Thursday 29 January 2015

PKN 1



Setelah menghadiri pembukaan PKN berupa hiburan pesta rakyat, maka aku dan
istriku bersama mbah Kotim,tetua desa yang umurnya katanya sekitar 75
tahun, memakai celana pendek komprang dan baju hitam memakai ikat kepala
dengan kendaraanku menuju rumahnya yang agak terpencil sekitar 100 meter
dari perumahan desa yang terdekat.
Begitu memasuki ruang tamu rumah mbah Kotim yang besar dan kuno itu, bau
kemenyanpun mulai tercium. Mbah Kotimpun mempersilahkan masuk dan kamar di
belakang ruang tamu sebelah kanan tertutup dan bau kemenyan begitu
menyengat dari kamar itu.
Di belakang kamar itu adalah ruang keluarga dan kamar untuk tempat aku dan
istriku menginap tepat di depan ruang keluarga itu.
“Ini kamarnya mas, jangan sungkan” kata mbah Kotim mempersilahkan kami
berdua masuk. Akupun heran rumah kuno, tapi tempat tidurnya dunlopilo yang
lebar dan empuk, lantainya memakai karpet.

“Mas, aku nggak begitu suka bau kemenyan, kayaknya mbah Kotim itu dukun,”
kata istriku. Akupun menceritakan yang aku dengar dari penjual rokok,kalau
mbah Kotim adalah gurunya Pak Carik, yang berumur 60 tahunan itu, sehingga
pak Kades boleh dikatakan hanya boneka saja, dan segalanya yang mengatur
di desa itu adalah Pak Carik.

“Makanya …….” istriku tak meneruskan kata-katanya sambil memandangku
tajam. “Makanya apa,dik,’ tanyaku. Istrikupun diam. Akhirnya, “Mas, jangan
marah, ya,” katanya manja. “Lho, gak ada angin gak ada hujan, kok marah,
apa aku sedikit, gila?” tanyaku. “Bener, mas nggak marah? Akupun
menggeleng.
“Makanya, pak Carik selalu memandang dadaku dan selangkanganku, mas dan
hatikupun bergetar ketika dia memandang payudara dan selangkanganku
rasanya seperti ransangan. Memang istriku memakai blouse yang agak rendah
dan ketat waktu pesta rakyat tadi sehingga payudara yang berukuran 36B
agak tersembul, sedangkan rok spannya yang terbuat dari bahan elastis
memperlihatkan pantatnya yang bahenol dan empuk itu, walaupun perutnya
tidak ramping karena sudah dua kali mengandung.
Istriku yang cukup mungil dengan tinggi 155 cm, berwajah menarik seperti
bintang Film Mandarin, meskipun kulitnya sawo matang dengan rambut pendek
sehingga tampak lebih muda dari usianya yang menginjak 40 tahun.
Sering istriku berkata agar para mahasiswanya tidak bosan dengan kuliah
yang diberikan istriku.
“Semakin lama Pak Carik memandangku, putingku yang memang besar itu,
semakin mengeras dan menonjol, mas.” kata istriku. Ya,dalam keadaan biasa
puting susu istriku sebesar setengah penghapus steadler yang kecil.
Hatikupun berdegup semakin keras, ketika istriku meneruskan ceritanya.
“Mas, jangan marah ya.. Aku menggeleng lagi. “Vaginaku basah,mas,
lihatlah, kata istriku sambil menyingkap rok spannya. Dan kulihat CD
istrikupun basah seperti ngompol.
“Kau, terangsang, dik? Tanyaku dan istrikupun memelorotkan CD nya dan
langsung menarik tanganku di pangkal pahanya yang ditumbuhi jembut lebat.
Kurasakan empik (bibir vagina) nya basah kuyup yang berarti istriku sangat
terangsang. Dengan tergesa-gesa istrikupun melepas paksa celanaku, hingga
kontolku yang sudah ngaceng mendengarkan ceritanya dielusnya dan dikocok
pelan oleh tangan mungilnya, kocokan tangannya yang lembut semakin, cepat
dan ” Oh, dik, aku keluar dan crot.. crot..crot, pejukupun muncrat.
“Maafkan mas…,” kataku sambil ku peluk tubuh istriku yang bahenol.
“Mas, jangan marah,ya?” Aku menggeleng “Mas, rupanya sangat terangsang
dengan ceritaku tadi.” Aku hanya memeluk erat tubuh istriku.
“Maafkan,mas,” kataku.
“Mas, nggak marah, aku terangsang karena pandangan Pak Carik tadi?” Tanya
istriku. “Kau suka dirangsang dengan pandangan pak Carik tadi?” aku balik
bertanya. Istrikupun memelukku erat. Karena diam, akupun berkata “Kalau
kau suka, akupun tak keberatan,” kataku. “Mas …..” istrikupun memeluk dan
menatapku. “Kau suka, dik,?” kubisikan pada telinga istriku.
“Aku …..,” istriku tak meneruskan kata-katanya. “Kenapa? Ceritakan saja,
mulai kapan kau merahasiakan sesuatu padaku? tanyaku.
Istrikupun menarik tanganku sehingga kami berdua duduk di pinggir kasur
empuk itu. “Mas, tadi aku ….eeh …..pak Carik rasanya bukan hanya memandang
payudara dan selangkanganku …” Istriku terdiam. “Maksudmu …,” tanyaku.
“Jangan marah, ya mas..” Aku menggeleng dan memeluk bahunya.
“Rasanya tadi sepertinya tangan pak Carik meremas-remas payudaraku sampai
payudaraku semakin keras dan eeeh… mas putingku serasa dipelintir,
ditarik-tarik oleh jari-jari pak Carik. Aku …aku sampai binggung agar
putingku tak tampak menonjol karena aku pakai BH tipis,mas.”
Hatikupun berdegup dan kontolku yang tadinya sudah loyo mulai bereaksi
ketika istriku meneruskan ceritanya.
“Mas aku berusaha tidak mendesah ketika kurasakan payudaraku terasa
dikempot oleh mulut dan heeh ….tangankupun meremas tangan kursi ketika
puting-puting payudaraku serasa dikulum dan dijilati dan pak Carikpun
senyum senyum padaku”
“Mas terangsang ya,” tiba-tiba istriku nyeletuk dan tangannya langsung
mengelus kontolku yang ngaceng lagi.
“Mas ….. aku merasakan pahaku mulai terbuka dan mas ….kurasakan ada tangan
yang menyusup makin lama makin ke dalam. Akupun semakin panik begitu mas
pamit akan beli rokok dan pak Carikpun duduk di kursi yang tadi mas
duduki.”(Akupun teringat cerita penjual rokok). Akupun mencium rambut
istriku dan memeluknya.
“Kurasakan tangan itu menyibak celana dalamku dan tas kupun ku taruh
pangkuanku , heeh … jari-jari itu pun menyibak empik(bibir vagina) ku dan
terus mengelus-elusnya mas, dan akupun menggigit saputanganku ketika
jari-jari itu mulai memainkan itil(kelentit)ku dan pak Carikpun berbisik
padaku :”Enak, jeng?” dan jari-jari itupun semakin menggila mempermainkan
bibir vagina dan kelentitku”
Tangan istrikupun semakin cepat menggocok kontolku.
“Aku betul-betul terangsang, mas ….. apalagi jari-jari itu terasa menggbok
obok torok (lubang vagina)ku yang semakin basah, sedangkan putingku
disedot-sedot terus”
“Diiiik,dan crot… crot akupun keluar lagi. “Aduh…,’ Keluhku.
“Mas, kok keluar aku belum, mas…” kata istriku lirih. “Aku nggak kuat dik”

Istrikupun berdiri dan menarik kursi di hadapanku. “Mas tadi aku begini…”
Kulihat istriku memerankan yang tadi dia rasakan di”kerjain” pak Carik,
tapi istriku kini melepas BH nya tetapi tetap memakai blouse nya mulai
dari tangannya meremas tangan kursi, kakinya agak terbuka, memangku tas,
sedangkan pantatnya menahan goyangan nafsunya dan akupun ngaceng lagi dan
dengan serta merta istriku memegang kontolku dan mengkangkangkan kakinya
di pangkuanku. Karena sangat tergesa-gesa maka kontolkupun tidak ke lubang
vagina istriku, tetapi diantara pangkal paha dan jembutnya yang lebat
menggesek kontolku dan ooh …… cret …cret ..cret aku keluar lagi dan
kepalakupun pening karena aku hanya dapat kuat keluar dua kali.
“Maasss ….” istriku mendesah. “Maafkan mas, sayang aku nggak kuat”
Istrikupun berdiri dan mengocok kontolku yang loyo dengan cepat.
“Mas, aku pingin, mas, aku belum apa-apa, eeh mas nanti pak Carik datang,
lho kalau tahu mas loyo. Gimana, mas, gimana, tangannya yang keriput
meremas payudaraku, mulutnya yang sudah ompong megulum putting-putingku
……..Dan akupun ngaceng lagi, tetapi karena istriku cepat sekali mengocok
kontolku dan “diiiiiiik crot ..crot …crot.. maniku yang sudah encer
membasahi karpet merah kamar itu.
“Maafkan,aku dik dan kepalakupun terasa berputar, akupun terbaring di
kasur empuk itu.
“Maas, nanti pak Carik datang, lho, dan daaaar petirpun menyambar keras
dan hujanpun turun dengan deras.
Istrikupun terus mengocok kontolku yang lemas dan terus berusaha
membangkitkanku dengan kata-kata joroknya yang tak pernah diucapkan
sebelumnya “Mas, aku takut pak Carik menggosok empikku (aku tak pernah
istriku bicara seperti ini), terus itilku dan kontolkupun terasa mengeras
dan istriku meneruskan cerita pornonya : “Itilku dipencet-pencet, mas dan
torokku mulai di …….. dan crot …crot …..crot rasanya tak ada lagi air
maniku yang keluar dan kepalakupun semakin pening dan aku sempat melihat
jam dinding menunjukkan pukul 19.15.

