpon temanku.

Aku menunggu telponku diangkat, tapi tak diangkat-angkat oleh temanku itu. Berkali-kali aku mencoba menelpon temanku, tapi tetap tak diangkat, aku mengirim sms juga tak dibalas.
"ah,,kalo gitu gue langsung ke rumah dia aja deh,,". aku mengganti baju rumahku dengan baju yang biasa kupakai untuk bepergian.
"Mah, mau pergi ke rumah temen dulu!", teriakku karena ibuku sedang mandi.
"oh iya,,ati-ati ya,,", balas ibuku.


Aku hanya pamit ke ibuku karena tentu saja ayahku sedang bekerja dan kakakku juga sedang kuliah. Aku keluar dari rumah dan mendekati ojek untuk mengantarkanku ke alamat rumah temanku. Setelah sudah deal, aku naik ke atas motor.
"neng…kok gak pegangan abang? nanti jatoh lho".
"nggak ah".

Aku tidak mau berpegangan ke tukang ojek itu karena aku takut jika tukang ojek itu ngerem mendadak, payudaraku yang berukuran 36 B bisa menempel ke punggungnya. Aku tidak mau itu terjadi lagi, aku berpegangan ke motor. Setelah sampai, aku membayar ongkos ke tukang ojek. Tukang ojek itu berusaha menggodaku, aku jadi illfeel dan langsung meninggalkan tukang ojek itu. Aku mengetuk pintu rumah dan memanggil nama temanku berulang kali, tapi tetap tak ada jawaban. Ketika aku berencana pulang, aku mendengar suara yang pelan. Aku menjadi penasaran dan ketika aku mencoba membuka pintu rumah temanku ternyata tidak terkunci sehingga aku bisa masuk ke dalam rumah temanku. Aku terus mendengarkan suara yang pelan sambil mencari sumber suara itu. Akhirnya, aku menemukan sumber suara itu dari dalam kamar temanku, aku menempelkan kupingku ke pintu kamar.

"oohh,,mmmhhh,,aahhh,,terusshh,,", aku bisa mendengar suara itu sangat jelas sekarang. Suara itu ternyata adalah desahan dan aku bisa mengenali desahan itu adalah desahan temanku karena aku sangat hafal suara temanku. Aku masuk ke dalam kamar karena tidak terkunci dan melihat temanku dan seorang cowok sedang bersetubuh dengan sangat bersemangat.
"Maya", kataku.

Mereka berdua sempat terhenti dan melihat ke arahku.
"oh Novi, gue kirahh siapahh", kata Maya dengan nafas terengah-engah.
"neng Novi bikin kaget aja,,".
"udahh…lanjuthh pak!", pinta Maya ke orang yang penisnya sedang tertanam di dalam vaginanya sehingga orang itu melanjutkan memompa penisnya keluar masuk

Aku duduk di sofa yang tepat menghadap ke ranjang jadi, aku bisa melihat pemandangan Maya yang sedang keenakan. Setelah melihat dengan seksama aku bisa mengenali lelaki yang sedang asyik menggenjot penisnya ke vagina Maya. Lelaki itu bernama pak Joko, dia adalah ketua RT di komplek perumahan Maya. Pak Joko sudah berumur 47 tahun, seperti kebanyakan bapak-bapak perutnya gendut, rambutnya sudah botak, ditambah lagi mukanya jelek, tapi semenjak Maya diperkosa olehnya, Maya malah ketagihan karena pak Joko punya penis yang besar dan dia juga punya stamina yang bisa membuat gadis muda kewalahan. Melihat Maya dan pak Joko yang terlihat sangat menikmati permainan mereka, aku jadi bergairah sehingga tanpa sadar aku menutup mata dan mulai meremas-remas payudara kananku yang masih tertutup bh dan bajuku.
"ookkhh!!", erang pak Joko.

Spontan aku membuka mata, aku melihat pak Joko sedang diam dan tubuhnya menegang yang menandakan kalau dia sedang menanam benihnya ke dalam rahim Maya sementara aku tetap meremas-remas payudaraku. 2 menit kemudian, pak Joko mencabut penisnya dari vagina Maya dan melihat aku yang sedang dalam keadaan benar-benar terangsang akibat melihat mereka berdua menyatu dalam hawa nafsu. Pak Joko tidak berkata apa-apa, malah dia mencium dan melumat habis bibir Maya. 2 menit kemudian pak Joko melepas cumbuannya dan membisikkan sesuatu ke Maya sehingga Maya langsung melihat ke arahku dan tersenyum.


Maya
"Nov…lo mau juga??".
"ah ng…ng…nggak", aku menghentikan aktivitasku karena malu dan aku jadi salah tingkah.
"ah lo Nov, udah biasa ama pak Joko pake malu-malu segala”.
"tau neng Novi, udah biasa ama bapak juga,,".
"ya udah Nov,,gantiin gue dong,,".
"tapi…", kataku.
"tenang aja,,tadi gue ama pak Joko udah 3 ronde,,".
"oh,,pantes aja,,tadi gue telpon gak lo angkat,,".
"iya,,hehe,,".
"gue gantiin lo? emang lo mau ngapain?", tanyaku.
"gue ada urusan bentar,,gantiin gue makanya,,kasian pak Joko lagian tinggal 1 ronde terakhir,,".
"iya deh,,", jawabku tidak keberatan karena pak Joko hanya mampu 4 ronde, tapi setiap rondenya bisa berlangsung 30 menit lebih. Maya bangkit dari tempat tidur dan mulai memakai bajunya.
"May,,lo gak mandi 'n bersihin vagina lo?", tanyaku.
"ah,,gak usah,,pake minyak wangi juga cukup,,".
"terus vagina lo?".
"gak apa-apa, kan pejunya pak Joko gak apa-apa".
"oh iya ya", aku baru teringat kalau pak Joko tidak bisa membuat cewek hamil karena dia sudah diperiksa oleh dokter dan dinyatakan positif mandul sehingga aku tidak khawatir pak Joko bisa membuatku hamil.
"ayo neng Novi,,sini,,".
"pak Joko udah gak sabar ya?", aku meledeknya.
"iya,,udah lama gak ketemu nih,,".
"woo,,dasar!!"


Pak Joko
"Dah,,pak Joko,,maen ama Novinya jangan kasar,,kasihan Novi,,".
"iya Maya sayang,,ati-ati ya,,", balas pak Joko.

Maya keluar dari kamar meninggalkanku dengan pak Joko.
"neng Novi,,buka bajunya dong,,bapak udah kangen pengen ngeliat body neng Novi,,hehe,,".
"iya,,iya,,sabar dong pak,,". Aku mulai membuka pakaianku dengan pak Joko berada di hadapanku yang melihat setiap gerakanku tanpa berkedip sekali pun. Dalam sekejap, aku sudah telanjang di hadapan pak Joko.
"nah,,gitu dong,,bapak kan jadi bisa ngeliat toket neng Novi yang mancung banget,,".
"ah,,pak Joko bisa aja,,".
Aku mendekati pak Joko yang sudah menungguku di atas ranjang dengan penisnya yang sudah berdiri tegak lagi.
"ayo neng…mulai yuk!!" Pak Joko mendekat kearahku yang duduk di depannya.

Dia mendorongku hingga aku tidur terlentang. Pak Joko mendekat, dia mencium bibirku, dia lumat bibirku dan kadang dia berhenti sehingga aku bisa membalas melumat bibirnya. Pak Joko sangat bernafsu melumat bibirku hingga aku agak kesulitan bernafas lalu ia menggunakan lidahnya untuk mencari lidahku. Ketika lidahku dan lidahnya bertemu, kami saling membelitkan lidah sehingga kami saling bertukar air liur. Kami berciuman seperti sepasang kekasih yang lama tidak bertemu, begitu panas dan sangat bergairah. Pak Joko melepaskan cumbuannya sehingga air liur kami yang menjadi satu bisa terlihat.
"bibir neng Novi emang manis banget, tapi bibir neng Maya lebih manis,,hehe,,".
"heemmm…tau deh, yang sering ciuman ama Maya", balasku.
"iya dong,,neng Novi,,bapak lanjutin ya,,".
"silakan,,".
Pak Joko kini memusatkan pandangan matanya ke arah payudaraku.
"neng Novi, toketnya kok mancung banget sih?".
"ya mana Novi tau, dari sananya pak,,".

"emang ukuran neng Novi berapa sih?".
"36 B".
"wuih…36 B, pantes mancung banget".
"emang kenapa si pak?".
"nggak kenapa-kenapa,,bapak cuma jadi gemes aja,,".
"yee, pak Joko bisa aja nih”.

Pak Joko langsung memegang dan memencet payudaraku sehingga kedua putingku semakin mencuat ke atas, tanpa disuruh lagi dia langsung mengulum puting kiriku dan memencet serta memilin puting kananku.
"oouummhh,,", desahku sangat pelan.

Aku tak tau harus berbuat apa dengan kedua tanganku jadi, aku menggunakan kedua tanganku untuk mengelus-elus kepala pak Joko yang sedang asik mengeksplorasi setiap senti dari kedua buah payudaraku yang putih, kenyal, besar, dan mancung. Setelah payudaraku sudah terbaluri air liurnya, pak Joko langsung membuka kedua kakiku lebar-lebar karena dia ingin menjilati vaginaku. Aku membantunya dengan melebarkan kakiku sendiri sehingga pak Joko bisa melihat vaginaku.
"wew,,memek neng Novi warnanya bagus,,".
"ha? maksudnya?".
"iya, warnanya merah menggoda gitu".
"haha…bisa aja nih pak Joko, Novi jadi malu nih".
"hehe…ya udah, bapak jilat ya!".

Spontan, aku tersentak kaget ketika pertama kali lidah pak Joko menyentuh bibir luar vaginaku yang masih tertutup rapat.
"mmmhhh…terusshh!", erangku keenakan.

Aku merapatkan kedua kakiku ketika pak Joko mulai menjilati rongga dalam vaginaku karena terasa begitu nikmat hingga badanku terasa ringan dan melayang-layang di langit. Tentu saja, kepala pak Joko terhimpit di antara kedua paha putihku, tapi pak Joko terus melanjutkan aktivitasnya sementara aku menggunakan tangan kiriku untuk meremas-remas kedua buah payudaraku secara bergantian dan kugunakan tangan kananku untuk memainkan klitorisku jika pak Joko sedang tidak menyentil-nyentil klitorisku dengan lidahnya. 5 menit penuh kenikmatan, akhirnya aku merasakan kejutan gelombang listrik mengalir di sekujur tubuhku sehingga tubuhku mengejang yang menandakan aku mencapai klimaks.

"ssrruupp!!!", bunyi seruput terdengar begitu jelas ketika pak Joko menyeruput habis cairan vaginaku.

Setelah selesai, ia menepuk-nepuk pahaku agar aku melepaskan himpitanku.
"enak banget,manis", komentar pak Joko setelah aku merenggangkan kakiku.
"makasih pak".
"sekarang maen jilat-jilatan yuk,,".
"ayo, siapa takut", jawabku.

Pak Joko tidur terlentang dan aku menaiki tubuhnya dengan posisi terbalik sehingga vaginaku berada di depan wajahnya dan penisnya berada di depan wajahku. Aku mulai dengan mengemut-emut kepala penis pak Joko yang membuat tubuhnya sedikit bergetar mungkin karena geli, ngilu, dan enak campur menjadi satu. Lalu aku menjilati batangnya dari bawah ke atas 3x kemudian aku menjilatinya dari atas ke bawah 3x juga. Aku memandikan penis pak Joko hingga benar-benar basah oleh air liurku sementara aku sendiri sudah 2x orgasme karena sudah lebih dari 10 menit. Setelah itu, aku langsung bangkit dan memposisikan vaginaku tepat berada di atas penis pak Joko. Aku menurunkan tubuhku hingga penis pak Joko menjadi penghuni vaginaku. Aku mulai mengangkat dan menurunkan tubuhku agar penis pak Joko bisa keluar masuk vaginaku, selama menggerakkan tubuhku sendiri, aku membiarkan pak Joko mengendalikan tubuhku dengan memegang payudaraku. Lama juga kami bersetubuh dengan posisi ini, pak Joko mengajakku berganti posisi. Pak Joko menggenjot vaginaku dari belakang dengan aku berpegangan pada kursi.
"aahh…aahh…aahh!!", desahku.

Tiba-tiba pak Joko menarikku turun dari bangku lalu menarik kedua tanganku ke belakang. Dia menyuruhku berjalan sehingga kami berjalan pelan mengelilingi kamar dengan penis pak Joko terus tertancap di dalam vaginaku, bahkan kadang-kadang berhenti karena pak Joko menyodokkan penisnya kuat-kuat ke dalam vaginaku yang membuatku mengerang kencang. Lalu pak Joko mendorong tubuhku hingga tubuhku menempel di dinding tepat di sebelah pintu masuk kamar Maya.

Pak Joko mencabut penisnya dari vaginaku dan memasukkannya ke dalam anusku, tentu saja penis pak Joko masuk dengan mudah karena sudah berlumuran cairan vaginaku yang aku keluarkan dari beberapa orgasmeku. Sambil terus memompa penisnya, pak Joko menjilati kuping kiri dan kananku secara bergantian, kadang-kadang aku juga menolehkan kepalaku ke kiri atau ke kanan agar pak Joko bisa berperang lidah di dalam mulutku. Tiba-tiba pintu yang ada di samping kami terbuka dan Maya langsung masuk.
"Ya ampun, pak Joko belom selesai ama Novi?".

Pak Joko menarikku menjauh dari tembok sehingga tubuhku tidak menempel lagi di tembok, lalu ia menghadap ke Maya sambil menggerakkan kedua tangannya meremas-remas kedua buah payudaraku, tangan pak Joko jadi seperti bh yang menampung kedua buah payudaraku. Dan karena pak Joko menghadap ke Maya, tentu saja aku dan Maya saling bertatapan muka.
"belum Maya sayang, abisnya memeknya neng Novi seret 'n sempit banget, sayang kalo buru-buru".
"oh,,yau da deh,,Maya nonton aja deh,,".
Maya duduk di kursi sementara aku dan pak Joko kembali ke ranjang. Aku tidur terlentang membuka vaginaku untuk menerima penis pak Joko lagi. Pak Joko mendorong kakiku ke depan sehingga kakiku berada di samping kepalaku lalu dia mencoblos vaginaku. Kali ini, penis pak Joko terasa lebih masuk ke dalam vaginaku. Tidak beberapa lama kemudian, pak Joko menekan penisnya dengan sangat kuat ke dalam vaginaku dan akhirnya dia menyemprotkan spermanya ke dalam vaginaku. Sambil menunggu selesai, pak Joko menjilati seluruh wajahku hingga basah oleh air liurnya. Setelah isi penis pak Joko sudah disedot oleh vaginaku dan penis pak Joko juga sudah mulai menyusut, pak Joko mencabut penisnya dari vaginaku lalu dia duduk di depanku.
"gila,,neng Novi,,makasih,,bapak puas banget,,".
"sama-sama pak,,", kataku masih agak lemah.
"udah pak?", tanya Maya.
"udah Maya sayang, bapak udah gak kuat".
"ya udah, pak Joko pulang ya, soalnya Maya sama Novi mau jalan-jalan,,", balas Maya.
"oke,,".

Pak Joko memakai bajunya sementara Maya mendekatiku yang masih terbaring di atas ranjang.
"capek ya Nov??".
"iya,,capek banget,,".
"gimana kalo 3 ronde kayak gue,,bisa pingsan deh lo Nov,,".
"iyaa,,lo kan udah biasa ama pak Joko,,gue sama ini kan baru 4x,,".
"oh iya ya,,gue lupa,,".
"bapak beruntung banget ya,,", sela pak Joko ikut berbicara setelah memakai bajunya.
"kenapa pak?", tanya Maya.
"iya,,bapak gak nyangka,,bisa gituan sama 2 gadis cantik, sexy, 'n baek kayak Maya sayang ama neng Novi,,".
"aah,,pak Joko bisa aja,,", kataku.
"tau nih, si bapak nge gombal aja, udah sana pulang!”, kata Maya sambil mendorong pak Joko ke pintu kamar.
"iya, iya, tapi besok lagi ya".
"iya, tapi besok ama Maya aja, Novi gak bisa".
"yah, gak apa-apa deh, ma Maya sayang juga enak, hehe…".
"woo dasar!!", kata Maya.

Setelah mengantar pak Joko ke luar rumah, Maya kembali ke kamar.
"Nov…mandi yuk!!".
"ayuuk!". Maya langsung membuka bajunya sehingga kini kami berdua tanpa busana.

Kami langsung masuk ke kamar dan aku mulai mengeksplorasi tubuh Maya begitu juga sebaliknya khususnya daerah vagina karena kami ingin membersihkan vagina kami dari sisa-sisa sperma pak Joko. Setelah selesai, aku dan Maya keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang sudah bersih dan wangi kembali lalu kami memakai baju kami masing-masing hingga rapih.
"jalan-jalan ke mana nih May?".
"kemana aja yang penting asyik".
"oke,,".

Kami menghabiskan waktu siang hingga malam dengan berjalan-jalan ke banyak tempat.
"Nov, gue pulang duluan ya!", kata Maya sambil naik taksi.
"o ya udah,,ati-ati ya May, daah!".
"daah,,". Maya masuk ke dalam taxi dan meninggalkanku.
"hadohh,,lama banget nih,,". tiba-tiba ada taksi yang berhenti di depanku dan penumpangnya membuka kaca.
"Novi,,".
"eh Hendrik,,".
"ngapain Nov,,malem-malem?".
"tadi abis jalan-jalan ama Maya,,'n sekarang lagi nunggu taksi,,".
"oh, kalo gitu bareng gue aja".
"ah, nggak usah, tar ngerepotin".
"gak apa-apa, lagian lama kalo nunggu taksi,,".
"bener gak apa-apa?".
"bener".
"makasih ya Ndrik,,".
"yo…santai aje"

Aku masuk ke dalam taxi dan mengobrol dengan Hendrik sampai aku lupa memberi taukan alamat rumahku. Selain itu, aku juga tertidur karena aku sangat kelelahan gara-gara seharian berjalan-jalan dengan Maya sehingga aku tidak tau kemana Hendrik membawaku.


Hendrik
Ketika aku membuka mataku, aku sudah berada di dalam ruang tamu, tapi bukan ruang tamu rumahku.
"hhooamm, di mane nih gue?", kataku sambil menguap. Hendrik muncul dengan membawa minuman.
"Nov, minum nih!".
"makasih, tapi gue dimana?".
"ni rumah gue,,sori banget gue bawa lo ke rumah gue,,soalnya gue gak tau alamat rumah lo,,".
"oh iya,,gak apa-apa,,salah gue juga,,kalo gitu gue pulang dulu ya,,".
"tapi Nov, liat udah jam 11 malem".
"oh iya…hadoh kalo gitu gue nginep semalem boleh gak?".
"boleh,,boleh".
"tapi ortu lo?".
"lagi gak ada,,".
"oh, eh Ndrik…gue mau nelpon ibu gue dulu ya,,".
"kalo mau pake telpon rumah gue, pake aja".
"thanks banget ya Ndrik".
"seph,,".

Aku meminta izin ke orang tuaku dan bilang kalau aku menginap di rumah Maya. Untungnya, orang tuaku percaya dan mengizinkanku untuk menginap. Hendrik dan aku mengobrol sambil minum hingga jam 12 malam. Tak sengaja, aku melihat ke arah selangkangan Hendrik sehingga aku bisa melihat penis Hendrik yang cukup besar tercetak di celana jeansnya, entah kenapa membuat darah yang mengalir di dalam tubuhku menjadi panas dan membuatku penasaran ingin melihat penis Hendrik secara langsung. Tapi, tentu saja aku tidak berani meminta langsung karena aku malu. Rupanya, aku dan Hendrik sama-sama penasaran karena aku sempat melihat dia mencuri-curi pandang ke payudaraku. Tiba-tiba dia bertanya sesuatu yang mengagetkan.
"Nov, lo udah pernah gituan?".
"he? tiba-tiba kok nanya kayak gitu,,".
"gak…maap…maap".
"gak apa-apa, gue udah pernah, kenapa emang?".
"ha? gue kira lo belum pernah".
"ya gitu deh, emang kenapa sih??".
"gak, dari dulu gue penasaran pengen liat toket lo, boleh gak?".
"ha? mau liat toket gue?".
"kalo gak boleh juga gak apa-apa kok,,maap ya Nov,,".
"emm…boleh…asal gue boleh ngeliat punya lo?".
"ha? deal".
"gitu baru adil,,".
"gak nyangka,,ternyata lo cewek agresif ya Nov".
"iya dong".
"sekarang gue buka baju lo ye,,".
"silakan!".

Aku dan Hendrik saling bertatapan mata lalu dia mulai membuka kaosku. Untuk memudahkannya, aku mengangkat kedua tanganku ke atas. Tinggal bhku saja yang menutupi kedua buah payudaraku.
"kulit lo mulus amat Nov,,".
"bisa aja lo Ndrik,,".
"sekarang gue buka ya bh lo". Hendrik meraih pengait bhku yang ada di belakangku. Setelah bhku terlepas, payudaraku terbebas dari bh.
"wuih Nov! toket lo emang mantep banget, mancung banget!".
"makasih Ndrik, gantian!".
"oke, oke, tapi lo mau bukain?".
"enak aja, buka sendiri dong!".
"hehe,,kirain gitu". Hendrik membuka baju dan celananya serta celana dalamnya sehingga dia telanjang bulat di depanku.
"kok masih tidur Ndrik??", tanyaku karena penis Hendrik terlihat masih dalam keadaan tidur.
"ya emang belom bangun".
"yah, berarti gue gak napsuin dong,,".
"bukannya gitu Nov, tongkol gue emang gak bangun kalo belom disentuh ama cewek,,".
"oh…kirain gue gak napsuin,,".
"siapa bilang, lo napsuin banget kok".
"makasih, tapi kok lo buka semuanya?".
"tanggung abisnya, lo juga dong!".
"iya, iya", jawabku.
"perlu bantuan gak?".
"gak usah, gue sendiri aja,,".
"okeh,,".

Aku membuka sisa pakaian yang masih menempel di tubuhku yaitu celana jeansku dan celana dalamku, kubuka semuanya hingga tubuhku yang putih mulus terekspos jelas tanpa sehelai benang pun ke Hendrik.

"anjrit,,body lo bagus banget Nov,,".
"ah bisa aja boongnya lo Ndrik,,body gue kan gak bagus,,".
"gak bagus apanya,,lo bohay tau,,".
"ah,,bisa aja,,gue jadi malu,,".

Tiba-tiba Hendrik langsung berdiri dan memeluk tubuhku, tentu saja wajahku dengan wajah Hendrik saling berdekatan sehingga aku dan Hendrik sama-sama bisa merasakan hembusan nafas. Hendrik mendekatkan wajahnya, dia langsung melumat bibirku sambil memelukku dengan sangat erat. Aku juga memeluk Hendrik sambil membalas melumat bibirnya. Lalu dia mengajakku bermain lidah, aku menyetujuinya dengan membiarkan Hendrik memasukkan lidahnya ke rongga mulutku. Sambil memainkan lidahnya di dalam mulutku, Hendrik menurunkan kedua tangannya yang tadi ada di punggungku turun ke bawah hingga kedua tangannya berada tepat memegangi pantatku. Hendrik meremas-remas pantatku dengan gemasnya sambil sesekali menepuk-nepuk pantatku. Hendrik melepaskan cumbuannya, aku merasa begitu nikmat dicumbu oleh Hendrik.
"gile Nov,,bibir lo kok terasa manis ya?".
"ah bisa aja,,".
"iya bener,,lo juga jago nyipok,,".
"hehe,,".
"lanjut yuk di kamar gue,,".
"oke,,". Kami berdua berjalan masuk ke dalam kamar Hendrik. Hendrik langsung menyuruhku untuk tidur terlentang di atas ranjang, aku menuruti kemauannya dan membuka kakiku selebar-lebarnya untuk Hendrik. Hendrik langsung menempatkan kepalanya di tengah-tengah selangkanganku. Aku merasakan hembusan nafasnya yang hangat membuat sensasi tersendiri. Hendrik memulai serangan lidahnya terhadap vaginaku.

Dia menjilati dari lutut kananku terus menelusuri paha kananku hingga lidahnya menyentuh vaginaku, dia lakukan hal yang sama ke kaki kiriku. Setelah itu, barulah Hendrik menjilati daerah sekitar vaginaku berulang-ulang.
"oouummhh…ouummhh", desahku ketika dia menyentil-nyentil serta menjilati klitorisku yang sensitif.

Lalu dia memutar-mutarkan lidahnya melingkari bibir luar vaginaku membuatku semakin melayang saja. Hendrik membuka bibir vaginaku kemudian memasukkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke dalam vaginaku, dia menggerakkan 2 jarinya keluar masuk vaginaku membuatku mendesah dan kadang aku megap-megap seperti ikan mas koki. Hendrik menghentikan aktivitasnya, tapi dia menyusupkan lidahnya ke dalam vaginaku sebagai pengganti 2 jarinya. Aku merapatkan kedua kakiku sehingga kepalanya terbenam di antara kedua pahaku. 5 menit kemudian, aku melepaskan orgasme dan cairanku langsung habis diseruput Hendrik hanya dalam beberapa detik saja. Aku meregangkan kedua kakiku agar Hendrik bisa bernafas lagi.
"Nov, cairan lo rasanya manis banget…mantep".

Aku hanya tersenyum untuk membalasnya karena masih agak lemas sehabis orgasme tadi. Hendrik merayap ke atas tubuhku hingga wajah kami saling bertemu. Ia melumat bibirku sehingga aku bisa merasakan rasa cairanku sendiri yang menempel di bibirnya. Hendrik bangkit dari atas tubuhku dan kini dia yang tidur terlentang. Aku menaruh kepalaku di antara paha Hendrik. Tanpa disuruh, aku menjilati buah zakar Hendrik dulu, setelah itu barulah aku mulai membangunkan penisnya yang masih tertidur. Akhirnya, penis itu terbangun juga dari tidurnya dan mulai membesar di dalam mulutku. Aku gunakan semua teknik oral yang kuketaui dan kupelajari dari Maya dan Nita hingga Hendrik menggeliat-liat tidak tahan merasa kelihaianku memainkan lidahku untuk membaluri seluruh bagian penis Hendrik dengan air liurku tanpa terlewat 1 senti pun.