Aku terbangun ruangan kamar gelap dan jam weker diatas tempat tidur
menunjukkan pk. 19.55 dan aku terbangun karena ada suara rintihan di ruang
keluarga.
“Jangan, mbah……” “Sssssst …”suara mbah Kotim
Akupun kaget bukan alang kepalang karena desahan dan rintihan itu semakin
jelas “Mbaah, mbaaah Kotim,” kudengar rintihan istriku dan yang aku sudah
lemas berusaha bangkit tapi tak kuasa tubuhku terasa remuk dan kedua
lututku bergetar. Dengan tenaga tersisa akupun menjatuhkan diriku ke
karpet dan dengan tenaga yang tersisa di tangan aku merayap ke pintu kamar
yang terbuka ¼ tetapi selambunya masih tertutup rapat.
“Heeh ….. heeeh ….” rintihan istrikupun semakin sering dan dari bawah
pintu kedua matakupun terbelalak, ku lihat istriku yang seksi itu dan
masih mengenakan blouse dan rok spannya berdiri menggoyang ngoyangkan
pantatnya yang bahenol berputar-putar seperti permainan holahop.
“Mbaah …mbaaah Kotim….” dan kini pangkal paha istrikupun maju mundur
seperti orang yang bersetubuh. Kedua tangannya meremas-remas pantatnya
sendiri.
“Nanti suamiku bangun, mbah..”
“Suamimu paling sudah loyo, ayo sini jeng”, perintahnya dan kulihat jari
telunjuknya memerintahkan untuk mendekat dan “ooh mbaaaaaah ….” pangkal
paha istrikupun ke depan dan terangkat seolah olah pangkal pahanya ditarik
ke atas sehingga istriku berjalan majupun kesulitan mendekati Mbah Kotim
yang duduk di kursi panjang menghadap ke televisi yang menempel di kamar
gelap sehingga tampak dari samping. Begitu tepat di depan mbah Kotim,
istrikupun mengerang “Mbaaaaaaah…….” dan kedua tangan istriku mendekap
erat pangkal pahanya yang semakin terangkat ke atas mengendur terangkat ke
atas lagi.
” Mbaaah suuudddaaaah mbaaaah” istriku memohon. “Oooohhhh ……..oooooah
…..heeeeh naantiiii suamikuuuu oooohh…..banguuuun……”
“Kalau bangun, mau apa suamimu sudah loyo, kan? Paling dia suka melihat
jeng begini. Enak, kan? Bagaimana kalau begini? Pangkal paha istrikupun
tersentak keras sehingga hanya beberapa jengkal di depan wajah keriput
mbah Kotim dan kembali pantat istrikupun maju mundur.
“Kenapa tangan mu menutup pangkal pahamu, jeng?”
Heeh …heeh” istriku hanya mendesah.” Kenapa ?” mbah Kotim menghardik. “Anu
mbaaah, anu ….”
“Anu apa, heh?”. “Anuku….”
“Anu apa?! mbah Kotim membentak. “Masih pakai rok kok ditutupi tangan
segala. Anu apa?!
“Aaaaah……..” istrikupun menjerit tertahan dan pangkal paha yang dibekap
kedua tangannya tepat di wajah keriput mbah Kotim.
“Tempikku, mbah” dan akupun semakin terbelalak mendengar ucapan jorok
istriku kepada orang yang selayaknya jadi kakeknya.
Tanpa berkata tangan keriput mbah Kotimpun menyusup di rok span elastis
istriku sambil mengusap paha mulus istriku terus naik sehingga rok istriku
mulai tersingkap memperlihatkan kedua paha mulus istriku dan langsung
menyusup di selangkangan istriku.
“Jembutmu lebat, jeng. Wow kau sudah basah,ya”
“Oooooh” istrikupun melenguh ketika tangan keriput mbah Kotim bergerak
mengelus pangkal paha istriku dan kemudian terdengar bunyi “cek….cek….
cek…..”. “Ooh mbaah ….heehh”
“Tempikmu basah, jembutmu juga, jeng” sambil tangannya yang menyusup di
rok istriku bergerak cepat sehingga bunyi kecepak dari pangkal paha
istrikupun semakin keras.
“Suddaaah, mbah,”pinta istriku memelas.
“Kamu capek, ya jeng? Istrikupun menggangguk dan mbah Kotimpun menarik
tangan kanan istriku sehingga istriku dipangku oleh mbah Kotim
menghadapku.
Tangan kanan mbah Kotim mengkangkangkan kaki kanan istriku sedangkan
tangan kirinya memeluk pinggang istriku sehingga dari tempatku mengintip
terlihat jelas jembut lebat istriku.
“Mbaaaah…..” desah istriku ketika tangan kanan mbah Kotim menggosok
pangkal paha istriku
“Ooooh, mbaaaaaah,” istriku merintih ketika kulihat tangan keriput itu
membuka lebar bibir vagina istriku.
“Heeeh .. heeh… heeeh,” nafas istriku memburu
“Itilmu sudah keras, jeng.”kulihat telunjuk keriput mbah Kotim
mempermainkan itil istriku
“Mbaaaaah ……..”
“Jeng aku lebih suka dipanggil mbah Kotim,” tiba-tiba mbah Kotim membentak
dan tangan kirinya menjambak rambut pendek istriku hingga tenggadah.
“Iii ya, mbah Kotiiiimmm,”
“Lha begitu bagus,” mbah Kotimpun melepas rambut istriku dan
“Mbaaah Kootttttiiiiiim sakiiiiit……” istriku berteriak. “Itilku jangan
dicubit, mbah…….
“Gimana, kalau gini, enak, jeng?” Kulihat jari tengah mbah Kotim masuk ke
torok istriku dan jempolnya mempermainkan itil istriku.
“Mbaaah Kotiiiim…….”kini kulihat jari telunjuk, jari tengah dan jari manis
mbah Kotim masuk dan mengobok ngobok torok istriku yang mengelinjang
dipangkuannya. “Enak, jeng?”
“Iya, mbah Kotim heeehh enaaak,” desah istriku
Mbah Kotim lebih mengkangkangkan kaki kanan istriku dengan sikunya
sehingga aku melihat semakin jelas bagaimana jari mbah Kotim mengobok obok
torok istriku dan jempolnya mempermainkan itil istriku yang semakin
menggelinjang tak karuan.
“Ini yang disukai perempuan,” katanya
“Mmmbaaaaahhhhhh Kooootimmmmm ennnnnnnaaaaaaak,” kulihat telapak tangan
kanan mbah Kotim menghadap ke atas dan ketiga jarinya dikeluarkan sehingga
kulihat jari jari keriput itu keluar dari torok istriku dalam posisi
menekuk. Rupanya jari-jari keriput mbah Kotim menggaruk ngaruk bagian atas
torok istriku di daerah G Spot.
Istriku selama hanya memperbolehkan tanganku mengelus bagian luar saja di
tempik dan itilnya. Tak pernah kulakukan dengan gaya menggarruk seperti
yang dilakukan mbah Kotim di toroknya seperti yang kulihat ini.
Beberapa garukan, tangan kanan istrikupun memeluk bahu mbah Kotim
sedangkan kakinya mengkangkang lebar dan naik turun mengikuti garukan
jari-jari mbah Kotim di toroknya.
“Mmmbaaaahhhh Kotiiiiiimmm, akkkkkkkuu ……oooohhh taaaakk oooookkkkuaaaattt
oooohhhhhhh,”
dan pinggulnya mendekat pada tangan kanan mbah Kotim yang mengobok obok
toroknya dan tangan kiri istriku menarik tangan kanan mbah Kotim yang
semakin gila menggobok obok torok istriku dan kedua kaki istriku lurus
mengejang. “Kalau pejumu keluar bilang, jeng”
“MMppppfffff ….mbaaahhhh Koootttttttimm pejuku keluaaaaaarrrrrrrrrr
mmmpppfh”
Tubuh istriku yang mengelinjang hebat di peluk tangan kiri mbah Kotim yang
masih tampak kuat itu kulihat blouse istriku basah karena keringatnya.
Mbah Kotimpun berkeringat.
Istrikupun masih memeluk mbah Kotim. Beberapa saat kemudian.
“Enak kan, jeng?”
“Iya mbah Kotim,” Pernah suamimu melakukan seperti tadi
“Enggak, mbah Kotim. Biasanya suamiku kalau sudah loyo hanya menggosok
tempikku sampai pejuku keluar, tapi tidak selama dan senikmat tadi” ujar
istriku mengaku.
“Aku haus, jeng,” Istrikupun dipeluk mbah Kotim ketika akan berdiri dari
pangkuan mbah Kotim.
“Kemana? Khan ada ini,” tangan kanannyapun meremas payudara kiri istriku
dengan gerakan berputar dan kemudian berganti ke payudara kirinya yang
masih tertutup blousenya.
“Kalau susu dan kelamin perempuan sudah terkena tanganku akan gatal-gatal
kalau memakai kutang (BH) dan celana dalam. Termasuk punyamu, jeng”
“Mbah Kotim……aku mengajar…,” kata istriku
“Yah pokoknya jeng gak sanggup menahan gatal susu dan empikmu kalau pakai
kutang dan celana dalam. Tak tanggung bisa garuk-garuk tempik dan susumu.
dimuka orang. Kan jeng bisa pakai baju safari kayak ibu-ibu PKK.
Istrikupun mengernyitkan dahinya, “Blazer itu mbah Kotim,: kata istriku
“Emboh namanya apa” kata Mbah Kotim
“Heeeh Mbah Kotim aku heeh rasanya susuku ngrengseng Mbah Kotim rasanya
air susuku mau keluar.” kata istriku binggung.
“Ha ha ha, iya memang jeng, sekarang begitu pentil susumu dijilat oleh
laki-laki dewasa selain suamimu langsung susumu bereaksi dan air susumu
keluar.”
“Mbah Kotim aku ….. Mbah Kotiiiim …..aku diapakan saja?’
Tangan kiri Mbah Kotim meraih pundak istriku dan meremas sekali dan
“Mbah Kotiiiim ….” istriku menggelinjang
“Itu baru satu remasan, jeng … begitu pundakmu diremas terus itilmu
langsung keras dan gatal dan torokmu akan basah. Itu belum kalau
tengkukmu, bisa-bisa pejumu keluar kalau pas tepat di titik saraf yang
menghubungkan torok, itil, tempik dan pentil susumu,”kata Mbah Kotim
menerangkan kepada istriku.
“Kenapa Mbah Kotim melakukan ini semua padaku?”tanya istriku.
“Suamimu suka kalau jeng senang itu saja. Aku hanya membantu kalian
berdua.” kata Mbah Kotim.
“Aku malu, Mbah Kotim ‘kan nanti setiap lelaki akan menginginkanku, aku
ini kan mengajar Mbah, bukan seorang …..”
“Pelacur…..”sergah Mbah Kotim. “Jeng, kamu bukan pelacur jalanan,tapi jeng
kini sudah menjadi pelacur bagi orang yang berilmu tinggi. Karena mereka
akan tahu torokmu tersedia untuk dia, walaupun kamu memakai celana besi
sekalipun. Kontolnya akan menyelinap masuk torokmu.”
“Mbaaah ……,” istriku mendesah. “Suamiku nanti dengar lho, mbah,”
“Oooh tidak, dia sedang tidur pulas kecapaian, dia tak akan bisa berkutik
sekalipun dia melihat di depan mata kalau jeng sedang digitik orang
berilmu itu”
Kulihat tangan kanan Mbah Kotim yang sedang di selangkangan istriku
mengajungkan jempol, aku tahu isyarat itu ditujukan kepadaku.
“Aku takut sama suamiku, mbah,” kata istriku .”Mbaaah susuku semakin
mengeras dan ngrengseng mbah,”
“Dari tadi aku crita terus, aku juga semakin haus, jeng”
“Mbah mau minum…,” kata istriku dan membuka kancing blousenya.
Aku terhenyak karena payudara istriku semakin montok ketika tangan kanan
istriku mengeluarkan payudara kanannya yang dekat dengan bibir Mbah Kotim.