Aku memasukkan seluruh batang penis Hendrik dari kepalanya hingga pangkalnya ke mulutku. Aku memang menyukai jika penis laki-laki masuk sangat dalam ke mulutku, aku tak tau kenapa. Disaat penis Hendrik berada seluruhnya di dalam mulutku, Hendrik menyemprotkan spermanya ke dalam mulutku yang membuatku tersedak, tapi aku menahan sampai-sampai ada air mata keluar dari sela mataku. Setelah selesai, aku mengeluarkan penis Hendrik sedikit demi sedikit dari mulutku dan ketika tinggal kepalanya saja, aku mengemut-emut kepala penisnya sambil menyentil-nyentil lubang kencingnya dengan lidahku. Setelah penis Hendrik sudah seutuhnya keluar dari mulutku, aku langsung menelan sperma Hendrik yang ada di dalam mulutku.
"anjrit Nov! sumpah jago banget lo ngisepin kontol gue".
"hmm…makasih", aku tersenyum padahal di dalam hati aku sedikit kecewa karena baru kuoral selama 10 menit saja Hendrik sudah menyemburkan spermanya ke dalam mulutku, tapi aku terus memperhatikan penisnya yang masih tetap berdiri tegak tanpa menyusut sedikit pun.
"Ndrik, kok punya lo gak lemes?".
"iya dong…bangunnya gak gampang, tidurnya juga gak gampang dong,,".
"hm?maksudnya?".
"iya, tadi kan harus disentuh dulu ma lo baru tongkol gue bangun".
"he eh…terus?".
"nah kontol gue gak bakal lemes kalo belum 2 jam,,".
"waw! 2 jam?".
"iya makanya, kayaknya kita tidur jam setengah 3an deh".
"gak apa-apa", kataku merasa sangat gembira karena berpikir aku akan terus menerus disetubuhi Hendrik selama 2 jam ke depan.
"ayo Nov, gue pengen nyobain memek lo!".
"oke, beres bos Hendrik".

Aku langsung menaiki tubuh Hendrik dan menuntun penisnya ke lubang vaginaku. Senti demi senti penis Hendrik yang besar memasuki liang vaginaku hingga hilang ditelan vaginaku. Vaginaku terasa penuh sama seperti ketika penis pak Joko memasuki vaginaku. Aku langsung menggerakkan tubuhku ke atas dan ke bawah agar penis Hendrik bergerak keluar masuk vaginaku.

"mmhh,,mmhh,,mmhh,,", desahku.
"oh,,sempit 'n seret banget Nooovv,,!!".
Hendrik tak tahan melihat kedua buah payudaraku yang berguncang-guncang seiring tubuhku yang bergerak naik turun sehingga dia langsung memegang payudaraku dan meremas-remas payudaraku. Malam yang dingin sama sekali tidak terasa karena aku berkeringat dan aku juga sedang larut dalam kenikmatan. Hendrik memegangi tubuhku dan kini, dia yang menggenjot penisnya dengan sangat kuat dan cepat. Tak lama kemudian, Hendrik menyemprotkan spermanya ke dalam vaginaku. Meskipun aku sudah orgasme, entah kenapa aku sangat bersemangat sekali dan meminta Hendrik untuk langsung ronde kedua. Hendrik senang melihatku sangat bersemangat sehingga dia langsung buru-buru mengganti posisinya agar dia bisa mencoblos anusku.
"Nov,,susah banget nih masuknya,,", kata Hendrik karena dia susah payah mendorong penisnya untuk memasuki lubang anusku.
"langsung teken aja deh,,".
"tapi kalo ntar lo kesakitan?".
"udah,,gak apa-apa kok,,".
"oke deh kalo gitu".

Dia langsung mendorong penisnya ke dalam anusku sehingga terasa sakit sedikit. Tapi, setelah menunggu sebentar, malah aku yang menggerakkan pantatku mundur ke belakang supaya Hendrik tau kalau aku sudah siap. Hendrik mengerti maksudku, dia langsung memompa penisnya keluar masuk anusku. Aku menutup mataku untuk merasakan nikmatnya penis Hendrik yang keluar masuk anusku. 15 menit kemudian, Hendrik menembakkan spermanya bersamaan denganku yang mengalami orgasme. Tapi, Hendrik terus memompa penisnya meskipun sedang menyemburkan sperma sampai akhirnya penisnya berhenti memuntahkan isinya. Dia terus memompa penisnya hingga dia menyemburkan spemanya lagi ke dalam anusku untuk yang kedua kali. Lalu, dia mencabut penisnya dari anusku dan menyodorkan penisnya ke mulutku.

Aku membuka mulutku dan Hendrik mendorong penisnya masuk ke dalam mulutku hingga masuk seluruhnya. Aku menggerakkan kepalaku maju mundur, aku sama sekali tidak jijik terhadap penis Hendrik yang baru saja menghuni anusku dan kini sedang berada di dalam mulutku mungkin karena aku sedang dalam keadaan BT (Birahi Tinggi). Sperma Hendrik kuminum tak bersisa ketika ia mulai menyemburkan spermanya ke dalam mulutku. Ronde demi ronde kulalui bersama Hendrik, wajah dan kedua buah payudaraku menjadi sasaran tembak bagi Hendrik untuk menembakkan spermanya sehingga wajah serta payudaraku sangat belepotan dengan sperma jadi, aku perlu meratakannya. 2 jam berlalu, badanku terasa begitu capek seperti ingin copot rasanya karena sudah berkali-kali aku orgasme, penis Hendrik pun sudah tak sanggup berdiri tegak jadi, kami memutuskan untuk tidur bersama tanpa busana dan saling berpelukan agar tetap hangat. Dengan mudah, kami berdua tertidur setelah saling melepaskan nafsu setan kami. Kejadian malam itulah yang membuatku dan Hendrik sering melakukannya lagi karena aku sangat ketagihan dengan penisnya dan ia juga sangat ketagihan dengan sempit dan seretnya lubang vagina dan anusku dan juga teknik oralku yang top markotop katanya. Aku benar-benar tidak tahan jika seminggu saja tidak disentuh Hendrik. Aku mencari tau kapan Hendrik ulang tahun dan akhirnya aku mengetahui kapan Hendrik ulang tahun sehingga aku menyiapkan kado yang sangat spesial untuknya. Tapi, aku masih bingung dimana aku akan menaruh kado spesial untuknya. Untungnya, orang tuaku hari itu pergi sehingga aku bisa menyiapkan kado spesial di rumahku. Tiba-tiba Hendrik menelponku.
"Nov, jalan yuk!".
"kemana?".
"kemana kek, gue bt di rumah".
"okeh,", aku menyanggupinya karena aku sudah menyiapkan kado spesialnya. Kami berdua jalan-jalan dari jam 2 siang sampai 6 sore.

"Ndrik, rumah lo lagi rame?", tanyaku sambil menunggu taksi.
"iya nih, jadi gak bisa seneng-seneng deh,,".
"kalo gitu di rumah gue aja".
"rumah lo lagi kosong?"
"iya".
"wah, asyik kalo gitu, nah kebetulan,,ada taksi, yok!", kata Hendrik sambil menyetop taxi. Kami masuk ke dalam taxi dan tidak beberapa lama kami sampai di depan rumahku.
"yuk Ndrik, masuk!".
"yuk!".
"ntar di dalem langsung yee,,".
"oke tuan putri,,".
Aku menyuruhnya duduk di ruang tamu sementara aku langsung membuka bajuku sendiri hingga tubuh putih mulusku tidak tertutup apapun lagi.
"wah, Nov, kayaknya toket lo makin mantep aja".
"ha? emang iya ya? mungkin gara-gara sering dipijet ama lo kali?"
"iya juga kali ya", kata Hendrik sambil mendekat ke arahku yang sudah telanjang bulat.
"eit,,tar dulu", aku memakaikan celana dalamku ke kepala Hendrik sehingga matanya tertutup.
"ada apa si Nov?".
"udah, pokonya ikut gue dulu, gak boleh ngintip".
"iya". aku memegang tangannya dan menuntun Hendrik ke kamarku.
"nah, sekarang boleh dibuka".
"okeh,,", setelah Hendrik membuka celana dalamku yang menutupi matanya, aku langsung bernyanyi.
"happy birthday to you…happy birthday dear Hendrik…happy birthday to you!",

Hendrik sangat kaget dan tak bisa mengedipkan matanya karena hadiah yang kusiapkan sangat spesial. Hadiah yang tak bisa di duga, mengagetkan, dan aku yakin hadiah ini menyenangkan bagi Hendrik. Hadiahnya terbaring di atas ranjang yaitu Maya. Maya telah menyetujui untuk menjadi hadiah spesial. Hendrik tidak bisa berkedip melihat Maya yang telah dihias. Maya menghias dirinya dengan krim kue sehingga vagina dan kedua buah payudaranya tertutup krim kue.
"nih Hendrik…kue ulang taun lo!".
"Maya?! Bener nih kue ulang taun gue?", tanya Hendrik sangat kegirangan.
"iya bener,,gue kue ulang taun lo", jawab Maya.
"wah…asik!!". Hendrik langsung menuju Maya yang menjadi kue ulang tahun Hendrik. Hendrik langsung menjilati krim yang ada di kedua buah payudara Maya terlebih dulu hingga krimnya tak bersisa. Hendrik masih menjilati setiap senti payudara Maya hingga payudara 32 C yang montok milik Maya benar-benar bersih dari krim. Lalu Hendrik langsung menjilati vagina Maya yang juga ditutupi krim hingga krimnya bersih dan Maya orgasme sehingga Hendrik bisa meminum cairan vaginanya. Aku yang menyaksikan Hendrik sedang 'memakan' Maya menjadi terangsang sendiri sehingga aku meremas-remas payudaraku sendiri dan mengelus-elus vagina dan klitorisku.
"gila…udah kuenya enak,,minumannya juga enak,,".
"makasih Ndrik, hari ini gue ama Novi milik lo seorang, jadi lo boleh ngapain aja ke kita", kata Maya.
"wokeh, ini ulang taun yang paling enak yang pernah gue alamin".

Maya mendorong Hendrik hingga Hendrik tidur terlentang, Maya langsung menjilati penis Hendrik hingga penis itu bangun dari tidurnya. Aku menyaksikan dan mengabadikan dengan video mulai dari Hendrik menyemburkan spermanya ke dalam mulut Maya hingga 2 jam kemudian lubang vagina, anus, mulut, wajah, dan payudara Maya telah belepotan sperma Hendrik.

Aku memang tidak ikut campur sebelum Hendrik selesai melampiaskan nafsunya ke teman baikku itu, setelah Maya menjilati sisa-sisa sperma yang ada di ujung kepala penis Hendrik, barulah aku maju untuk menjilati sperma yang berceceran dimana-mana di atas tubuh Maya. Aku membersihkan tubuh Maya dari sperma Hendrik hingga benar-benar bersih, lalu aku melumat bibir Maya agar kami bisa sama-sama merasakan rasa sperma Hendrik.
"nah Nov, sekarang giliran lo!", kata Hendrik.
"okeh, siapa takut?".

Aku melayani Hendrik dan Maya mengabadikannya seperti yang kulakukan tadi. 2 jam kemudian, tubuhku jadi belepotan sperma seperti Maya tadi dan Maya membersihkan tubuhku dengan mulutnya juga. Ronde ketiga aku dan Maya mengeroyok Hendrik sehingga tidak heran kalau penis Hendrik mondar mandir dari mulut, anusku, dan vaginaku ke mulut, anus, dan vagina Maya begitu juga sebaliknya berulang kali hingga 3 lubangku dan 3 lubang Maya belepotan sperma Hendrik. Waktu menunjukkan sudah pukul 3 dini hari. Kami bertiga sudah tidak ada tenaga lagi sehingga kami bertiga memutuskan untuk tidur, tapi sebelum tidur kami foto-foto dulu dengan pose kami berdua sedang mencium penis Hendrik dan kadang sedang menjilat kantung buah zakar Hendrik sebagai kenang-kenangan dari ulang tahun Hendrik yang takkan bisa ia lupakan. Sejak saat itu, bukan hanya aku yang ketagihan disetubuhi Hendrik, tapi Maya juga. Kadang kami bertiga main dirumahku dan rumah Hendrik jika sedang sepi, tapi paling sering di rumah Maya. Kalau aku sedang tidak bisa, Maya yang melayani Hendrik, begitu juga sebaliknya. Jika Hendrik sedang tidak bisa, aku dan Maya ke rumah pak Joko yang selalu sepi dan jika Hendrik maupun pak Joko sedang sibuk, aku dan Maya saling memuaskan diri kami berdua. Pernah rumah kami bertiga tidak kosong sehingga aku dan Maya disetubuhi di rumah pak Joko oleh Hendrik dan tentu saja oleh pak Joko juga. Pak Joko benar-benar ketagihan dengan servis kami berdua sehingga dia mengadakan pesta bersama teman-teman sekantornya yang cowok semua dengan aku dan Maya sebagai hiburan utamanya. Kami berdua lah yang membuat pak Joko sukses dalam setiap proyeknya karena kami membolehkan klien-klien pak Joko untuk menyetubuhi kami. Dan untuk Hendrik, bukan hanya aku dan Maya yang pernah disetubuhi, tapi juga Nita karena kami berdua bercerita ke Nita betapa hebatnya penis Hendrik yang bisa bertahan selama 2 jam.

Jadi, aku, Maya, dan Nita resmi menjadi tempat pemuas nafsu bagi Hendrik bahkan aku, Maya, dan Nita menyebut diri kami Hendrik's Angels karena kami bertiga merasa ada yang kurang jika satu minggu saja tidak disentuh Hendrik. Aku mengenalkan Nita ke pak Joko sehingga Nita juga sering disetubuhi oleh teman-teman bisnis pak Joko. Teman-teman pak Joko sangat puas dan ketagihan denganku, Maya, atau Nita sehingga sering diadakan pesta seks karena itu juga banyak om-om yang memberi hadiah kepadaku, Maya, atau Nita sebagai balasan. Aku, Maya, dan Nita selalu melayani Hendrik, pak Joko dan teman-temannya dengan senang hati karena kami bertiga menjadi maniak seks. Kami bertiga hanya berharap supaya tidak hamil karena kami belum siap

Anggie: Diperkosa Dua Cleaning Service



Umur saya saat ini 23 tahun saya sudah 2 tahun menikah dengan suami saya mas Aries, saat ini mas aries berumur 34 tahun, kami umur kami memang terpaut cukup jauh.. pernikahan kami adalah pernikahan yang diatur. hmmm maksudnya dijodohkan.. tapi bukan berarti saya tidak sayang terhadap mas Aries..dia orang yang sangat humoris.. kehidupan sex kami juga lumayan bagus walau menurut saya dia sangat konservatif satu2nya kebiasaan yang rada tidak konservatif adalah dia senang merekam adegan kami saat bercinta denagn menggunakan handycam walau saya sering protes seba yang terlihat utuh hanya saya sedang dia hanya terlihat dari leher ke atas (curang). Untuk sekedar gambaran saya sering membanggakan kulit saya yang sangat putih saya mengunakan bra ber ukuran 34C Tinggi saya 155cm dan berat 44kg. Buah dada saya lumayan membulat dengan puting berwarna kemerahan dan cukup panjang menonjol sebesar ruas pertama kelingking saya, bentuk pantat saya padat namun tidak terlalu besar, saya tidak pernah merasa memiliki wajah yang terlalu cantik walau banyak teman yang mengatakan saya pantas jadi model. Ada teman saya yang sinis mengatakan kenapa saya dijodohkan dengannya, sebab dia nggak laku hinggak berumur 32 tahun belum menikah sehinggak harus dijodohkan dengan saya yang jauh lebih muda. Suatu pernyataan yang sama sekali tidak benar, kalau mas Aries mau pasti banyak yang mau menikah dengannya selain pendidikannya lumayan tinggi, kaya, dia lumayan ganteng dan orangnya baik serta humoris, tapi dia terlalu sibuk dengan sekoah nya lalu dilanjutkan dengan kariernya. Dua tahun lalu pernikahan kami dipercepat karena mas Aries harus bertugas di Korea dengan kontrak kerja selama 5 tahun. Jadilah kami menikah kemudian berangkat ke Korea.



Di Korea kami tingal di sebuah kota Industri dan mas Aries adalah satu2nya tenaga ahli yang berasal dari Indonesia. Namun kami tinggal di sebuah apartement di semacam komplek milik perusahaan. Mas Aries sendiri sebagai tenaga ahli sering sekali pergi ke luar kota tempat kami tinggal selama beberapa hari. Selain Apartement terdapat juga beberapa bangunan untuk mess bagi karyawan dengan grade yang lebih rendah. Dan kebetulan banyak terdapat TKI yang bekerja disana umumnya mereka bekerja sebagai cleaning service atau buruh pabrik di perusahaan itu (nasib anak bangsa hihihi). Mungkin kalau kita tinggal di Indonesia kita kurang perhatian dengan tetangga yang status kelasnya jauh dari kita, tetapi sebagai sesama perantau di negri asing mas Aries sering sangat bersikap ramah ke para cleaning service dan buruh itu dengan mengundang mereka main ke apartement kami yang walaupun sempit namun tetap jauh lebih besar dari mess mereka. Yang paling sering datang adalah dua orang cleaning service bernama mas Mantri dan mas Hari mas Mantri tubuhnya gempal tidak gendut namun lumayan gemuk kulitnya hitam tampangnya nakal. sedang mas Hari hmmm nggak beda jauh sama Tukul yang lagi populer di Indonesia, tapi orangnya sangat pendiam. Mas mantri menurut penilaian saya sangat menyebalkan sebab sering menatap saya seolah2 serigala yang menatap seekor anak kelinci saya suka bilang ke mas aries tapi kata dia biar aja mungkin karena kamu cantik dan istri mas Mantri ditinggal di Indonesia. tetapi tetap saja saya suka risih dan tidak suka dengan tatapan liar matanya.



Hari itu kembali mas Aries di tugaskan untuk melakukan kunjungan rutin selama seminggu keluar kota meninggalkan saya sendirian di Apartement. Sebenarnya ini sangat menyiksa saya. Bahasa korea saya sangat jelek dan tidak seperti di Indonesia yang masyarakatnya sok tau, di Korea jika seseorang tidak benar2 fasih berbahasa Inggris maka dia tidak mau berbahasa inggris (menyebalkan….). Selain itu saya tidak tahu harus kemana kalau tidak bersama mas Aries. Apalagi hari itu hari sabtu dimana biasanya penghuni komplek itu rata2 pergi berakhir pekan entah hanya ngobrol2 di pusat tongkrongan di pusat kota atau ketempat hiburan lain. Akhirnya seperti setiap kali mas Aries pergi selama beberapa hari, saya hanya bisa berdiam diri di Apartement. Namun hari itu setelah bosan menonton TV tiba2 terbersit di otak saya keinginan untuk menonton adegan persetubuhan kami kembali yang telah di rekam oleh mas Aries. Setelah saya mengambil dari tempatnya biasa disimpan (kami biasanya hanya menonton sekali setelah itu disimpan begitu saja). Saya siap menyalakan CD nya…. tapi tiba2 ada rasa keinginan kuat untuk menonton CD itu dalam keadaan … tanpa busana.. telanjang. Kemudian setengah berlari karena diliputi perasaan yang aneh yang mengairahkan saya berlari ke kamar untuk melepaskan semua pakain saya. Dan kemudian dalam keadaan bugil saya berjalan kembali keruang tamu yang merangkap ruang keluarga dengan masih diliputi gairah yang aneh kemudian sebelum saya menyalakn CD nya saya menyingkirkan semua benda yang dapat saya gunakan menutupi ketelanjangan saya mulai dari taplak meja, bantalan kursi hingga majalah hanya menyisakan satu buah bantal…entah kenapa itu saya lakukan. Akhirnya saya mulai menonton CD adegan cinta kami, disitu mas aries tidak terlihat wajahnya namun saya terlihat jelas seluruhnya mungkin karena mas Aries melakukan adegan itu sambil memegang kameranya. Saya begitu terangsang hingga tangan saya tanpa sadar mulai memelintir2 puting saya dan mempermainkan itil saya. Rasanya begitu nikmat eaouuuh… cairan vagina saya mulai banjir…



Tiba2 bel apartement saya berbunyi… saya begitu terkejut… saya segera bangkit dan mengintip dari lubang pintu., saya lihat mas Mantri dan mas Hari didepan pintu. pikir saya mau apa sih mereka bukannya mereka tahu kalau mas haris hari ini keluar kota. Saat itu tubuh saya dalam keadaan bugil dan cairan vagina yang mengalir sedikit di sela sela paha.

Saya berusaha diam agar mereka pergi karena mengira saya tidak ada di tempat. Tapi mereka tidak pergi2 bahkan terus menerus menekan bel sehingga ribut sekali didalam apartement bahkan mereka mulai mengetuk2 pintu. Akhirnya saya membuka pintu sedikit dengan harapan mereka tidak melihat ketelanjangan saya. Saya menjulurkan kepala saya dan menyembnyikan tubuh saya dibalik pintu, “Pagi mba Aggie” sapa mereka…”Pagi mas Mantri, mas Hari ada perlu apa ya pagi2, Mas Ariesnya sedang keluar kota…” jawab saya dengan harapan mereka segera pergi. “Kami tahu kok mba.. kami mau ketemu mba Anggie saja buat ngobrol2″ jawab mas Mantri sambil memandang aneh dan berusaha melihat kedalam, saya merasa risih dengan pandangan matanya apa lagi kali ini saya dalam keadaan bugil saya takut dia tahu.” Jangan sekarang ya mas Mantri saya sedang nggak bisa” jawab saya dengan harapan mereka segera pergi. “wah nggak ah mba, saya tahu mba kesepian kalau lagi ditinggal mas Aries” jawabnya lagi”kita cuma mau temenin ngobrol sambil bersenang2 sedikit”, ‘bersenang2′ dalam hati ku apa maksudnya… “lain waktu aja deh mas saya lagi nggak sempat” jawab saya ketus mulai jengkel..sayapun hendak menutup pintu, tapi alangkah kagetnya saya ketika mendapati pintu diganjal oleh kaki mas Mantri “masa mba tega ngebiarin kita kedinginan diluar sini” kebetulan saat itu adalah akhir musim gugur. Saya berusaha mendorong pintu itu sekuat tenaga sehingga tanpa sadar posisi berdiri saya bergeser sehingga ketelanjangan saya langsung terlihat oleh mereka. “Wuihhh liat rii, mba Anggie bugil… ” katanya setengah berteriak menyebabkan saya terkejut dan kehilangan kontrol atas pintu.



Mas Mantri kemudian menerobos masuk diikuti mas Hari yang langsung segera menutup kembali pintu di belakangnya sementara saya terhuyung kebelakang dengan berusaha menutupi dada dan vagina saya, “rii liat jembutnya lebat banget..wah mba Anggie ngapain bugil2an kaya gini mau menyambut kita ya….wah ri liat dia lagi nonton bokep..” katanya merepet, saat itu saya baru sadar saya tidak mematikan CD adegan cinta kami. “mas Mantri…mas Hari apa2an ini cepat keluar kalau tidk saya akan berteriak” kata saya tapi dengan cepat mas Mantri menangkap saya dan mendorong saya sehingga saya terjengkang ke belakang, kemudian diameraih pinggul saya dan merengkuh saya dari belakang dalam posisi duduk dan dengan nakalnya tangan kirinya dia meremas buah dada saya dan tangan kananya meraba vagina saya,” ri….memeknya sudah basah nih…” yang diajak ngomong tidak banyak bicara hanya tersenyum kemudian mengalihkan pandangannya ke alah televisi yang sedang menayangan CD pribadi ku…”mba pantas ya jadi bintang bokep” katanya… “handycamnya ditaruh dimana mba… di kamar ya”katanya lagi sambil ngeloyor kekamar tidurku..sementara saya terus berontak… tapi posisinya malah bertambah sulit mengingat ukuran badan mas Mantri …sekarang saya berada di pelukannya dan mulut mas Mantri mengulum pentil saya yang besar….. walau saya terus berontak tapi hal ini membuat saya sangat terangsang… tapi saya tetap berontakk …



Mungkin karena kesal mas Mantri tiba2 memukul perut ku tepat di ulu hati…saya langsung sesak napas..”kalau mba Angie nggak berhenti berontak saya bisa lebih keras…. sekarang mau menikmati apa menderita”katanya, tapi saya tidak bisa menjawab saya sesak napas mata saya berkunang2 saya mulai menangis.. tubuh saya lemas…”bagus …”katanya dan dia pun mulai kembali mengulum dan mempermainkan pentil saya…”mba pentilnya gede juga ya…” lalu setelah dirasa saya tidak banyak berontak dia mulai turun dan mempermainkan vagina saya…. pertama di bukanya lebar2 lalu diselipkanya lidahnya diantara liang vagina lalu seperti lidah ular lidahnya bergetar cepat menjilat2 itil saya… itu benar2 sensasi yang aneh…belum pernah saya merasakan itu sebelumnya… bahkan mas Aries belum pernah mengoral diriku seperti itu….rasanya…sulit aku lukiskaaan

auuggghhhh…ohhhhhh saya mulai melenguh keenakan dan tampaknya mas Mantri tahu… dan tanpa saya sadar dari tadi mas hari yang pendiam sedang merekam kejadian itu menggunakan handycam mas aries…seolah tersadar saya kembali berontak… ada rasa malu di dalam diri saya… kenapa bisa2nya saya terangsang di oral pria bukan suami saya…dan disaksikan serta direkam pula oleh orang lain…saya kembali meronta.. tapi tiba2 tarrrrrr… mas Mantri menampar keras di pipiku hingga terasa seolah2 ada bekas telapak tangan dipipiku…. kemudian dia menjepit puting ku memelintir kemudian ditariknya keras keras sehingga sedikit membengkok kebawah rasanya benar2 sangat sakit..hingga hampir tak tertahankan dan cukup manjur kembali menghentikan perlawananku… “terus ngelawan pentil kamu copot…” katanya, kudengar mas hari tertawa terkekeh2 (terdengar suaranya sedikit menyeramkan pantas dia jarang ngomong) sambil terus merekam adegan itu…”sekarang mau anteng nggak…?” mendengar itu saya langsung terdiam tapi ternyata dia tidak puas “mau anteng tidaaaakkk” teriaknya sambil memelintir dan menarik puting ku keras keras. sakit sekaliii sayapunterpaksa menganggukkan kepala ku… akhirnya dia mulai kembali memainkan itil ku dengan jari sementara mulutnya mengenyot kedua puting susu ku bergantian… ehhhhhhh aghhhhhhh massss Mantriiiiiii jangaaannnnnnnn kata ku setengah meracau kenikmatan…. kulihat mas Mantri tau aku terangsang hebat sedang mas hari kembali terkekeh…. sambil terus merekam adegan itu…akhirnya dengan rasa yang sangat malu…oeuuuuuhhhhhh masssss mantriiiiiiiii sayaaaaaaaaaa hehhh keluarrrr tanpa sadar kata2 itu terucap dari mulut saya……..memalukaaan …tapi itu kenyataaan