“Mbaaaah …. heeeh………,” istriku mendesah ketika ujung lidah Mbah Kotim
menempel di putting susu istriku dan seeeer kulihat air susu istriku
muncrat dan aku begitu heran ujung lidah Mbah Kotim bergetar sangat cepat
seperti sayap capung menjilati pentil susu istriku yang semakin banyak
mengeluarkan air susu dan heep “Ooooohhhh Mbah Kotiiiiiimmmmpfh….,”istriku
mendesah keras ketika mulut Mbah Kotim mencaplok payudara istriku yang
dengan refleknya memeluk kepala Mbah Kotim hingga ikat kepalanya lepas dan
kepala botak Mbah Kotim nongol.
“Mbah Kotiiiiiiiim akuuu ..geeelliiiii… ennnnaaaaak, Mbah Kotim ompoong
tak punya gigiiiii eeehh .. heeeh…… heeeehh,” istriku mengelinjang dan
semakin erat memeluk kepala botak mbah Kotim.
“ujung lidahmu mbaaaah….. oooohh … oooohhh enaaaaaaaak,” istriku mendesis
desis keenakkann dan tangan kanan Mbah Kotim pun menggosok tempik istriku
semakin cepat dan Mbah Kotim mengulangi aksinya memasukkan jari-jarinya ke
dalam torok istriku hingga
“mbaaahh akuuuuu keluaaaaaaaarrr eeeehhh mmmmpffff”
Istriku orgasme untuk kedua kalinya dan tangan kanan Mbah Kotim yang basah
oleh lendir istriku kini meremas-remas payudara istriku dan mulutnya terus
mengempot kedua putting susu istriku bergantian. Istrikupun terus mendesis
dan mendesah sampai air susu kedua payudaranya habis disedot Mbah Kotim.
Dan tak kunyana Mbah Kotim yang kurus itu tiba-tiba bangkit sambil
mengendong istriku dan istriku di dudukan kursi single sehingga istriku
menghadap pintu kamar dimana aku mengintip adegan panas istriku bersama
Mbah Kotim.
Mbah Kotim pun mengangat kedua kaki istriku dan mengkangkangkan
lebar-lebar di kedua tangan kursi yang besar dan empuk itu sehingga posisi
istriku sangat merangsang dengan kedua payudaranya yang sudah menyembul
keluar dari blousenya dan rok span elastisnya tersingkap sampai di
perutnya apalagi kakinya yang terangkat terkangkang lebar menampakkan
jembut lebatnya di selangkangan istriku.
Mbah Kotim pun berjongkok tepat di selangkangan istriku dan kedua
tangannya yang keriput membuka lebar tempik istriku dan ujung lidah Mbah
Kotim yang bergetar cepat langsung menjilati itil dan tempik istriku
bergantian.
“Eeeeenaaaaakkkkkk mmbaaaaaah……..,” rintih istriku. “Suamiku tak pernah
menjilati heeeehhhh heeeehh itil daan teempiiik ku seperti iniiiii…. heeeh
….. heeeeh,’
Mbaaah mmbaaaah akuuuu keluaaaaaarrrr mmmmmpf oooooohhhhhh,” istrikupun
mengelinjang dan siku Mbah Kotim menekan kedua paha istriku dan kedua
tangannya yang keriput tapi kuat memegang kedua lengan istriku sehingga
hanya kepala istriku yang tersentak sentak ke depan merasakan kenikmatan.
Mbah Kotim tetap memegang istriku sehingga tubuhnya tak dapat bergerak dan
kepala istriku menengadah merasakan sisa kenikmatan dan nafasnya terengah
engah sehingga payudaranya yang sekarang lebih montok naik turun seirama
dengan nafasnya.
Untuk kesekian kalinya aku kaget, ketika Mbah Kotim menoleh ke arahku dan
hiiiih lidahnya menjulur panjang bercabang diujung lebih panjang dari
panjang kontolku yang 18 cm itu mungkin lebih dari 22 cm dan besarnya agak
lebih besar dari kontolku dan yang membuat ku ngeri ujung lidahnya yang
bercabang terus bergetar cepat. Istriku tetap menengadah sehingga dia tak
melihat kalau Mbah Kotim menoleh dan pandangan setannya tepat di kedua
mataku, wajah keriputnya menjadi sangat bengis dan memberi kesan
meremehkan diriku bahkan menginjak injak martabatku sebagai seorang suami
dan mulutkupun semakin kelu dan ternganga ketika Mbah Kotim
mendemonstrasikan lidahnya yang membesar dari ujung ke pangkal lidahnya
seperti bola tennis meliwati lidahnya dan hiiiiihhh lidah itu dapat
memelintir dan semakin besar kaleng parfum axe. kemudian Mbah Kotim
berpaling ke istriku
“Jeng, kau akan merasa awal kenikmatan yang tiada tara,” istrikupun
menunduk memandang wajah Mbah Kotim dan “eeeeh…..” istriku mendesah ketika
mulut Mbah Kotim mencaplok kemaluan istriku.
Tak lama kemudian, “mbaaah …. lidahmu kok masuk ke torokku, eeehhh
mbaaaahh ujjjuuung liiidaaahmu bergettttaaaarrrrr….oooooh mbaaaahhh
lidahmu ooooohhh besaaaaaar mbaaaaah oooohhh besaaaaarrr heeeh,”
kelihatannya Mbah Kotim menarik lidahnya.
“Enak, jeng?
“He eh, kok besar ya mbah, rasanya lebih besar dari kontol suamiku,”
istriku menerangkan. “Aku takut suamiku bangun karena teriakanku, mbah.”
“Dia tidur pulas lagi pula hujan deras di luar membuatnya semakin anler
atau kalau tetap nggak percaya biar kubawa sini”.
“jangan, mbah…,”pinta istriku
“Jeng, boleh teriak apa kau tak percaya kemampuan Mbah Kotim. Jangankan
suamimu seluruh orang desa tak akan berkutik padaku.”
“Iya mbah, aku percaya mmmpfff,” istriku mendesah lagi begitu mulut Mbah
Kotim melahap kemaluan istriku lagi.
“Ooooohhh mulai lagiii….. ooohh mbaaaah bessaaaaarrrr ooohhhh mbaaaaahh
semakin masuuukkk ke toroookkkkuuuu ooooohhh toroookkkkuuu sseeesssaaaakk
mbaaaah ooohhh koookk panjaaang sekaliiii liiiidaaaahmuu oooooh mmbaaahhhh
heeeh ooohhh koook teruuss masuk semakiiiin dalaaam ke torookkkuuu mmbaaah
ooohh ennnaaaak mbaaah oooh…. mbaahhh ujung lidahmu bergetaar semakiiin
kerrass…….
Memang istriku selalu meracau bila bersetubuh denganku dan menceritakan
kenikmatan yang dirasakannya sewaktu bersenggama dan racauan itupun
semakin jelas.
Yang tadinya aku tak percaya ketika Mbah Kotim menjulurkan lidahnya
mendemontrasikan padaku, kini aku percaya 100 persen ketika istriku
semakin keras merintih
“Mbaaaah lidahmu panjaaangg ddaaan oohh semakin besar ooohhh aku tak
pernaah sedalaam ini mmbaaah oooohh muuluuuut rahiiiiimkkuu oooooh
mbbbbaaaaaaah akkuuuuuu tak tahaaaaaan akkkkuuuuuu keluar
mbaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh.”
Istrikupun mengejang ketika orgasme yang ketiga dan kini tangan Mbah Kotim
melepas pelukan di tubuh istriku dan turun memeluk pantat istriku yang
bahenol.
Istrikupun memeluk erat kepala Mbah Kotim yang berambut jarang dan
“Oooh lidah mbah kok ooohh mentool kaaayaak bolaaa dipangkalnyaaa mbaaah
terlalu bessaaaar….aaahhh”
Istriku menekan pinggulnya kedepan, saking kerasnya Mbah Kotim yang
jongkok di antara kedua paha mulus istrikupun terjengkang dan tubuh
istrikupun terikut sehingga posisi Mbah Kotim telentang di lantai
sedangkan posisi istriku jongkok seperti katak menghadap tempatku
mengintip dan kedua tangannya di lantai dimana lidah Mbah Kotim tetap di
dalam torok istriku.
“Mbaaah heeeh heeeh rasanya bola itu mulai ooooohhhh maaaassuuuuk ke
dalaaaammm tooorokkuuuu….aahhh mbbaaaahhh Koootiiiiiimm’
Kedua tangan Mbah Kotim tetap memegang pantat istriku dan meremas remasnya
.
“sudah mbah .. lepaskan mbah oooohhhh aku tak kuat mbah ooooohh
mbaaaaaahhhh aampuuuun mbaaah ampuuuuuuun mbaaaaaah ooooh mulut rahimku
ooooh bolanya ooooohhhh sssaaaakkiiiiiiiiiiiiiiiiitttt”
Istrikupun berusaha menggangkat pinggulnya agar lidah Mbah Kotim terlepas
dari toroknya tangan istriku berusaha menggapai benda di dekatnya untuk
tumpuan.
“ooohhhhh sssaaaaakkkiiiiiiiitt mbaaaaaahhhh ooohhhh,” istriku
mengeluarkan airmatanya.
Istriku kini tersungkur lemas beberapa saat kemudian kedua tangannya mulai
menopang tubuhnya sedangkan posisi kakinya tetap jongkok terkangkang
lebar. Istriku mengusap air matanya dan beberapa saat kemudian pantat
istrikupun menekan ke bawah ke kepala Mbah Kotim.
“Mbah oooohh oooohhh” dan pinggul istrikupun naik turun makin lama semakin
cepat sepertinya lidah Mbah Kotim menyetubuhi istriku.
“Mbaaaah ooooohhh ennaaaak……..,” desis istriku dan pinggulnya seperti
terkena aliran listrik yang besar sehingga naik turun dengan cepatnya
sedangkan tubuh istriku tegak dan kedua tangannya bertumpu di sisi kepala
Mbah Kotim sampai akhirnya
“Mbaaaaahh akkkuuuuuu gaaaaak kuaaaaattt ooooh mbaaaaaaaaaah aku
keluuuuuuuaaaaaaaaaar,.”
Tubuh istrikupun jatuh tertelentang setelah mengejang beberapa saat karena
orgasmenya yang keempat sehingga kepala istriku dikaki Mbah Kotim kakinya
tertekuk dan kedua paha istriku menjepit kepala Mbah Kotim.
Baru kali ini istriku orgasme lebih dari tiga kali dan
“Mbaaaaaaah lidah mbah kok melintir begini oooooohh mbaaaaahh akuuuuuu
keluaaaar laaaagggggi heg…heg”
Gila istriku bisa orgasme yang ke lima kalinya dan kulihat dengan jelas
lidah Mbah Kotim mulai keluar dari torok istriku dan bibir vagina istriku
sepertinya membengkak.
“Heeeh,” desah istriku setelah lidahnya yang dilumuri cairan vagina
istriku keluar dari torok istriku.
Mbah Kotim pun melepaskan tubuhnya dari himpitan tubuh istriku dimana rok
spannya sudah naik di atas perutnya yang menyembul dan kedua payudaranya
tertutup blousenya yang tak terkancing.
Mbah Kotim kemudian menarik kedua kaki istriku yang sudah lunglai itu
mendekati pintu kamar tempatku mengintip dan dikangkangkan kedua kaki
istriku lebar-lebar karena hanya sekitar satu meter dari pintu kamar aku
dapat melihat liang vagina istriku yang terbuka.
Mbah Kotim pun memposisikan dirinya diantara kedua kaki istriku yang
terkangkang lebar dan memelorotkan celana komprang hitamnya, kulihat
istriku yang lunglai berusaha mengangkat kepalanya untuk melihat
selangkangan Mbah Kotim, tetapi karena baju hitamnya besar Jeng Yatiakin
istriku tak dapat melihat.
Akupun menjadi ngeri ketika Mbah Kotim memegang penisnya mengarahkan ke
liang vagina istriku betapa tidak karena kulihat begitu jelas kontol Mbah
Kotim sebesar kaleng Coca Cola dan panjang sekitar 25 cm dan helmnya lebih
besar dari kontolnya sehingga seperti jamur besar dan hhiiiiihh aku begitu
jijik melihat urat-urat kontol Mbah Kotim yang sebesar cacing tanah
menonjol dan melingkar tak beraturan di permukaan kontol Mbah Kotim.
Istriku mengelinjang lemah ketika ujung kontol Mbah Kotim digesek-gesekkan
ke bibir vagina istriku dan kemudian ke itil istriku dan akhirnya ujung
kontol Mbah Kotim ditempel kan ke liang vagina istriku yang menganga lebar
itu.
“heeeggh oooh …” Mbah Kotim pun menekan kontolnya ke liang vagina istriku
“Sudaaah mbaaaahh”
“Lho kontolku belum masuk kok bilang sudah ini rasakan”
“Mmm oooohhh mmbaaahh kkontolmuuu terlalu besaar buatku mbaaahh”
Istriku terpekik ketika dengan kasarnya Mbah Kotim memasukkan helm
kontolnya ke liang vagina istriku sehingga kulihat bibir vagina istriku
terlihat mengelembung menerima besarnya helm kontol Mbah Kotim.
“Gimana, jeng kontolku? ” tanya Mbah Kotim
“Mbah, aku tak sanggup rasanya kontolmu terlalu besar mbah, rasanya
torokku sakit”
“Kalau dibandingkan dengan punya suamimu,”
“Kontol Mbah Kotim jauh lebih besar dari punya suamiku, tapi ini sakit,
mbah”
“Kalau begini….?”Mbah Kotim mengerak-ngerak kan helmnya sedikit masuk dan
menariknya,satu kali, dua kali
“Mbah ooooh torokkuu ooooh seperti digaruk garuk oooh oooh oooohh
ennnaaaaaak oooohh”rupanya lipatan helm kontol Mbah Kotim menggesek ngesek
G Spot istriku dan
“Mbaaah akuuuuuu oooooh aku mau keluaar oooooooooooooooohhhhhhhhheeggg
heeegghh”
istriku mengangkat pinggulnya ketika mencapai orgasmenya yang ke 6 dan
beberapa saat pinggul istriku terangkat dengan kasarnya Mbah Kotim menekan
masuk kontolnya ke liang vagina istriku dan jeritan istriku yang menyayat
pilu menggema di rumah Mbah Kotim dan sekitar 5 cm saja yang belum masuk.
Istrikupun dipeluk oleh Mbah Kotim.
“Sakit,jeng?
“heeh iya mbah, aku tak mampu,’
“Apanya yang tak mampu,”
“Torokku mbah, aku lemas mbah, tempikku rasanya sobek.”kata istriku
terisak.
“Sssst jangan nangis, kalau begini bagaimana,” Mbah Kotim mengerak
ngerakkan pinggulnya naik turun
“ooh oooooh mbaaahh bibir rahimku oooohh ooooh mbaaahh ennaaak terrus
terruuus terusss mbah hegh terus mbaah ooooh oooooh mbaahhh aaakuuuu
ooohhh akuuuu keluaaaaaaarrrr oooohh ……aiiiiiiiiiihhhhhh”
Istriku berteriak lagi ketika bersamaan dengan orgasme ke 7 nya Mbah Kotim
menusukkan kontolnya hingga amblas seluruhnya masuk ke liang vagina
istriku.
Mbah Kotim memeluk kembali istriku dan berkata “Kuambil keperawanan Jeng
Yatiang kedua, kontolku masuk ke rahimmu dan setelah ini jeng akan
merasakan kenikmatan yang lain”
“Heeehh” desah istriku ketika Mbah Kotim mulai menarik keluar kontolnya
dan
“Mbaah kontolmu ada apanya kok hhhehh geliii ennnaaak oooohhhh,” Mbah
Kotim menusukkan kembali kontolnya di liang vagina istriku
Untuk kedua kalinya Mbah Kotim menarik kontolnya terus sampai hanya
helmnya yang masih berada di dalam liang vagina istriku sehingga terlihat
bibir vagina istriku menyembul keluar dan istriku merintih keenakkan “mbah
Kontol mbah ennaaaaak seperti tidak rata”
Mbah Kotim pun menusuk kembali dan makin lama semakin cepat dan istrikupun
mendesah dan tubuhnya mengelinjang hebat sedangkan bibir vaginanya keluar
masukmengikuti irama hujaman dan tarikan kontol Mbah Kotim.
“Peluk aku mbaaaaah akuu mauuu keluarr lagi oooohhhh mbaaaaahhhhhh
akuuuuuu keluar…. tubuh istrikupun menggelinjang dengan hebat pantatnya
terangkat sehingga posisi tidurnya bergeser dan aku dapat melihat wajah
istriku ketika mencapai orgasmenya yang ke 8.
Berikutnya kulihat istriku menekan tengkuk Mbah Kotim ke bawah dan
mengecup bibir Mbah Kotim dan istriku benar-benar sudah lagi merasa jijik
melumat bibir Mbah Kotim dan kulihat istriku terbeliak sesaat dan “heeh
heeh lidah Mbah Kotim masuk ke kerongkonganku hheh heeh aku haus mbah.
“Buka mulutmu. minum ludahku”
Istrikupun memalingkan wajahnya yang menampakkan kejijikan dan Mbah Kotim
mengenjot pantatnya naik turun dan
“oooh mbaaah oooohhh mbaahhh sudaaaaah ooooohh mbaaaahhhh aku
keluaaaaarrrrrrrrr hehe hegh hegh
Kulihat Mbah Kotim meludahi mulut istriku dan begitu banyaknya ludah dan
secara otomatis istriku menelan ludah Mbah Kotim.
Kudengar glek glek
“Minum ludahku lonte ayo terus minum lonteku,” kata Mbah Kotim.
Istriku yang selama ini ku sanjung sudah bukan lagi nyonya tetapi sudah
menjadi lonte Mbah Kotim.
Aku pun tak kuat membendung air mataku ketika istriku dengan keras
mengulang kata-kata Mbah Kotim: “Jeng Yati adalah lonte Mbah Kotim”
“Heeehh” istriku mendesah ketika Mbah Kotim mencabut kontolnya dari torok
istriku dan Mbah Kotim mengkangkangi tubuh lunglai istriku, kedua mata
istriku terbelalak melihat kontol Mbah Kotim yang besar dan panjang itu
“Ayo duduk lonteku”
Dengan susah payah istriku duduk dan kemudian menirukan kata-kata Mbah
Kotim
“Lonte Yati akan mengemut kontol Mbah Kotim.”kata istriku
Dan Mbah Kotim pun memaksakan kontolnya yang basah oleh lendir vagina
masuk ke mulut istriku dan mulai pantat Mbah Kotim maju mundur
“Ppppfff ppppfff,” suara itu berulang ulang
“Enak lonteku,” dan gerakan pantatnya maju mundur semakin cepat. “Lonte
Yati, Lonte Yati ennnaaak ,
ennaaak lonteku” Mbah Kotim memegang kepala istriku dan dengan brutal
mengeluar masukkan kontolnya di mulut istriku yang tak berdaya
“Lonteku aku mau keluaaar, telan air manikkuuu lonteku”
Kulihat pantat Mbah Kotim terhentak begitu dia ejakulasi di mulut istriku
dengan serta merta tangan kanannya memegang erat kepala istriku dan tangan
kirinya menutup lubang hidung istriku.
Kulihat istriku sempat tersedak dan kemudian dari gerakan leher istriku
kulihat istriku meminum airmani Mbah Kotim
Mbah Kotim meracau ” Minum pejuku lonte…. minum pejuku lonteku,”
Kulihat airmani Mbah Kotim ada yang meleleh dari mulut istriku ke dadanya
ke payudaranya yang semakin montok
Akupun berusaha kembali ke tempat tidur dan kudengar
“Aku takut masuk kamar mbah,”
“Masuk saja lonte,suamimu tidur, nih aku titip jariku malam ini”
Istrikupun kulihat mengendap masuk dan jalannya mengkangkang, rupanya Mbah
Kotim benar-benar menitipkan jarinya di liang vagina istriku
Sete lah membersihkan dirinya dan mengganti rok dan blousenya dengan
daster tanpa BH dan celana dalam istrikupun tidur disebelahku memelukku.
Sesaat kemudian istriku memunggungiku dan kontolku yang dari tadi lunglai
menjadi ngaceng begitu ketika dari kegelapan kulihat pantat istriku
bergoyang teratur dan makin lama tak beraturan dan memeluk guling sampai
dasternya tersingkap sehingga kulihat ritme goyangan istriku dengan jelas
dari pantat bahenol istriku.
Akupun mengocok kontolku yang tegang melihat pemandangan itu dan nafas
istrikupun semakin berat dan
“Heeh” kudengar istriku mendesah dan bersamaan dengan itu pejukupun
muncrat dan membuat aku tidur.