Mereka pun tertawa2…. kulihat mas Mantri membuka celana dan bajunya daaan astaga penisnya besar sekali rasa2nya hampir sepanjang 20 cm dan diameternya itu lohhh jauh dari milik mas aries… yang menakutkan adalah urat2nya yang terlihat menonjol.. ‘penis besar mengacung keatas’ benar2 pemandangan yang luar biasa menaksjubkan tanpa sadar mataku terus memandang kesitu…”hehehe suka ya sini duduk jangan ngeliat dari jauh terus” katanya sambil menarik saya duduk dan menyodorkan penisnya kemulut ku… “ayo dikenyot awas kegigit saya hajar kamu” saya begitu ketakutan belum pernah mas aries minta di oral seperti ini …. dulu saya sering melihat di filim BF tapi tidak menyangka harus melakukannya sendiri, terhadap pria yang bukan suami sendiri lagi.. melihat saya ragu2 mas Mnatri tiba2 menjambak rambut saya dan memaksa memsukan penis besarnya kemulut saya…. sehingga saya terpaksa mengulumnya… suatu gairah aneh muncul didalam diri saya ketika melakukannya …. mata saya melirik saya lihat mas hari tetap mengabadikan dengan serius adegan itu… seolah2 saya merasa diberi semangat oleh suporter… sehingga saya benar2 mengulum dan mngemut penis itu sekuat kemampuan saya dengan HOT…… eahhhhh terus anggie terus pelacurrrrr…. mendengar kata terakhir saya terkejut dan hampir berhenti…. tapi mas Mantri kembali menjambak rambut saya kuat2 dan menekan penisnya jauh ke dalam mulut saya …hingga akhirnya saya terpaksa meneruskan…. dan tidak berapa lama tiba2 tubuhnya mengejang dan kepala saya ditariknya kuat2 sehingga penis itu masuk lebih dalam dannn dia memuntahkan maninya didalam mulut saya…. rasa mual membayangkannya menyebabkan saya hampir memuntahkannya tapi seolah2 dia mengetahui niat saya.”berani muntahin saya hajar kamu… sekarang kumur2 dulu lalu telannn….cepat” saya dengan sedikit mual akhirnya saya mengumur2 mani itu di mulut saya mas Mantri menyuruh mas Hari mendekatkan kameranya…”tahan dulu jangan di telan…coba buka mulut kamu saya mau liat” katanya saya melakukannya dan air mani itu mengalir sedikit keluar dari mulut ku…”cepat kumur2 lagi…” aku pun mengumur2 dan”…oke cukup sekarang telan…”sekali lagi gairah aneh muncul apalagi kamera tetap merekam dari jarak sangat dekat…kemudian mas Mantri menyuruh saya berbalik dalam posisi merangkak….tiba2 dia memasukan penis besarnya kedalam vagina saya saya begitu terkejut dengan sensasinya…penis itu begitu padat dan keras…terasa sangat penuh ehhhh benar2 serasa dilangit…. dia mulai mengoyangkan pantatnya dengan cepat sehingga sayapun ikut bergoyang2 tapi tanpa sadar sebenarnya saya telah menyambut dengan antusias….setiap sodokannya ini terbukti beberapa kali mas Mantri sengaja berhenti bergoyang…. dan.. saya terlambat berhenti bergoyang…. sehinga setiap ini terjadi mereka berdua tertawa keras..”sudah mulai menikmati ya …hahahah dasar pelacur murahan…” awalnya saya benar2 merasa terpukul mendengar itu tetapi saya kembali dilingkupi perasaan aneh…saya jadi lebih kencang bergoyang menyongsong kenikmatan ….. dan tanpa terasa mas Mantri sudah berdiam….berhenti beroyang …hanya saya yang bergoyang maju mundur penuh gairah….(memalukan..). Mereka tertawa2 mas hari mendekatkan kamera kewajah saya yang saya tahu pasti sedang terlihat sangat horny, terlihat dari reaksi mas hari..



Tiba2 mas Mantri menahan gerakan pinggul saya… saya seolah kesetanan masih berusaha bergoyang…”sabaarrr tahan dulu lonteee…saya mau pakai cara lain aja…” lalu dia mencabut penisnya… plok… suaranya terdengar keras karena vagina ku sudah basah oleh cairan vaginakusendiri… Dengan napas tersengal2 aku memperhatikan dia bangkit dan kemudian duduk dengan santainya di sofa milik ku… “kesini …” dia mamangil aku sambil memberi isyarat agar aku menghapirinya dalam kadaan merangkak setelah dekat dengan telunjuknya dia memberi isyarat kepada ku untuk berputar dan kemudian mengarahkan pantat ku yang sedikit menungging kearah penisnya dannn sleppp kemabali penisnya masuk ke vaginaku..badan ku bergetar hebat ketika kepala jamur itu menghunjam dengan cepat ke dalam vagina ku…eughhhh…. aku melenguh…hampir2….aku histeris karena nikmatnya… stelah itu sambil dengan santainya dia duduk..”sekarang goyangkan pinggul mukaya tadi …lontee,,,” katanya sambil menampar keras2 pantat ku….aku demikian terkejut tapi tanpa disuruh dua kali aku segera bergoyang…maju mundur…sedangkan dia tetap duduk dengan santainya…sambil terus berulang2 menampar pantat ku cetarrrr..cetar…”hari gue gemes banget sama ini pantat…putih banget kalah pantat cewe’ korea…” yang diajak bicara tetap diam sambil mengambil gambar adegan itu… “aughhhhhhh…mas Mantri jangaaaaan siiiiiigghhhhksaaaa sayaaaa” aku merasa tersiksa karena rangsangan yang hebat dan gairah aneh yang mengebu2 sedang dia dengan santainya duduk membiarkan saya yang bekerja maju mundur…”hahahahaha….terus pelacurrrr” “dasar cewe gatellll…… ayooo kalo mau klimaks harus kamu sendiri yang raih….ughhtttttttt uenaaaakkk dasar lonteeee” enath setan apa akupun makin cepat memacu gerakan ku sampai tiba2 aku merasa tubuhku bergetar hebat…belum pernah aku merasakan ini dengan mas Aries… dann”aughhhhhh mas Mantri saya keluaaaarrrrrr” dan saya pun jatuh tersungkur denga pantat menungging dan penis mas Mantri masi menancap dalam….”kurang ajar siapa yang suruh klimaks duluaaan…”kemudian dia membalik diri ku hingga terlentang kemudian kedua kaki ku diangkat keatas hingga lututku menyntuh payudara ku….dan vaginaku terpampang lebar2 aku sudah lemas karena klimaks….dia kemudian menacapkan kembali penisnya di vagina ku…”uuuggghhhhhhh mass…..” sekali lagi rasa nikmat luar biasa menjalar ditubuh ku membuat aku seperti mengambang di langit… mungkin saat itu wajahku begitu horny sebab mas hari kemali mendekatkan handycamnya ke wajahku….pingulku terangkat tersentak2 oleh goyangan mas mantri…beberapa menit kemudian…”mmmmaaasss akuhhhh keluaaarrrrrrr” dan sekali lagi ribuan volt listrik seolah menjalar memberikan nikmat tiada tara….melihat wajah ku tampaknya mas Mantri juga tidak tahan..wajahnya tiba2 menegang kemudian dengan cepat dia mencabut penisnya dan kemudian tiba2 crot…crot…crottt dia menembakannya ke wajah dan tubuhku……..semua pejunyaaa..ahhhhh suatu sensasi aneh yang luar biasa sekali gus aku merasa murahan…… “kamu bener2 enak ….katanya sambil meraih tubuh ku ..memangku diriku seperti memangku anak kecil……dengan diriku miring menghadap kesamping..tangan kirinya melingkar kepinggangku…tangan kanannya mengelus2 pipiku…kemudian dia memaksa tangan kananku melingkar memeluk lehernya yang besar…aku hanya tertunduk lemass…mas hari masih mengambil gambarku…”pagi ini sampai sini dulu ya lonte…”aku pun mengangguk lemah…”sekarang jangan kamu bersihkan dirimu tunggu telpon dari saya katanya kemudian dia membaringakn diriku di sofa… dia sendiri bangkit….kemudian dia memakai pakaiannya, kemudian kembali menghampiri saya”..tunggu disini jangan kenakan pakaianmu…jangan bersihkan tubuh mu…”..aku mengangguk lemah sensasi aneh…meremang didalam diriku….kemudian dia beranjak mendekati televisi yang dari tadi masih menayangkan adegan cintaku dengan mas Aries…

kemudian dia mematikan CDnya dan mengeluarkan nya kemudian mengantungi di saku jaketnya…..”hari bawa handycamnya….” sambil meberi isyarat kepada hari untuk pergi meninggalkan rumahku,…diriku…yang telanjang dengan tubuh dan wajah dipenuhi seperma…aku hanya bisa termenung tidak percaya….”aku mencapai orgasme yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya….” “aku mencapainya dengan sedikit dipaksa….hmm sedikit…ya sedikit…mulanya memang dipaksa…””aku wanita murahan….”membayangkan kejadian tadi dan fakta aku seperti wanita murahan aku hampir kembali orgasme………..



==================================================================





Terlalu lelah … dan terlalu banyak berpikir ….aku akhirnya tertidur….tetap dalam keadaan bugil…dengan tubuh penuh seperma yang sudah mengering….sampai tiba2 aku mendengar auara telpon berdering. Dengan berat aku melangkah…mengangkat telpon…”halo lonte…” saya langsung mengenali suara itu ..mas Mantri…”eh…lonte kamu cepet kesini ke mess saya ya….kan nggak jauh2 amat dari apartement kamu…” aku hanya diam menebak2 apa maunya. “tapi udara lagi dingin nih….” saat ini memang akhir dari musim gugur… “kamu pakai mantel kamu yang tadi saya liat digantung di belakang pintu ya….” nadanya solah2 khawatir aku bakal sakit kalau tidak pakai mantel itu.”…oh ya…jangan pakai apa2 lagi selain mantel itu ya…”..aku seperti disambar petir…”apa maksud mas mantri…saya harus berjalan kemess mas Mantri cuma pakai mantel tanpa pakai apa2 lagi didalamnya…?” “..tidak saya tidak mau….bagaimana kalau ada yag lihat…” tiba2 dengan nada sedikit lebih keras “terserah kamu tapi saat ini si Hari lagi browsing di internet dia bilang mau meng upload film kamu sama Aries dan saya ke situs www.b*******.com“, itu adalah sebuah situs yang sangat saya kenal sebab saya pertama kali mengenal situs berbahasa indonesia yang menunjukan banyak foto2 gadis indonesia di forum itu.. ”biar orang2 di Indonesia pada lihat aksi kamu…” sontak saya berteriak..”jangannn…mas tolong jangan saya takut…” sulit melanjutkan saya takut terhadap apa…”kalau gitu turuti saya ….pakai mantelmu jangan dikancing…cukup di ikat tali pinggangnya…” “…dan dandan yang cantik….” saya terdiam….”bagaimana lonte…” “…baik mas….” sebelum selesai saya berbicara “…pangil saya tuan….ingat tuan…” “baik tuan….”seperti kerbau dicocok hidungnya saya mengikuti kata2nya”



Saya membulatkan tekat… saya berdandan yang cantik…kemudian tanpa membasuh bekas sperma tadi pagi saya mengenakan mantel, lalu berjalan keluar. Mess tempat tinggal mas Mantri.. dan mas Hari berjarak sekitar 2,5 kilo meter. Saya berjalan menuju kesana dengan perasaan was was, sebab mantel itu panjangnya tidak sampai lutut, dan bagian bawahnya sedikit mengembang walau di bagian pinggang aku sudah eratkan ikatannya.

beberapa orang berpapasan dengan saya mungkin berpikir atau mengira saya mengenakan rok supermini didalam cuaca dingin seperti inidengan hanya dilapisi sebuah mantel… padahal tidak ada apa2 yang dilapisi mantel selain tubuh bugil ku..