Pagi harinya aku tak mendapatkan istriku, kulihat sudah pukul 6.00. Dengan
membawa handuk aku menuju kamar mandi.
Tak tampak baik Mbah Kotim maupun istriku. kamar Mbah Kotim pun terbuka
tapi tak ada orangnya sampai akhirnya aku sampai pada kamar belakang. Mbah
Kotim menerangkan katanya dulu dipakai cucu lelakinya dan istrinya.
Ku dengar suara erangan istriku
“Mbaaah ennnnaaaak lebiih ennaaakk inniiii dari kontol Mbah Kotim yang
tadi malam, aku senang yang besar tapi loyo membuat torokku semakin gatal,
mbah…”
“Tahu gitu aku gak pakai ilmuku, Jeng Yati, lonteku”
Akupun mengintip dari lubang kunci dan kulihat istriku yang sudah
bersepatu dan berdandan memakai blazer kuning dan rok span hitam yang
sudah tersingkap memperlihatkan pantatnya tangannya berpengangan pada meja
rias sedang disetubuhi Mbah Kotim dari belakang dengan gaya doggy style

“Jeng Yati, lonteku, kau tambah cantik, bikin Mbah Kotim tak kuat”
“Aku juga mbaaah, ceppaaaat genjot kontolmu,mbaaah oooooh aku mau
keluaaaaar”
“Iya lonteku, ayoo samaa sammaaaa ooooh
Kulihat lelaki tua dan istriku yang dapat dikatakan cucunya mengelinjang
mengeluarkan mani bersama sama dan Jeng Yatiang juga beronani mengintip
perbuatan mereka.

Sete lah mandi kulihat mereka berdua duduk di ruang keluarga seperti tidak
terjadi apa-apa dan kamipun makan pagi bersama di meja makan
Sesekali kulihat tubuh istriku bergeser ke depan utamanya pantatnya tak
pernah diam. Aku pura-pura tidak tahu walaupun sebenarnya aku tahu kalau
jari-jari kaki Mbah Kotim menggarap itil dan tempik istriku karena mereka
berhadapan dan kaca lemari di belakang duduk Mbah Kotim memantulksn adegan
kedua kaki istriku yang terkangkang tanpa memakai celana dalam.
Aku tahu dengan ilmunya Mbah Kotim dapat memasukkan jempol kakinya yang
mungkin diperbesar seperti kontol ke dalam liang vagina istriku.

Begitu aku makan selesai, aku berpamitan ke kamar untuk mengambil HP dan
arloji ku.
Begitu aku masuk aku langsung mengintip dari selambu dan kini kedua tangan
istriku diantara selangkangannya memegangi kaki Mbah Kotim dan “heeh
heeeh” kudengar dengusan nafas istriku mencapai orgasme ke 2 pada pagi
itu.

Setelah aku rasa istriku tidak lagi memburu, aku keluar dari ruangan.
Terlihat istriku dan Mbah Kotim berlagak tidak terjadi apa-apa.

Aku dan istrikupun berangkat ke balai desa. Dalam perjalanan, tak terucap
satu patah katapun dari mulut istriku. Aku meras begitu bangga dengan
istriku yang kutahu bahwa tak ada lagi yang menutup kedua payudaranya
selain blazer kuningnya dan bila diperhatikan dengan seksama kedua pentil
susunya tampak menonjol dari balik blazer tebalnya.

Istriku memberi pengarahan pada mahasiswa PKN dan merekapun meninggalkan
tempat ke pos masing-masing untuk mengerjakan program-program hari Sabtu
itu. Kebetulan karena aku berada di dekat pelataran agak tersembunyi,
kudengar bisikan dari mahasiswa yang berbadan tegap, berkulit hitam dan
rupanya dia adalah anak Papua kepada temannya yang Cina,
“Lie, kau lihat Bu Yati tadi?”
“Ya, tambah montok,” kata anak Cina itu
“Bukan itu saja Lie, kelihatannya Bu Yati, nggak pakai BH dan celana
dalam,”
“Thomas, kau ngaco Thom, jangan berpikiran buruk begitu,” kata Lie
“Taring babi rusaku nanti yang bisa membuktikan,” kata Thomas
“Ah.. nggak ikutan, ayoo.. jangan berpikir jorok terus pada Bu Yati,” kata
Lie dan kulihat mereka tertawa-tawa meninggalkan pelataran Balai desa.
“Aku coba Lie…..ha … ha ….,” ku dengar ocehan Thomas.

Akupun menuju pendopo Balai Desa dan setelah memberi salam pada Pak Carik
yang layaknya kayak anak muda dengan memakai setelan kaos dagadu dan
memakai jean walaupun umurnya menginjak 60 tahun.

“Bu Yati, bisa ke kantor saya sebentar, hari ini Pak Kades sedang rapat ke
Kabupaten, ada yang perlu saya bicarakan dengan ibu” kata pak Carik.
“Ya, pak,” jawab istriku. “Tunggu ya, mas,” kata istriku berpamitan.

Aku menunggu di ruang tunggu di dekat kantor Pak Kades yang sepi karena
perangkat desa lainnya ditugaskan mengikuti kelompok-kelompok PKN.
Sete lah 30 menit berlalu, aku mulai gelisah dan entah mengapa seperti
terhipnotis aku kemudian terasa lemas dan kakiku seperti tertarik menuju
kantor Pak Carik yang tersembunyi di pojok belakang tetapi masih satu
bangunan dengan Balai Desa itu.

“Pak Cariiik……,” ku dengar rintihan istriku.
Akupun menuju jendela nako reyben di pojok ruangan. Rupanya jendela nako
itu sedikit terbuka dan selambunya tertutup.
Angin tiba-tiba berdesir sehingga tersingkap sedikit selambu Yang mentupi
jendela nako itu, dan ku lihat lagi pemandangan mesum dimana istriku
sedang bejalan mengikuti pak Carik yang menuju kursi kerjanya.
Istriku berjalan setapak setapak karena pinggulnya maju mundur dan
tertarik naik ke atas.
“Sudaaah, pak,” pinta istriku agar Pak Carik tidak mempermainkannya.
“Lho, belum apa-apa kok sudah to Bu Yati,” katanya. “Ayo lebih dekat sini
biar lebih cepat,”
Begitu Pak Carik duduk di kursi kerjanya, kulihat gerakan maju mundur
pinggul istriku semakin cepat sehingga tangannya tanpa sadar memegang
kedua pantatnya yang bahenol itu dan kelihatan bukannya menahan laju
goyangan pantatnya malah karena menahan terlalu kuat maka tangan istriku
menjadi meremas remas pantatnya sendiri.
“Wah Bu Yati, sudah “bolong”, ya,” tangan kiri pak Carik meraih pundak
istriku dan memijitnya.
“Oooooohh …… paaakk,” dan pangkal paha istrikupun terangkat naik
“Eeeehhhh …….,” istriku mendesah begitu tangan kanan Pak Carik menyusup di
rok span hitam istriku yang rupanya elastis menuju pangkal paha istriku.
“Oo eehh…….., jaaaaangaaaaan paaaak, ssuamikkku di luaaaarrr…..,” rintih
istriku
“OOO… jembutmu lebat Bu Yati, aku suka ini,” tangan kanannya semakin liar
menggosok ngosok selangkangan istriku.
Tangan kiri Pak Carik menarik tengkuk istriku yang menggelinjang sehingga
sampai istriku duduk di meja dan berhadapan dengan pak Carik yang duduk di
depannya.
Kedua Lutut istrikupun dibuka lebar dan kudengar Pak Carik menghirup
selangkangan istriku yang langsung mendesah-desah.
“Jaaangggaaaaaan paaaak ooohh heeeh ,,, oooohh…. heeeehhh,”
Pak carikpun semakin menekan kedua lutut istriku hingga rok span
elastisnya tersingkap dan mempertontonkan kedua paha mulusnya.
Kini suara hirupan dari selangkangan istriku semakin keras kecipak kecipuk
sampai akhirnya istriku pun tertelentang di meja kerja pak carik dan kedua
tangan istriku meraih apa saja yang bisa diremasnya dan kedua kaki
mulusnya terkangkang semakin lebar menerima serangan Pak Carik yang
semakin ganas.
Kedua tangan pak Carik yang sudah keriput itupun menyusup balzer kuning
istriku dan kulihat dibalik balzer istriku kedua tangan pak Carik meremas
remas kedua payudara istriku yang menjadi montok itu.

Pak Carikpun berdiri dan tangan kirinya menggobok ngobok selangkangan
istriku dan tangan kanannya membuka resleting celana jeannya tanpa melepas
ikat pinggang dan begitu tangannya meroogoh selangkangannya keluarlah
kontolnya yang tidak begitu tegang sebesar botol fanta dengan kepalanya
yang lebih besar dari batang kemaluannya.