Jarak 2,5 Kilo terasa sangat jauh.. Sampai akhirnya aku tiba didepan mess. Disana ketika sampai didepan pintu mess aku disambut oleh seorang security berkebangsaan India tau pakistan atau srilanka yang menanyakan tujuan ku, aku menjawab hendak ke mess mas Mantri… aku perhatikan mata security itu terus memandang kearah paha ku… yang terekspose…tapi kemudian dia memberi tahukan nomor kamar mas Mantri. dan yang kurang ajar tiba2 dia menepuk pantat ku… yang telanjang kemudian terkekeh…seolah aku seorang wanita panggilan murahan…aku hanya bisa menahan tagis ku sambil terus berjalan ke kamar mas Mantri…



sesampai didepan kamar ke tekan bel kamar berulang2 dengan harapan lekas dibuka. Saya malu jika nanti ada orang lain lagi yang melihat ku… Pintu terbuka sedikit terlihat masih dikait dengan rantai kecil sebagai pengaman sehingga hanya terlihat sedikit wajah mas Mantri “hai lonte si Hari mau Upload tuh filmnya…” “…Jangannnn…” kataku aku benar2 takut dia melaksanakannya…”..kamu bisa cegah dia kalau kamu kedalam…” “kalau gitu saya mau masuk…”kata saya setengah memaksa hampir menangis…”boleh tapi….kamar ini nggak boleh ada lonte masuk…” “‘…tuan izinkan saya masuk….” setengah terisak saya memohon takut mas Hari keburu meng upload film ku..”..baiklah saya juga belum selesai bicara tadi…”katanya lagi “..disini lonte dilarang masuk kamar kecuali masuk dalam keadaan bugil..waktu masuk seluruh pakaiannya harus sudah dilepas diluar….”kata2 itu diucapkan dengan sangat kalem tapi membuat hati ku berdegup kencang…aku harus melepas pakaian ku diluar… dilorong mess … yang terdapat banyak atau setidaknya sembilan kamar lagi…bagaimana kalau ada yang melihat..”jangan tuan saya tidak mau …” mendengar itu tanpa banyak bicara pintu pun mulai di tutup oleh mas Mantri…”mas jangan tutp pintunya izinkan saya masuk…” aku menahan pintu jangan sampai tertutup “…lepas dulu mantel kamu…. lagi pula tidak lamakan kamu lepas lalu aku bukakan pintunya …hanya beberapa detik…” aku berpikir …dan akhirnya aku mengalah…”baik mas aku lepas disini…” aku pun melepas pakaian ku…telanjang di lorong sebuah mess khusus pria….”cepat berikan mantelmu sini..” katanya akupun memberikanya..kemudian pintu tertutup….biasanya kalau mau membuka rantai pintu memang pintunya harus ditutup dahulu ..rantai di lepas kemudian baru pintu dapat dibuka seluruhnya….tapi kali ini tidak stelah beberapa detik aku mendrngar mas Mantri dan mas Hari tertawa terkekeh seolah sedag berhasil menipu seseorang dan saya sadar sayalah sedang mereka tipu…. saya berdiri dalam keadaan bugil..berdandan antik namun tubuh penuh dengan bekas sperma…di tengah lorong mess khusus pria…tiba2 aku menjadi panik dan mulai menggedor2 pintu…. tapi beberapa menit sama sekai tidak ada reaksi kecuali suara tawa yang semakin keras…. karena suara ku dan suara gedoran ku ternyata mulai menarik perhatian penghuni mess seseorang terlihat menintip dibalik pintu di kamar sebelah, lalu aku lihat seseorang juga keluar..dan menhapiri diriku…tampaknya dia orang indonesia juga dia bertanya “ada apa ….apa kamu belum dibayar…?” saya langsung syok mendengarnya… sayapun mulai menangis….”mas adi…nggak ada apa2 kok tadi cewe ini minta bayaran dimuka… tapi ternyata pelayanannya asal2an terus mau kabur lagi ya udah saya ambil aja pakaiannya…” terdengar suara mas Mantri dari belakang… “wah mba ini nggak bisa gitu dong….kembalikan uangnya atau kasih service yang bagus ke pelanggan” kata orang itu lagi saya merasa sangat terhina mendengar itu “hei…lonte…gimana..mau service bener2 nggak…?” aku pun mengangguk dengan tangan berusaha menutupi dada dan vagina ku…”kalo gitu nggak usah ditutup tutupi pakai tangan aset kamu itu” katanya ….aku pun melepaskan tangan ku…kemudian mas Mantri sambil tersenyum penuh arti mempersilahkan aku masuk kekamar masih aku dengar orang tadi bertanya “mas Mantri berapa kok bagus barangnya….” “murahhhhh nanti abis gue kamu boleh pake dehhh all in loh…”jawab mas mantri. Saya hanya bisa tambah menunduk…bersukur akhirnya bisa masuk ke dalam sehingga tidak lebih malu lagi…



“lonte….haus nggak loe….” tanyanya, aku lihat mas hari sedang memegang handycam yang di shoot kearah diriku…” nih minum” katanya sambil menyodori penisnya, sayapun langsung menyambut dengan mulut terbuka….”kayanya musti kamu emut2 dulu deh hahaha” saya pun kembali mengoral penis mas Mantri…. tapi tiba2 saya lihat mas hari yang dari tadi memegang kamera tiba2 mendekat ditangannya membawa sesuatu saya kaget melihatnya dia membawa penjepit jemuran terbuat plastik… dan tanpa banyak ba bi bu…di langsung jepit puting susu saya… saya yangsedang meng oral mas Mantri kontan membeliak “eughhhhh sakittttt…” belum berhenti saya melenguh tiba2 sebuah lagi dijepitkan ke puting yang satunya….”….wauuuuuggghhhh suakittttt…eghht” saya baru mau mengerakan tangan saya untuk meraih penjepit tadi tapi tangan saya ditangkap dan dipegang dengan erat oleh mas Hari kemudian dengan sigap dia mengikat tangan saya…pergelangan tangan saya diikat dengan pangkal siku kiri sedang pergelangan kiri dengan pangkal siku kanan.. penis yang tadi saya oral sudah terlepas.. tapi saya liat mas Mantri tidak memaksakan untuk mengulum lagi… dia beringsut kemudian mengambil kamera yang sudah di tinggal oleh Hari…. saat ini saya duduk dengan lutut saya dengan posisi tangan terlipat ke belakang. hari lalu menciumi pipi lalu mengemut daun telinga saya sambil tangannya mengelus2 bongkahan pantat saya diperlakukan seperti itu saya hanya merasa merinding….. mas Hari wajahnya sangat mirip dengan Tukul yang populer di tanah air…. tapi yang ini terlihat dingin dan pendiam…tiba tiba”aughttt sakit masssss” aku berteriak kencang sebab Hari mengigit telinga saya…kemudian tiba2 diamendorong saya kedepan sehingga saya jatuh dengan kepala kelantai ….. saat ini posisi saya menungging dengan bagian depan saya bertumpu pada pipi kanan saya… dengan kakinya kemudian dia menendang2 kaki saya memberi isyarat agar saya melebarkan kaki…karena posisi saya itu sedikit sulit saya lakukan sehingga saya jadi sedikit lambat…tampaknya dia tidak sabar dan langsung melepas ikat pinggang kulitnya dan ctarrrrrr…langsung digunakan menyabet pantat putih saya….”aghhhhhh sakittttt masss….”saya berteriak sekilas saya lihat wajah mas mantri dibalik kamera menegang… tapi mas Hari tetap dingin ….dengan jarinya kemudian dia menusuk2 lubang vagina saya…kemudian mencubit2 bibir vagina saya… dan tiba2″augggghhhhhh massss sakittttt” hampir saya pingsan ketika mas hari kembali mengunakan penjepit jemuran untuk menjepit bibir vagina saya…dikanan dan dikiri…dan kembali saya terkejut ketika sebuah lagi dia jepitkan di itil saya…dan kali ini karena itu bgian yang paling sensitif sakitnya jadi sangat tidak tertahan …sayapun berteriak sekuatnyaaa…”Auuuuuughhhhtttttttt massssssa saskiiiiitsssss” mata saya berkunang2 …dan mulai menagis…hampir saya pingsan…”sudah massss sakittttt….saya sudah tidak kuaaa…hepppp” belum selesai saya berteriak mulut saya telah disumpalnya…dan tampaknya disumpal denga celana dalam bekas milik mas hari…..



Kemudian dia mengitari saya dan memencet hidung saya…dengan mulut tersumpal dan hidung saya di pencet sedemikian rupa hampir2 saya pingsan karena tidak dapat bernapas… tapi kemudian dia melepas jepitan tangannya di hidung saya…lalu membalikan tubuh saya sehingga tubuh saya terlentang dengan tangan terikat di punggung buah dada saya nampak mengacung keatas…seperti dua bongkah gunung yang indah dengan penjepit jemuran dimasing2 puncaknya…warnanya tidak lagi merah tetapi mulai keunguan…kemudian mas hari mulai mengambil tali dan dengan sedemikian rupa mengikat kaki saya masing2 sehingga betis dan paha saya menyatu.dan tidak bisa di luruskan

dan dibelakang lutut kedua kaki diselipakan sebuah batangan kayuyang diatur posisinya sehingga kaki saya mengangkang lebar….dan terlipat kebelakang …rasanya sakitt luar biasa…kemudian dengan tiba2 cletik…. dia mencabut penjepit di buah dada sebelah kiri begitu tiba2 sehingga menyakitkan…. setelah itu dengan cepat dipasangnya kembali seolah2 sedang mengetes kekuatan penjepit itu…. dan itu dilakukan ke semua penjepit yang terpasang sehingga saya merasa sangat kesakitan… setelah semua selesai di tiba2 bangkit dan seperti mencari2 sesuatu di lemari es… dan kembali dengan sebuah ketimun jepang yang besar… dan digesek2annya ke lubang vagina saya…ketimun itu terasa dingin…dan tanpa peringatan tiba2 sleppp “aughttttttt….” ketimun itu dimasukannya dengan paksa ke vagina saya sampai masuk 3/4 nya… kemudian dia mengalihkan pandangannya kelubang yang lain…lubang anus ku…segera aku menggeleng2 tapi dia malah tersnyum penuharti…diambilnya seuntai manik2 sebesar kelereng berjumlah 15 butir didalam untaiannya dan kemudian dengan paksa dia menekan masuk satu persatu setiap manik2 itu hingga tinggal 3 untai lagi… kemudian dia duduk memandangi diriku….semua adegan diambil gambarnya oleh mas mantri… kemudiann cetarrrrrr tiba2 mas hari kembali menyabet kan sabuknya ke tubuh ku yang putih sehingga membekas merah..dia kemudian mulai meraba2 tubuhku dan meciumiku sedemikan rupa…sehingga entah bagaimana gairah aneh tadi kembali terjadi…



Kemudian dia mengocok2 ketimun yang ad di vaginaku tadi… sehinggaaa”eghhhhhh eghhhhh …” hanya itu yang keluar dari mulut ku karena tersumpal celana dalam mas Hari.tiba2 tubuhku mengejang karena orgasme….sungguh perasaan yang aneh telah mendera diriku…dalam keadaan sakit dan lemas aku melihat mas hari sedang mengocok2 penisnya sendiri didekat ku dan crot crot…. rupanya dia terangsang hebat melihat keadaan diriku… semua air maninya ditumpahkan ke wajah dan tubuh ku…

setelah itu dia pun melepaskan semuanya penjepit dan ikatannya…Saya hanya bisa terbaring lemah…aku lihat kini kamera sudah berpindah tangan lagi…



Mas Mantri yang bertubuh gempal…besar… mengendong tubuh lemah saya ke atas tempat tidur..mulai menciumi diriku..memacu gairah diriku… dia mulai memainkan itilku dengan lidahnya….yang masih terasa sakit akibat perlakuan mas Hari….tapi “ughhhhhh nihkkmaaaahhhttt mas euanaaakkkk…ueghhhhhh” saya mulai mengelepar2 ketika lidah mas Mantri mulai menari nari di itil ku sambil kedua tangannya sesekali memilin milin puting ku… kemudian di sergapnya mulut dengan ciuman yang dasyat… lidahnya mempermainkan lidah ku memaksa lidah kuturus menari2 huahhh enak sekaliiii.. kemudian dia mulai

melepas pakaiannya sendiri … terlihat penisnya yang besar mengacung ke atas membuat hati ku bergetar… ”lonte kamu suka ini…”sukaaa tuannn sukaa”hampir diluar sadar aku meracau kata2 yang sangat memalukan itu…. baik kamu harus memohon “tolong tuannnn….saya sudah tidak tahan..””tolong apa….” “yang jelas…..” “tolong masukan batang tuan ke memek saya tuannnn tolonggg” ” baik saya akan menolong mu lonte”dan sleppp “eughhhhhh….”dia memasukan penisnya ke vaginaku kembali gairah aneh menguasai diriku….seolah liang vagina ku terasa sangat penuhhh dan padat denganh benda besar yang kerass dan kenyal…. “ohhhh… ”dia pun mulai memompa dengan cepatnya sehingga aku merasa itil dan bibir vagina ku ikut keluar masuk karena padatnya penis mas Mantri… menimbulkan sensasi luar biasa… kembali aku melihat mas Hari merekam dengan kamera di tangannya…..



Setelah beberapa menit aku tidak tahan lagi hingga tubuh ku terguncang2 hebat dan “ohhhhhh tuaaannnn saya kelauarrrrrrrr” namun nampaknya mas Mantri belum mencapai klimaks dia tiba2 memangku tubuh saya dan dalam keadaan sambil di pangku berhadapan dengannya mulutnya bermain di buah dada saya dan terus memompa saya naik turun…”ahhhhhh tuaaaannnnnnn” saya benar sudah tidak tahaaaan dan kembali mengalami klimaks namun mas Mantri masih belum juga orgasme….. dia kemudian membalik tubuh saya dan…. dia menemukan 15 butir manik2 yang menancap dipantat saya dan lupa dicabut oleh mas Hari…. kemudian kembali dia menembus vagina saya dari belakang sambil tangannya pelan2 menarik manik2 keluar dari liang anus saya… sehingga menyebabkan saya segera mencapai klimakss beikutnya “eghhhhhhttttt ” saya lihat hari tersenyum penuh arti dibalik kameranya…. tidak lama kemudian tiba2 dengan kasar mas Mantri mencabut penis besarnya dari vagina ku dan membalik diriku sehingga terlentang. Dan crot crot…crottt mani menyembur ke tubuh dan wajah ku lalu dia memaksa diriku membersihkan penis miliknya dengan menggunakan mulut ku….



Kemudian masih dalam keadaan tubuh dan wajah penuh mani tiba2 mas mantri mengambil alat cukur kumis miliknya.. dan dia mulai mencukur bulu jembut ku ..awalnya aku meronta aku takut kalau mas aries sampai bertanya ada apa sampai aku mencukur botak jembut ku….tapi kemudian saya pasrah dicukur sampai habi…



Lalu mereka memberikan mantelku “pakai..kita jalan jalan…”kata mas Hari….terus terang setiap mendengar dia bicara bulu kuduk ku langsung merinding wajahnya yang kaya Tukul tidak membuat dia menjadi sama lucunya…



kemudian dengan diapit ke dua orang itu aku berjalan keluar menuju ke tengah kota…

banyak orang yag nampak memperhatikan diriku aku merasa terutama disebabkan oleh mantel ku yang tidak terlalu panjang dan bawahnya lebar tidak dapat menyembunyikan aku tidak memakai apa2 lagi didalamnya…. dan bau tubuh ku…benar2 bau air mani laki2… walau aku sudah merias kembali wajah ku wajah ’puas’ didiriku benar masih terlihat jelas…

Perjalanan masih panjang….

Anggie 2: Pelecehan pun Berlanjut



Semenjak kejadian pertama, ketika mas Hari dan mas Mantri memperkosa saya, sudah beberapa kali mereka mengulangnya. Setiap kali melakukan mereka selalu mengerjai saya dengan cara cara yang belum pernah terpikirkan oleh saya sebelumnya. Dan yang paling aneh mereka seolah tahu jadwal tugas luar mas Aries suami ku. Mereka selalu merekam setiap mereka menyetubuhi diriku. Diriku sebenarnya merasa sangat terhina atas perlakuan mereka tapi yang aneh saya juga selalu menikmatinya. Mereka selalu menggunakan hasil rekaman kamera itu untuk mengancam saya.
Mas Aries suamiku tidak pernah mengetahui bahwa istrinya sekarang telah menjadi budak seks para cleaning service itu, malah dia masih suka mengundang mereka datang ke apartement kami. Namun sebuah kejadian telah membuat saya sangat ketakutan.


Hari itu mas Aries sedang tugas ke kota Busan, dan baru kembali 3 hari lagi. Seperti sudah saya duga sebelumnya, sore sore sekali setelah jam kerja kedua orang itu menelpon.”Anggie..” sekarang mas Mantri memanggil nama saya dengan nama saja tanpa embel embel mbak seperti sebelumnya. “Kami mau datang kesana, tolong kamu bersiap pakai mantel kamu.. jangan pakai apa apa lagi, kita jalan jalan….” segera aku hendak memprotes, tapi…”Jangan bantah kalau tidak mau rekaman kamu saya putarkan didepan suami kamu, dan setelah itu kami sebar di internet” mulut ku segera terkunci aku pun melepas pakaian ku, mengenakan mantel ku dan duduk di ruang tamu menuggu kedatangan mereka dengan perasaan yang campur aduk… terhina, malu, tapi juga ada gejolak rasa aneh yang menggelora.

Tidak berapa lama bel pintu apartement saya berbunyi. Saya membukakan pintunya, ” wah kamu cantik sekali …dasar cewe’ nggak punya urat malu hahahahaha…” sambil berkata gitu tangan mas Mantri merogoh ke pantat saya yang tidak mengenakan apa apa dibalik mantel. Saya benar2 terhina..

Kemudian mereka mengajak saya pergi, di sepanjang jalan orang banyak menatap saya sebab mantel yang saya gunakan sedikt pendek dengan bagian bawah yang mengembang. sehingga terkadang jika sebuah kendaraan yang melintas dekat saya atau ada angin nakal maka mantel itu akan mengembang dan memperlihatkan bagian bawah saya yang telanjang. Beberapa kali hal itu terjadi saya selalu berusaha menutupi dengan menekan mantel saya dengan tangan, tapi mas Mantri tidak membiarkanya, dia selalu sigap menangkap tangan saya. Ternyata mereka membawa saya kesebuah kawasan yang bisa dianggap cukup rawan di kota itu. Kami memasuki sebuah tempat yang ternyata adalah tempat yang melayani pembuatan tatto dan tindik.

Kemudian mas Hari yang berwajah seperti Tukul tapi tidak lucu itu terlihat berbicara dengan bahasa Korea dengan pemilik tempat itu, walau cuma cleaning service mas Hari memang sudah jauh lebih lama tinggal di Korea dibanding saya selain tempatnya bekerja memaksanya harus bisa bahasa Korea. Terlihat beberapa kali pemilik tempat itu milirik kearah saya kemudian terkekeh.

Ternyata mereka menghendaki saya di tindik. Kontan saya menolak “bagaimana mungkin….gimana kalau mas Aries tahu…” kata saya.”kalau gitu kita tindik di tempat yang tidak bisa dilihat dia..” “kamu harus mau kalau nggak saya putar cd kamu, apa kamu mau..” mas Hari berkata, suaranya sangat menyeramkan saya menjadi ketakutan..saya terdiam dan menagis..tapi tiba tiba parrrr…. pipi saya ditamparnya dengan keras sehingga saya jatuh kelantai..”jangan macam macam kamu ya….” ” ayo bangunnn…” sambil bicara tangannya masuk ke dalam mantel saya dan meraih puting saya dan membetotnya dengan keras…sehingga saya terpaksa bangun karena sakitnya…”sudah Anggie turuti saja apa maunya Hari..daripada kamu lebih tersiksa.. lagi pula di tindik kan nggak terlalu kelihatan bekasnya kalau sudah sembuh..” demikian kata mas Mantri seolah membujuk….walau dia suka mempermalukan saya tapi saya lebih takut terhadap mas Hari yang selalu bertindak kejam.

“saya tahu suami kamu selalu kuno dalam berhubungan seks…, dia pasti mematikan lampu kalau sedang berhubungan dengan kamu jadi pasti nggak bakal tau deh” katanya lagi. baru saja dia terdiam mas Hari kembali menarik putingku dengan kerasnya. “ughhhh sakit masssssss” dia menyeret saya ke meja praktek orang Korea itu.

Akhirnya disebabkan takut terhadap mas Hari dan bujukan mas Mantri yang saya pikir ada benarnya saya pasrah. Ternyata mas Hari meminta orang Korea itu menindik saya di kedua puting saya dan di kelentit saya.. Saya langsung terlonjak kaget .. dan hendak meronta tapi lagi lagi saya di tampar dengan keras. Akhirnya saya benar benar pasrah kemudian mereka menyuruh saya melepaskan mantel saya….

Orang korea itu tertawa keras melihat keadaan saya, sekarang saya sudah tidak memiliki lagi bulu dikemaluan saya semenjak mereka mencukurnya, mas Aries pernah bertanya kenapa saya mencukur jembut saya, saya hanya berkata bahwa saya ingin tampil lebih bersih. Kemudian orang Korea itu menarik dan memilin milin puting saya sehingga saya terangsang dan puting saya mulai mengacung dan tiba tiba cess”aughttt sakitttt…” saya menjerit..puting kiri saya sudah di tembus dan dengan sigap dia memasangkan anting anting berbentuk cincin di puting kiri saya. dan seperti tidak mau menggu lama dia mulai bekerja di puting kanan saya, dan seperti tadi “augguuuuuht sakitt” puting saya pun sekarang memiliki anting. Tapi kemudian dia mulai turun ke vagina saya, dia memilin itil saya, lalu.. “ahhhhhhh sakitttt” kali ini rasa sakitnya jauh melebihi yang tadi, saya sampai berkunang kunang. dan… kali ini bukan anting2 yang dia pasangkan tetapi sebuah gembok kecil. begitu kecil menyerupai gembok yang biasa kita pasang di buku diary kita agar tidak bisa di buka.

Walau kecil gembok itu memiliki kunci yang kemudian oleh tukang tindik tadi di berikan ke mas Hari. yang dengan sangat gembira menerimanya. Setelah itu dia memerintahkan saya mengenakan mantel saya dan mengajak saya pulang kembali ke Apartement. Tapi sebelum saya mengenakan mantel tiba tiba mas Mantri yang dari setadi mengabadikan adegan tadi dengan kamera tiba tiba memberikan dua buah lonceng kecil yang terikat di sebuah rantai tipis seperti yang digunakan kucing peliharaan ke mas Hari. Kemudian mas Hari memasangkannya di gembok yang terdapat di itil saya.Baru kemudian dia mengijinkan saya mengenakan mantel dan mengajak saya pulang.

Dengan itil yang masih sakit dan tergantung sebuah gembok, saya merasa berjalan dengan sedikit aneh. Sedikit mengankang dan sedikit menunging dan celakanya ketika saya melangkah dengan mantel yang tidak terlalu rapat terdengar bunyi klinting klinting dari bagian bawah saya.

Ternyata penderitaan saya tidak hanya sampai disitu. Kami tidak langsung pulang tapi mampir dahulu kesebuah restoran cepat saji ala barat di pusat kota. Restoran itu selalu ramai oleh anak anak muda Korea yang seperti juga anak muda di Indonesia sangat menyukai makanan ala barat. Sesampai di restoran bukannya ke counter langsung mas Hari dan mas Mantri malah duduk di kursi, mereka menyuruh saya yang memesan makanan. Dalam keadaan Restoran yang sedang ramai hal itu membuat saya sangat takut kalau sampai ada yang tahu keadaan saya. Saya berusah berjalan senormal mungkin tetapi tetap saja terdengar bunyi klinting klinting dari bagian bawah saya, belum lagi pakaian saya yang sangat aneh mantel pendek dengan bagian bawah yang mengembang. Dalam keadaan normal mantel itu padanannya adalah sebuah celana panjang. Kali ini saya tidak mengenakan apa apa lagi dibaliknya, sehingga cukup meng ekspos bagian pangkal paha dan dada saya. Sejumlah orang terlihat keheranan memandang diri saya dengan pakain seperti itu mengingat saat ini adalah akhir musim gugur yang cukup dingin. Lebih heran lagi mereka mendengar suara klinting klinting yang cukup nyaring terdengar dari bagian bawah saya. Tetapi kemudian saya melihat sejumlah anak muda pria tertawa terkekeh sambil memandang saya, saya rasa dia sudah tahu keadaan saya sekarang…. saya malu..

Setelah memesan makanan saya kembali kemeja dimana mas Mantri dan mas Hari duduk Saya memberikan makanan pesanan mereka. Mas Hari memesan burger dan soft drink sedang mas Mantri seperti ukuran tubuhnya yang gempal walau tidak gendut memesan 4 buah hot dog dan segelas soft drink. Tapi ternyata hanya dua buah yang dia makan, dua buah lagi dia hanya makan rotinya sedang sosisnya dia cuci di gelas soft drink. Kemudian dia pindah duduk dengan mengambil posisi disebelah kiri saya. Dan tiba tiba dia merengkuh saya, lalu tangannya menyusup kebagian bawah mantel saya, belum cukup keterkejutan saya dia ternyata mencoba menyusupkan sosis tadi kedalam vagina saya. Saya mencoba berontak tapi dia berbisik”silahkan bergerak yang mencurigakan, biar orang orang disini tahu…” saya pun terdiam sambil mengigit bibir bawah saya menahan tangis. Dan pelan pelan dia menyusupkan sosis tadi kedalam vagina saya setelah sebelumnya dia mengesek gesekan jarinya ke klentit saya yang ada gemboknya, sehingga vagina saya mulai basah. dan bless masuk hampir seluruhnya sosis itu. Tapi kemudian dia menarik kembali dan mengocok ngocoknya sehingga saya hampir tidak bisa bernafas karena horny yang luar biasa, saya takut ada orang yang tahu keadaan saya…

Tapi kemudian dia berhenti, untuk kemudian yang membuat mata saya terbelalak dia mengambil sebuah sosis lagi, dan kembali mecoba memasukan sosis itu kedalam vagina saya yang sebelumnya sudah berisi sosis yang lain.Saya mencoba mengelak tetapi dia memberi isyarat yang sedikit mengancam. Akhirnya saya pasrahkan dua buah sosis sekali gus masuk kedalam vagina saya hingga hanya tersisa sedikit bagian atasnya. Saya hampir merasa mata saya saat ini sedang merem melek karena sensasi aneh yang saya rasakan. Setelah semua masuk mas Mantri mencium kening saya seolah saya kekasih kesayangannya. “ayo kita pulang …” ajaknya kepada mas Hari dan saya. mendengar itu saya sedikit lega, sebelum saya bangkit tangan saya kebawah ke arah vagina saya untuk mencabut sosis tadi, tetapi mas Mantri mencegah.”biar saja disitu saya mau makan nanti dirumah..” “tolong di simpan dulu ya….” bicaranya kalem sekali dan sambil bicara dia kembali mencium pipi saya dan mengelus elus rambut saya, membuat saya merinding membayangkan bagaimana cara saya berjalan nanti.

Kami pun berjalan keluar restoran itu, jalan saya menjadi lebih susah dari ketika datang tadi, saya tidak bisa berjalan normal, sebab saya harus berusaha menjepit kedua sosis tadi agar tidak jatuh. Tapi celakanya makin dijepit makin saya merasa terangsang hebat karena kedua sosis itu seolah bergelinjang didalam vagina ku. Hal itu semakin menyebabkan vaginaku bertambah basah, yang berarti semakin sulit menahan kedua sosis itu agar tidak jatuh..Apa jadinya kalau sosis itu jatuh di tempat ramai…

Saya berusaha berjalan normal tapi sulit, yang ada saya semakin lambat berjalannya, hal itu tampaknya membuat mas Mantri kesenangan, dia terkekeh. selama perjalanan dia merangkul saya di pinggang seperti seorang kekasih. Mas Hari hanya berdiam sambil terus memainkan kameranya, saya lebih suka dia seperti itu, wajahnya seperti Tukul Arwana tetapi saya sangat takut terhadap dirinya.

Kami pulang menggunakan Bus, dan saya harus menunggu bus di sebuah halte. vaginaku semakin becek saya semakin sulit menahan agar sosis itu tidak keluar. Saya merasa mata saya semakin sayu karena rangsangan hebat yang saya rasakan. Beberapa kali saya menoleh ke arah mas Mantri secara bersamaan dia juga menoleh kearah saya , dan dia tersenyum penuh arti setelah melihat wajah saya..