Karena agak lemas kontolnya dipukul=pukulkan pada selangkangan istriku
yang bereaksi mengangkat pinggul bahenolnya sambil mendesah.” oooh
….oooooh …” pak .. pak .. pak.
Tangan kanannya terus memegang kontolnya sambil memukul=mukulkan di
selangkangan istriku sedangkan tangan kirinya membuka laci meja kerjanya,
rupanya Pak Carik mencari sesuatu di laci meja kerjanya dan kedua
tangannya membuka sesuatu. Ku tahu kondom. Se telah aku berkonsentrasi ku
lihat kondom itu begitu aneh berbintik bintik, bahkan tampak seperti
lingkaran-lingkaran kecil di permukaannya.
Istriku yang tertelentang di meja kerja pak carik terdiam sesaat ketika
Pak Carik memasang Kondom berdurinya dan kontolnya pun diarahkan ke
selangkangan istriku dan
“Oooohhh …..sssaaaakkiiiiiiiiitttt…..paaaaaaakkk ……..”
Istriku yang berusaha bangkit ditindih pak Carik yang dengan kasarnya
memasukkan kontolnya yang besar dan berduri ke dalam liang vagina istriku
yang berkelejot kesakitan.
“Ammmppuuunnnn paaaakkk, jangaaaan sakiti sayaaaaa……..” kudengar rintihan
istriku sedangkan kulihat pinggul pak Carik terus menurun sampai
“Kau sudah dobol, Bu Yati. Mbah Kotim sudah ndoboli rahimmu, ya” tanyanya
sambil menyambak rambut pendek istriku.
Akupun terhenyak dan aku berkehendak mendobrak pintu tapi belum kusentuh
pintu itu dengan tiba-tiba pintu itu terbuka.
“Sini, mas lihat sini,” Akupun tak dapat berkata apa-apa dan entah kenapa
aku mendekati meja kerja pak Carik dimana istriku tertelentang dengan
kedua kaki mulusnya yang terkangkang lebar.
“Sini dekat sini. mas,” dan braaaak pintu tertutup dengan keras.
“Maaaass maaa aafff, maaass,” istriku pun menjerit histeris ketika
melihatku mendekat.
“Ambil kursiku duduk disebelah sini,” akupun menurut perintah Pak Carik
dan duduk sehingga tampak jelas kontol Pak carik yang masih tersisa
sekitar lima centi di luar liang vagina istriku yang terus terisak.
“Bojomu sudah dobol, mas. Kalau perempuan rahimnya sudah didoboli dengan
kontol orang berilmu, maka setiap lelaki yang berilmu pasti akan ingin
nggitik nggentot bojomu, percaya aku… eeh ini enaak lonte…”

Pak carik mengenjot dengan keras dan rintihan istrikupun semakin menyayat
dan kini kulihat kontol berduri pak Carik dengan kekuatan penuh keluar
masuk liang vagina istriku dan kulihat jelas empik alias bibir vagina
istriku keluar masuk mengikuti keluar masuknya kontol berduri pak Carik.

Pak Carik menarik kontolnya dan melepas kondom berdurinya berputar
mengelilingi meja kerjanya dan mengarahkan kontolnya yang besar ke mulut
istriku yang tak berdaya dan kontol itupun dikeluarmasukkan ke mulut
istriku dengan ganas sehingga
“Lonteee Y, akuuu metuuuuu …… minum pejuuuuu kuuuuuu,” sambil terus
menekan kepala istriku di meja. dan tegukan demi tegukan dari kerongkongan
istriku terdengar hingga beberapa tetes air mani pak carik keluar dari
mulut istriku.
“Ayooo sedot Lonte Yati,” istriku menyedot nyedot kontol pak Carik hingga
bersih.

Pak Carik keluar dari ruangan dan aku pun tersadar melihat istriku
terkapar tak berdaya.
“maaf, mas,” katanya lirih akupun memeluk istriku.
Se telah ku dudukan dan akupun mengajak istriku pulang ke rumah Mbah
Kotim.

PKN 2

Juli 29, 2007 


Begitu aku menurunkan istriku yang tertatih-tatih dari kendaraan
“Kenapa, Jeng Yati,” katanya mendekat dan kami berdua memapah istriku, aku
merasakan tangan kanan Mbah Kotim memapah dibawah ketiak kanan istriku dan
ku lihat sempat-sempatnya tangan kanan Mbah Kotim meremas remas payudara
kanan istriku.

“Kenapa Jeng Yati?” Mbah Kotim terus menanyai istriku bukan aku.
“Pak Cariiiik, mbaah,” istrikupun terisak tangan kanannya meremas
pinggangku seirama dengan remasan tangan kanan Mbah Kotim di payudara
kanannya.

“Gimana, si Towo ini,” katanya sambil terus memapah sambil meremas remas
payudara istriku dan tangan keriput itu bahkan memencet putting susu
istriku yang mulai mendesah.
Sepanjang jalan ke dalam rumah Mbah Kotim terus meremasi payudara kanan
istriku dan tangan kiri Mbah Kotim pun beraksi meremasi payudara kiri
istriku.

Sesampai di depan kamar yang tertutup di belakang ruang tamu itu, Mbah
Kotim menghentikan langkahnya dan melepas papahan nya untuk membuka pintu
dan bau kemenyan begitu menyengat yang mebuat istriku lunglai akan pingsan
dan matanya tertutup.

“Masukkan sini, mas.” katanya dan akupun mematuhi permintaannya.
“Istri mas kena pelet ini, saya akan mengobatinya, dudukkan di tempat
tidur ini,”katanya selanjutnya.

Akupun mendudukkan istriku, dan Mbah Kotim membenarkan posisi istriku
sehingga kini istriku duduk menyelonjorkan kakinya.
“Mas duduk di belakang Jeng Yati agar Jeng Yati bisa bersandar ke
sampeyan,” katanya memerintahkan aku.

Kepala istrikupun bersandar ke pundakku. Kulihat tangan kanan Mbah Kotim
memijat pergelangan kaki kiri istriku dan tumit istriku tanpa melepas
sepatu hak tingginya.
Beberapa saat kemudian “eeeh… heeehh….hhhhh ……” istrikupun mendesah desah
lutut kanannya mulai terangkat.
“Mas, harus ikhlas, yaa…,” aku diam.
“Kalau mas nggak ikhlas, ya nggak tak teruskan,” katanya.
“Memangnya kenapa, mbah?” tanyaku sedikit heran
“Begini, mungkin peletnya sudah merasuk ke tubuh istri sampeyan, jadi mas
harus ikhlas atas pengobatan saya” katanya kemudian terdiam sorot matanya
kini tertuju ke selangkangan istriku yang semakin mendesah dan lutut
kirinya semakin terangkat sehingga rok span elastisnya mulai tersingkap
sehingga paha mulusnya mulai tampak.

“Maksudnya apa sih, mbah?” tanyaku lagi.
“Saya nggak akan tanya sebelum hati sampeyan mantap dan ikhlas,” katanya
sambil memijat kaki kiri istriku agak keras hingga istriku menarik kaki
kirinya.
“Kalau gitu ya, mbah.” kataku. Dalam hatiku “lebih baik sama Mbah Kotim
saja daripada banyak pria tua yang ingin menyetubuhi istriku”(Aku teringat
dengan kata-kata Mbah Kotim tadi malam, kalau istriku dijadikan pelacur
orang-orang yang berilmu tinggi)
“Wah rupanya anda mantap dengan Mbah Kotim saja” katanya seolah mengerti
kata hatiku.
“Kurang ajar orang tua ini, tapi bagaimana ya? Pasti dia akan meminta
jatah menyetubuhi istriku terus kalau ku iyakan……” batinku dan aku
terkejut ketika Mbah Kotim berkata,” Jangan kuatir, hanya saya saja kok
biar aku bisa melindungi istri sampeyan dan lagian istri anda keenakkan
tadi malam, sampai tadi pagipun dengan senang hati,”

Hatikupun berkecamuk
“Ya, sudah….,”kataku mantap

Mbah Kotim menggeser duduknya maju sehingga pantatnya sejajar dengan paha
istriku. Tangan kanannya mengusap muka istriku dan istrikupun membuka
kedua matanya walaupun tubuhnya tetap lunglai.

“Maas, badanku sakit semua,”katanya lirih
“Ya, ya, Mbah Kotim akan menyembuhkanmu, dik,” kataku
“Maaf, Jeng Yati, tadi jeng habiskan, ya,” kata Mbah Kotim
“Apanya, mbah?” tanya istriku
“Punya pak carik,” katanya
“Ya, mbah pejunya pak Carik tadi saya telan,”kata istriku tanpa malu yang
membuatku panas dingin tak karuan.
Mbah Kotim menyusupkan tangan kanannya di blazer kuning istriku dan mulai
mengelus memutar ke seluruh permukssn perut istriku dan “heek …. heeek”,
tangan kiri Mbah Kotim pun memegang tengkuk istriku tangan kanannya
menyambar sarung di tempat tidur bagian bawah dan meletakkan di dada
istriku “byoor byoor” istrikupun muntah sampai akhirnya mengeluarkan air
mani pak Carik.