Ketika tiba di halte bus tujuan kami baru saja lewat sehingga kami haru menunggu sekitar 10 menit lagi untuk jadwal berikutnya. Di halte itu sudah duduk dua orang pria korea tua yang saya taksir berumur sekitar 60 tahunan tampaknya mereka seprti dua orang pensiunan yang bersahabat. masih ada dua tempat duduk lagi disitu, tapi mas Mantri tidak mengizin kan saya duduk malah dia sendiri dan mas Hari yang duduk. Saya harus berdiri sambil menahan sosis agar tidak jatuh. Saya merasa salah satu sosis sudah mulai keluar separuhnya saya begitu takut sehingga “mas Mantri gantian doong saya ghhh mau duduk…” saya sedikit melenguh karena semakin merasa terangsang. “jangan kamu berdiri saja, saya capai nih kalau mau minta sama Hari saja” mendengar itu saya memandang ke mas Hari, tapi mas Hari memang tidak berbicara apa apa tapi matanya mendelik menakutkan, saya faham dia juga tidak mau bangun, saya takut sama dia. Akhirnya saya berusaha keras agar sosis itu tidak jatuh tetapi semakin menahannya semakin sulit disatu sisi saya semakin terangsang yang membuat vagina saya semakin becek, disisi lain sosis itu terasa semakin licin dan sudah mulai keluar melebihi separuhnya. Saya hanya berharap Bus segera datang agar saya bisa duduk di bus dan membenarkan kembali letak sosis itu.

Tetapi harapan tinggal harapan perlahan namun pasti sosis itu meluncur dan… akhirnya poppp.. sosis itu jatuh, karena saya terus berusaha menjepitnya sampai detik detik terakhir sosis itu bukan hanya sekedar jatuh tapi seakan meloncat keluar. Pria korea itu melihat kejadiannya dan sedikit terkejut, namun kemudian gantian saya yang terkejut ketika kemudian dia berjongkok dan memungut sosis itu, saya yakin dia melirik kearah bawah mantel ku dan dapat dengan mudah melihat kearah vaginaku yang tidak tertutup apa apa..”milikmu… sebaiknya hati hati menjaganya..” katanya dalam bahasa Korea, saya begitu gugup sehingga malah membuat satu sosis lagi terlupakan dan… poopp, sosis itu keluar lagi seperti di tembakan. Kedua pria Korea itu tertawa kerasa sekali sampai terbahak.. saya benar benar sangat malu, kawannya ganti menunduk dan memberikan sosis itu kepada saya dan berkata dalam bahasa korea” sosis kami jauh lebih nikmat dan tidak perlu harus dua untuk memenuhi milikmu, cukup kami bergantian” kata kata itu disambut tawa keras mereka berdua, saya begitu malu hingga sarasa mau melayang pingsan, saya melirik ternyata mas Mantri juga tertawa terbahak.

Akhirnya bus itu tiba, didalam bus saya duduk diapit mas Mantri dan mas Hari, tangan mas Mantri kembali memasukan sosis yang terjatuh tadi kedalam vaginaku sambil berpesan “kali ini tolong disimpan yang benar jangan sampai jatuh lagi malu dong” aku hanya dapat tertunduk..selama mencoba memasukan sosis tadi, sosis tidak langsung di masukan tapi dikocok kocok lebih dahulu sehinga tanpa saya sadari saya melenguh nikmat dan tenyata lenguhan ku keras sekali sehingga terdengar oleh beberapa penumpang, seorang penumpang, wanita tua, bangkit dari duduknya dan bersiap turun di halte berikutnya dan bekata ketus dan keras dalam bahasa korea, “dasar pelacur tidak bermoral, tidak cukupkah hanya melacur di negaranya, kenapa dewa mendatangkan penyakit kenegara ini” mendengar itu tanpa terasa saya menangis, tapi mas Hari memberikan sapu tangannya kepada saya dan berkata, “tidak perlu menagis kalau yang dikatakan seseorang tentang kita memang sebuah kenyataan” mungkin dia mencoba menenangkan saya, tapi itu membuat tangisan saya makin tidak terbendung, saya malu….

Tiba di apartement mereka menyuruh saya melepaskan mantel dan bertelanjang bulat, mas Hari memberi perintah agar saya beridiri di depannya, dia memandangi tubuh saya, dia memandangi hasil tindikan tadi. Kemudian dia melepas bel tadi, dan memindahkannya dari gembok di itil ke anting di puting. setelah itu dia mengambil segulung benang sulam dari lemari perkakas ku, dan memotong dua helai benang sepanjang kurang lebih tiga meter sehelai diikatkan ke anting di puting sebelah kiri, sehelai yang lainnya di anting puting sebelah kanan. Kemudian dia menyuruh ku merangkak, “sekarang merangkak keliling, kamu harus tahu kemana saya mau kamu berbelok” saya tidak mengerti tapi saya menurutinya, saya mulai merangkak Tetapi belum saya mulai merangkak tiba tiba dia berkata”sebentar masaih ada yang kurang..” dia mengambil sebuah pisang, sebesar pisang ambon dan tanpa melepas kulitnya dia memasukannya ke vaginaku, lalu sebuah ketimun jepang yang hijau tua dan sedikit berbintil ke dalam anus ku.”sekarang mulai…” aku merangkak dan perasaan aneh mengalir ketika kedua buah tadi seolah bergoyang didalam tubuh ku…”ughh mas nggak tahannnn “kataku, tapi dia malah mencambuku dengan ikat pinggannya “diam nggak ada kuda yang bicara” saya kaget ternyata kami sedang bermain kuda kudaan, kemudian saya merasakan benang di puiting kananku ditarik dengan keras sehingga putingku terbetot kearah belakang,”rupanya ini maksud dia bahwa saya harus tahu kearah mana saya harus berbelok sesuai keinginannya” saya pun berbelok kekanan dia terlihat puas, 15 menit berikutnya saya merangkak berputar putar didalam ruangan tapi lama lama saya semakin tidak tahan rangsangan pisang dan ketimun semakin hebat. sehingga akhirnya tubuhku bergetar dan saya mencapai klimaks. Mas Hari terlihat senang dia menghampiri saya menjambak rabutku dan langsung mencabut pisang tadi dan menggantikannya dengan kemaluannya sendiri yang besar. bahkan lebih besar dari pisang tadi.

Mas Hari mulai memompa pingulnya dengan cepat sambil tangannya meremas payudaraku. Bel yang tadi dipasang di putingku berbunyi klinting klinting dengan kerasnya menambah gairah mas Hari. sementara itu mas Mantri tidak henti2nya merekam adegan itu. aku benar benar nikmat…sampai sampai aku merasa setengah diawang awang, dengan mas Aries jujur aku belum pernah merasa seperti ini. tapi tiba tiba, Tarrrr wajahku ditampar oleh mas Hari, aku terkejut, sambil menampar tadi dia sama sekali tidak mengurangi enjotannya, tarrrr… kembali wajah ku ditamparnya”sekarang baru enak ya.. pelacurrr” katanya dan, tarrrr …kembali dia menampar ku..Aku mulai menangis….dia kembali meremas dadaku tapi kali ini dengan sangat kasar dan keras sehingga aku kesakitan sekali. Tangisku mulai meledak, dan tampaknya dia malah sangat suka. sehingga dia mendekati klimaks ketika tiba tiba dia mencabut penisnya dan bergerak dengan cepat kearah mulut ku dan dengan paksa memasukan penisnya kemulutku hingga dalam dan serrr dia mncapai klimaks didalam mulut ku.. aku sampai tersengal karena banyaknya seperma yang masuk … setelah itu mendorong diriku dengan keras sehingga aku terguling. Dia mengambil segelas Soju (sake korea..) dan menonton diriku yang masih menangis sambil minum soju itu, tiba tiba dia menyiram diri ku dengan soju itu dan mendorong keras diriku dengan kakinya sambil bangkit. Badan saya langsung menggil melihat dia mendekat lagi ke saya, “minum ini cepat” katanya sambil mencekoki saya dengan soju kemulut saya.Cara mencekokinya yang kasar dan daya tampung mulut saya yang tidak sebanyak itu membut saya tersedak dan batuk batuk hingga sebagian keluar lagi lewat lubang hidung saya. Mas Hari melihat itu langsung menampar kembali. saya terjatuh dan menangis. Kemudian mas Hari menyuruh saya duduk diatas lutut saya kemudian mulai mengikat tangan saya kebelakang pergelangan tangan kanan bertemu siku kiri begitu sebaliknya, kemudian rambut saya diikatkan ke tangan saya. Hal itu membuat wajah saya menjadi menengadah ke atas.Kemudian dia mengambil beberapa karet gelang dan mengikatkannya di masing masing payudaraku, rasanya sangat sakit sekali aku kembali menangis payudaraku saat ini sudah berbentuk seperti balon karena diikat dengan karet sangat keras warnanya pun mulai berubah. Dengan membentak dia menyuruh kaki ku mengangkang, masih dalam keadan berlutut. Tiba tiba saya merasakan sesuatu menyusup kedalam vagina saya, ternyata itu adalah sebuah dildo vibrator yang rupanya sudah dibawanya. Kemudian dia mulai mengocok ngocok dildo tadi kedalam vagina saya tanpa menyalakan vibratornya. “aughttt enggghttt” saya sampai melenguh keenakan. kemudian mas Hari memasukan Vibrator itu dalam dalam sehingga saya merasa telah mentok di vagina saya kemudian di menyalakan vibrator tadi yang mulah berputar putar, bergoyang dan bergetar sekali gus. Dalam keadaan terikat dan tidak dapat melihat ke bawah sensasi yang di timbulkan vibrator itu menjadi semakain menggila didalam diri saya.”ughtttt hmmmm ….” saya benar benar tidak kuat hingga tubuh ku bergetar nikmat. “eh enak nggak”kata mas Hari.ketika saya terlambat menjawab dia menarik anting di puting saya keras keras sehingga saya kesakitan “uuenakkk masss…sshh” itu sebuah kenyataan, tapi aku merasa terhina apa lagi mendengar mas Mantri tertawa keras dibalik kameranya mendengar itu. Akhirnya tubuhku tiba tiba mengejang hebat dan “engghhh saya keluarrr..” tanpa sadar saya berbicara karena mencapai klimaks dalam posisi yang tidak biasa… tetapi mas Hari tidak langsung mencabut vibrator itu, tetapi dia mulai beronani didepan wajah ku dan setelah beberapa menit crottt crottt dia mencapai klimaks di wajah ku. sedang vibratornya masih terus bergerak didalam vagina ku membuat tubuh ku mencapai multy orgasme. dan akhirnya terbanting ke belakang akibat lonjakan kenikmatan yang aku rasakan. Mas Mantri yang dari tadi terus mengambil adegan tadi, mulai menyerakan kameranya ke mas Hari. Dia mencabut vibrator itu, melepas ikatan tangan dan rambutku, lalu membuka kaki ku dan memasukan penis besarnya kedalam vagina ku dan langsung memompa diriku. aku kembali ‘on’. Dan mulai bergoyang mengikuti irama goyangnya, namun karena dari tadi saya sudah mencapai klimaks berkali kali maka hanya beberapa saat saya sudah kembali mencapai orgasme. Mas Mantri yang belum keluar melihat saya sudah mencapai klimaks dia terkekeh, kemudian memaksa saya berbalik sehingga saya menungging. Kemudian dia kembali memasukan penis nya ke vagina saya dan kembali memompa kannya. tapi yang mengejutkan dia memasukan vibrator tadi kedalam anus saya. Rasanya sakit sekali, saya benar benar kaget. Akhirnya diapun mencapai klimaks setelah cukup lama.

Sepanjang hari itu kedua orang itu terus menerus bergantian mengerjai saya. Selama satu minggu mas Aries bertugas mereka juga terus menerus mengerjai saya. Akhirnya ketika saatnya mas Aries akan pulang, setelah satu mingu bertugas, luka tindikan di puting dan itil saya sudah sembuh, sehingga saya sudah dapat melepas kedua anting di puting saya, sepintas tidak akan terlihat lubang tindikan diputing saya, sehingga saya yakin mas Aries tidak akan tahu. Namun saya tidak dapat melepas gembok di itil saya. Saya menelpon mas Hari meminta kuncinya namun dengan enteng dia menjawab “saya lupa ditaruh dimana.”, “nanti saja kalau sudah ketemu saya bawain kekamu..” saya benar2 shock”mas Hari bagaimana kalau mas Aries tahu…” “itu urusan kamu, kalau kamu tidak mau dia tahu, ya di jaga dong”

Akhirnya saya hanya bisa pasrah sambi dalam hati ketar ketir, selama itu setelah mas Aries pulang, ketika dia mengajak bermesraan saya selalu mengelak saya takut ujungnya dia minta jatah. Kalau sampai itu terjadi bisa berbahaya kalau dia menemukan gembok di itil istrinya. Dan saya hanya bisa berharap mas Aries segera bertugas di luar kota lagi.., maaf kan saya mas Aries……

Dua orang begundal itu pun tidak pernah berhenti di situ, mereka selalu menemukan cara mempermalukan dan menyiksa saya, di lain kesempatan mereka pernah membawa saya kepada seorang pria Korea yang juga memilki hobby yang sama dengan mereka dan bahkan memilki sejumlah mainan yang aneh aneh. Tetapi saya akan menceritakannya lain waktu saja ya…