“Istri sampeyan tetap lemah tadi ….,” belum selesai Mbah Kotim berkata,
istriku menyahut
“aku dikentot Pak carik, mbah ……”

Se telah meletakkan sarung, Mbah Kotim pun duduk pantatnya menempel sisi
kanan paha istriku dan tangan kanan Mbah Kotim mulai memijat lutut dan
betis kiri istriku.
“Mbaaah ….,” desis istriku dan lutunya terangkat ke atas sehingga rok
spannya kembali tersingkap dan paha mulusnya sebelah kiripun terpampang
jelas.
“Mbaaahh …..,” istriku mendesah lagi ketika tangan keriput itu menjelajahi
paha kiri istriku dan tangan Mbah Kotim menekan sedikit demi sedikit
sehingga kaki kiri istriku mulai terkangkang.
“Maaassss…. aku geliiii …..,” ketika tangan kanan keriput Mbah Kotim
semakin berani terus menyusup ke arah pangkal paha istriku. Mata Mbah
Kotim menatap mataku dan mata istriku bergantian.
“Aduuuuhh ….. Mbaaah eehh…. maasss ……,” desahan istrikupun semakin keras.
“Jeng Yati, ceritakan ke suamimu, kamu sakit kok mengaduh?” tanya Mbah
Kotim
“Eeeeehhh ….. ooohhh …. maaaaaas, ooohhh anuukuuuuu ….maaass,”kulihat ke
bawah tangan kanan Mbah Kotim menyusup sampai di pangkal paha istriku,
kedua tangan istriku meraih dan meremas kedua tanganku.
“Oooohh …..mbaaaaaaahh …… maaaaaaass……..” dan pinggul bahenol istrikupun
sedikit terangkat dan maju
“Jembutmu lebat, jeng, jembut istrimu lebat,” kata Mbah Kotim menatapku
dan istriku bergantian. “Nggak pakai celana dalam lagi……. ayo jeng
ceritakan pada kangmasmu….”
“Maaaaass ….empiiikuuuu oooh…. enaaaaakkkk maaass ….digosoook mbaah
Kotiiiiiiimmmm…”
Tak lama kemudian terdengar bunyi kecepak dari pangkal paha istriku dan
kontolku pun mulai bereaksi.
“Heeeh …. heeeeh ……oooohhhh kini iiitiiiiilkuuuuuu ooohh…. maaaaas …….
itiiiiiilkuuuu diiibuat mainaaaan maaaaaaas……….” istriku mengerang Mbah
Kotim pun mengkangkangkan kedua kaki istriku lebar-lebar dan berpindah
posisi dimana Mbah Kotim duduk diantara kedua kaki istriku menghadapku dan
istriku.
Kedua lutut Mbah Kotim menahan kedua kaki istriku yang terkangkang lebar
dan tangan Mbah Kotim menyingkap rok span elastis istriku hingga terlihat
pangkal paha istriku yang ditumbuhi bulu bulu lebat.
“Eeeeehh maaaass…… empiiikuuuuuu dijembeeeeeng (dibuka lebar) …….oooohhh
….itiiiiiiiiiilkuuuu oohh …enaaaaaaaak mbaaaaaaahh ….oooohh….” Kakinya
yang terkangkang mulai mengejang dan istriku meluruskan kedua telapak
kakinya.
Istriku mengerang-erang keenakan, kontolku semakin ngaceng tergesek-gesek
pantat bahenol istriku yang bergoyang menerima permainan tangan Mbah Kotim
di kelentit dan bibir vaginanya bersamaan. Kedua tangan istrikupun meremas
tanganku semakin kuat hingga
“Mbaaaahhh aakkuuuuuu nggaaak tahaaaaaaaan ……. akuuuu mauuuuu
keluaaaaaaaarr ……ooooh………maaassss………” dan ” ooooh ……. akkkkuuuu
keluaaaaaaaaaaaaarr…..”pantat bahenol istrikupun tersentak-sentak dengan
keras saat orgasme. Ini adalah orgasme istriku yang ketiga sejak tadi
pagi.

Karena duduk istriku melorot maka pangkal pahanya semakin mendekati
selangkangan Mbah Kotim yang rupanya kontolnya mulai berdiri karena
kulihat menggelembung di pangkal pahanya..

“Heeekk ……,” istriku tersedak dan tangannya meremas tanganku kembali
ketika kulihat jari telunjuk Mbah Kotim menerobos masuk liang vagina
istriku.
“Wwwwuuuuuhhhhhh …..,” desah istriku dan kulihat telunjuk Mbah Kotim
keluar dari liang vagina istriku dengan keadaan tertekuk.
“hheehh….maaaass,” desis istriku dan pantatnya mulai bergoyang dan rupanya

“oooohhhh maaaas torooookuuuuuu diobooook oboooook jariiinyaa Mbah Kotim
mmmm….,”
Rupanya Mbah Kotim memutar-mutar telunjuknya di dalam liang vagina
istriku.
“Oooooohhhhh heeehh …heeeh ….” kulihat jari-jari tangan kiri Mbah Kotim
membuka lebar bibir vagina istriku dan jari telunjuk, jari tengah dan jari
manis sebelah kanan Mbah Kotim sudah masuk ke dalam linag vagina istriku.
“Oooohhhh ennaaaaaakkkkeekk, mbaaaahhhh……..heehhhh ooooohh gilaaaaaa…
oooooohh muuteeerr muteeer maaaass…..oooooh …..enaaaaaaaaaaak ……….”
istrikupun berkelejot jari-jari Mbah Kotim semakin gila diputar putar di
dalam liang vagina istriku dan mengeluarkan jari-jarinya dalam keadaan
ditekuk ke atas menggaruk ngaruk dimasukkan kemudian ditekan, tangan Mbah
Kotim bergoyang cepat ketika jarinya menggobok obok di dalam liang vagina
istriku. Desahan dan erangan istriku terdengar bergantian.
“Oooooohh itiiiiiiiilkuuuuuu….” kulihat selain jari-jari Mbah Kotim yang
keriput itu menggobok-ngobok liang vagina istriku, jempolnya yang besar
itu menggosok-ngosok kelentit istriku yang membuat istriku tak tahan dan
“Oooooooohhhhh maaaaaaass,,,,,,,, mbaaaahhh akuuuuuu keluaaaaarr……..”
istriku mengejsng hebat hingga pantatnya ditekan pada tangan kanan Mbah
Kotim yang jari-jarinya di dalam liang vagina istriku dan kedua tangan
istriku dengan kuat menarik tangan kanan keriput itu ke selangkangannya
saat orgasme dan kedua kakinya pun terjatuh dari tahanan kedua kaki Mbah
Kotim yang membuat pantatnya semakin dekat dengan selngkangan Mbah Kotim
yang terlihat kemaluannya menonjol di balik celana komprang hitamnya.

Tubuh istrikupun mandi keringat dan juga Mbah Kotim pun terengah engah
keringatnya mengucur di dahinya yang keriput.

“Enak, Jeng Yati?” tanya Mbah Kotim
“Iya, mbah,” kata istriku diantara nafasnya yang terengah engah. “Mas, aku
suka ini,” kata istriku padaku sambil mengecup pipiku.
“Haus, mbah?”tanya istriku sambil melepas dua kancing blazernya dan tangan
kanannya membuka blazernya dan tangan kirinya menyusup ke dalam blazernya
dan mengeluarkan payudara kanannya .

“Ehhh,” istriku mendesah ketika ujung lidah Mbah Kotim menempel putting
susunya yang besar kecoklatan itu dan “seer seeer” keluarlah air susu
istriku.
“Mbaaah …..,” clup dengan lahap mulut ompong Mbah Kotim mencaplok payudara
kanan istriku.
“Sreep ….. sreeep…. sreeep….,” terdengar mulut ompong Mbah Kotim menyedot
nyedot payudara dan air susu istriku.
“Eeeeehhhh geliiiiii mbaaah…… enaaaaak……”
Kulihat tangan kirinya meremas payudara kanan istriku yang sedang
disedotnya sedangkan tangan kanan Mbah Kotim menyusup blazer istriku untuk
meremas-remas payudara kiri istriku.

“Hhheeehj ……enaaaaaak, mbaaaahh ……geliiiiii kena gusiiii …heeeh……”
“Ooooooh ……..saaakiiiit ……eeeehhhhh”
Rupanya jari-jari tangan kanan Mbah Kotim memelintir putting susu payudara
kiri istriku.

Istrikupun semakin melorot hingga selangkangannya bergesekan dengan
selangkangan istriku dan “oooooh…… mbaaah…… empiiiiikuuuuuuu
geliiiiiiiiiii…….”

Kini Mbah Kotim membuka kancing blazer kuning istriku dan menyingkap
bagian kiri dan langsung mencaplok payudara kiri istriku dan kembali
“sreeep …. sreeep…..” bunyi sedotan Mbah Kotim dan keluarnya air susu
istriku.

“Saaakiiiiiiiit …… mbaaaaaaaahh ….heeh …. heeeh… jangan terlalu
keraaaaasss ………”rintih istriku.
Tangan kanannya memeluk pinggang istriku dan gosokan kontol Mbah Kotim
yang masih terbungkus celana hitam komprangnya membuat istriku
menggelinjang tak karuan.

“Air susumu sedap, Jeng Yati…” katanya setelah Mbah Kotim menghabiskan air
susu istriku.
“Jeng tadi Cuma minum pejuhnya pak Carik, ya?” tanyanya pada istriku

“Akuu digitik, mbaah … aku dikentot pak Carik,” jawab istriku.

Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya pagi itu.

Mbah Kotim tiba-tiba melepas pelukannya dari pinggul istriku. “Duduk
bersandar ke suamimu, Jeng Yati. Aku akan mengobati kamu.” katanya sambil
turun dari kasur.

Kini istriku tampak tak lunglai lagi dan istriku membetulkan rok span
elastis hitamnya yang tersingkap ke perut ke posisinya.
“Dingin mas,” bisiknya sambil menutup kancing blazernya. Mungkin saat itu
pikiranku dan istriku sama yaitu pengobatan ala Mbah Kotim sudah selesai

Tapi …… kulihat Kontol Mbah Kotim rupanya sudah ngaceng terlihat dari
balik celana komprangnya. Dia menuju pojok kamar dan kulihat banyak keris
di sana.

Mbah Kotim mengambil sebuah keris yang bentuk sarungnya agak aneh seperti
kontol yang lebih besar dari kontolku dan sarung atasnya bukan melingkar
sperti lazimnya tapi berbentuk seperti trisula. Terdapat tiga guratan
menonjol dipermukaannya dan diujungnya lazimnya kontol mempunyai lubang
tapi mempunyai bibir, akupun menduga kalau keris kontol itu akan
dimasukkan di liang vagina istriku.

Begitu duduk di sebelah istriku, ” Ini namanya si Mbah Gandul sangat
mujarab menghilangkan pengaruh pelet syahwat. Sampeyan mau disembuhkan,
Jeng Yati?”.
“Mau Mbah Kotim,”jawab istriku cepat.
“kenapa, Jeng?”
“Pak Carik orangnya kasar dan menjijikan, mbah,”
“Waaah, jeng suka orang yang lembut, ya? Tapi ada syaratnya,” kata Mbah
Kotim
“Apa, mbah?” tanya istriku
“Suamimu,” katanya. “Memangnya kenapa mbah? Tanyaku. Pikirku “Ah.. paling
dimasukkan ke liang vagina istriku kemudian istriku orgasme maka selesai”.

“Seperti tadi mas. Satu kali mas setuju maka Mas harus ikhlas, ” katanya
menerangkan
“Ya,” jawabku mantap semantap hatiku. “Biar usai semuanya, masak istriku
dianggap pelacur oleh orang-orang gila ini,” pikirku.

“Mas benar-benar ….” kata Mbah Kotim belum selesai ku potong , “Mantap
Mbah Kotim, biar istriku tak diperlakukan seperti tadi.”

“Sebenarnya saya akan terangkan, tapi ikrar mas sudah terjadi dan Mbah
Gandul sudah mendengar semuanya, mbah Gandul akan menggitik menyetubuhi
istri mas semaunya setiap malam jum’at ” kata Mbah Kotim.
“Lhooo…..” aku ternganga dan secara tiba-tiba keris mbah Gandul seperti
terlempar dan jatuh di betis kanan istriku dan aku begitu merasa jijik
ketika kulihat tiba-tiba keris mbah Gandul yang tadinya kayu kaku berubah
menjadi seperti ulat dan mulai merayap ke lutut istriku.

Istriku menjerit “Mas …maaas ……” dengan reflekku aku menarik tubuh istriku
yang tiba-tiba lemah, entah karena jijik atau karena pengaruh mbah Gandul
yang terus merayap dari lutut kanan istriku ke paha istriku.

“Maaaas …… buang mas, buang, aku jijik” teriak istriku ketakutan dan
jijik. Akupun dengan reflekku berusaha mencapai mbah Gandul untuk
mengibaskan dari paha kanan istriku. Karena gerakan cepatku seolah aku
menghindar dari istriku sehingga tubuh lemas istriku yang bersandar
kepadaku langsung tertelentang kepala istriku diatas tumpukan bantal yang
tadinya untukku bersandar di tempat tidur dan kedua kakinya sedikit
terbuka.
Mbah Gandul yang kini mempunyai ekor seperti trisula itu terus merayap ke
paha istriku dan begitu kupegang untuk kubuang.
“Aaaaaaaaaaaaa ……..,” aku menjerit sekuatnya dan bersamaan dengan itu
gelegar halilintar yang memekakkan telinga, kurasakan tanganku seperti
tersetrum aliran listrik ribuan volt.
Akupun tersungkur dan kepalaku membentur lutut kanan istriku sehingga kaki
istriku semakin terbuka.
Aku merasa begitu lemas dengan sengatan itu dan aku tak kuasa bergerak
sedangkan mbah Gantul menolehkan kepalanya padaku dan aku hanya bisa
melotot karena lubang berbibir itu membuka menutup seperti mulut ikan
bernafas, tubuhnya berlendir dan ekor trisulanya bergetar cepat hingga
menimbulkan bunyi “teeeeeeerrrrrrrr”.
Mbah Gandul merayap lagi menyusup ke rok elastis istriku yang tersingkap.
“Maaasss …….. maas …..maas …… aku jijiiiik …..” Kepala istriku yang
posisinya lebih tinggi karena bersandar bantal hanya bergoyang lemah,
kedua matanya tertuju ke mbah Gandul, kedua tangannya hanya mencengkeram
sprei tempat tidur, karena desakan tubuh mbah Gandul terus merayap di paha
atas istriku menuju selangkangan istriku sedikit demi sedikit kedua kaki
istrikupun mulai terkangkang lebar sedangkan Rok istrikupun tersingkap
karena terikut oleh ekor trisula mbah Gandul dan akhirnya kepalakupun
diantara kedua kaki isteriku yang semakin terkangkang dan tepat menghadap
selangkangan istriku yang mulai mendesis desis “Eeeehhhh ………eeeeeehhhh……”
kedua tangan istriku meremas sprei .Kedua matanya tetap tertuju ke mbah
Gandul yang semakin dekat dengan pangkal paha istriku yang ditumbuhi
jembut lebat.
Begitu kepala mbah Gandul dihadapan bibir vagina istriku menoleh kepadaku
dan dari lubang berbibirnya kulihat keluar uap dan dihembuskan ke pangkal
paha istriku.
“Heeeeaaaaaahhhhhh ….. heeehhhaaaaaahh …….” istriku mendesis hebat. Tubuh
istriku berguncang dan kulihat dengan jelas itil istrikupun tampak
menonjol diatas bibir vaginanya yang terbuka dan basah.
“Oooohhhh ……. rasanyaaaaa koooook beginiiiiiiiiiii wwwuuuuuuuuuhhhhhh
………,” kedua mata istriku merem melek dan kakinya terkangkang lebar, kedua
tangannya meremas kuat sprei dan
” Aaaaaaaaaa ……..wwwwuuuuuuuuhhh ……. mmmmmpppppfffffff,” kedua bibir
mungilnya terkatup ketika lubang berbibir itu mencaplok itilnya.
Tubuh istriku tersentak-sentak oleh lumatan, sedotan lubang kontol
berbibir mbah Gandul. “Gilaaaaaa….
wwwwwuuuuuuhhhhhhh enaaaaaaaaaaak…………ooooooohh…….oh … oh …… ohhh
mmmmpppf…akuuuu……oooh ooh oh keluaaaaaaaaaaaaaarrr mmmppfffff”

Mbah Gandul melepas lumatannya dari itil istriku dan lendir kenikmatan
istriku keluar dari liang vagina istriku dan dengan serta merta mulut
berbibir mbah Gandul langsung menghirup cairan istriku dan menyedot cairan
di bibir vagina istriku yang mengganga lebar itu.
Istriku mengelinjang pada setiap sedotan lubang berbibir di bibir vagina
istriku hingga kepala itu mendekati liang vagina istriku yang terbuka itu
dan “blees” masuklah mbah Gandul di liang vagina istriku yang basah
diserati desahan berat istriku ” hhheeekkkk …..”
Kulihat mbah Gandul terus menerobos masuk ke laing vagina istriku yang
menggoyangkan pantat bahenolnya sambil mendesis desis “Oooohhh sss zzzzzz
zzz…… enaaaaaaaakkk zzzzz uuuuuhhhh……. geliiiiii …. uuuuhhh
ngeeeeeboorrrrr ooohhhh dddiiiiiindddiiiiiing torrooooookkkuuuuuu oooohhhh
dibeeeseeeeeetttt beseeeeettt oooohh oh.. ohhh ….oh …… zzzzz …..mmmphfff
akkkuuu oh .. oh oh oh… aaaaaaaaaaaaaaaa………kkkkuuuuuuuuu
……..keluaaaaaaaaaaaaaarrrr…..mmmppffffhhhzzzz ….”

Tubuh istriku bergunjang hebat pada orgasme kedua dengan mbah
Gandul,sedangkan mbah Gandul masih masuk separuh di liang vagina istriku.

“oooohhh …… geliiiiiiii ……oooohh enaaaaakk mmmmpfff zzzzzz…..” istriku
mengerang lagi ketika mbah Gandul bergerak semakin masuk dan rupanya
sedikit sulit karena mbah Gandul sekarang sebesar kaleng Coca Cola dan
kedua ekornya sambil bertumpu di kedua paha mulus istriku terus menekan
masuk tubuh mbah Gandul ke dalam liang vagina istriku.

Begitu semua masuk “ooh … oh …meliuuuukk didalam torok kuuuuu .. ooh oh
akkuuuuuu ooohhh zzzz keluaaaaaaaaaaar …………:

“Oooohh jangaaaaaaan dubuuuurkuuuuuuuu jangaaaaaaan
anuuuuuuussssskuuuuuuuu zzzzz ……” kulihat ekor bawah mbah Gandul yang
lebih panjang dan sebesar lampu TL berusaha masuk anus istriku dan
istrikupun tersentak dan menggangkat pantatnya disertai jeritan menyayat
ketika ekor bawah mbah Gandul menerobos masuk lubang anus istriku
“Ampuuuuuuuuuuuuuuunn …..heeh anuusskuuuuu …. saaaakiiiiiiit…” Begitu
menurunkan pantat bahenolnya Istriku menatap tajam padaku
“Maaaas aku disodomiiiiiiiaaaaahhhhhh ……..”istriku menjerit lagi ketika
ekor bawah mbah Gandul amblas masuk seluruhnya ke dalam anus istriku.
Kemudian istriku terdiam dan tiba-tiba aku mempunyai kekuatan kembali,
tanganku menopang tubuhku dan aku mendekati istriku yang pingsan dalam
posisi terkangkang lebar. Kulihat liang vagina istriku disumpal tubuh mbah
Gandul, sedangkan lubang anusnya disumbat ekor bawah mbah Gandul.

Kuangkat kepala istriku, kuelus dahinya yang basah oleh keringat.

Sepi dikamar itu, aku tak tahu kemana Mbah Kotim. Ketika tanganku
mendekati dan akan memegang mbah Gandul, tiba-tiba mbah Gandul bereaksi
“eehh…” rintih istriku di dalam pingsannya.

Mbah Gandul tetap diam, ketika kubetulkan letak kaki istriku.

“Maass ….;” istriku sadar dan menangis. Kupeluk mesra istriku. “Ssssst …”
kuberusaha menenangkan istriku agar mbah Gandul yang menyumpal liang
vagina istriku dan ekor bawahnya yang menjejali anus istriku tidak
berulah.
“Aku kok jadi begini to, mas,” istriku terisak. “Ssssstttt …..” sambil
kubelai rambutnya.
“Tubuhku dinikmati banyak orang, mas. Aku pelacur, mas. Aku
lonte,maaasss……” isaknya semakin keras.
“Jangan berkata begitu, dik,”kataku. “Mas nggak percaya aku sekarang ini
lonte, pelacur,” katanya sambil semakin terisak. “Aku tetap suamimu, kan?”
katJeng Yatiang membuatnya menangis keras.
“Sudah, sudah, ayo ke kamar kita,” kataku
“Eeh…,” istriku mendesah ketika akan beranjak dari tempat tidur. Deangan
pelan istriku menurukan kakinya yang masih bersepatu ke lantai.
Kuberdirikan dan otomatis posisi kakinya terbuka,begitu melangkah, kakinya
tidak bisa menutup dengan kupapah, istriku berjalan terkangkang seperti
pengantin sunat. Karena posisi berjalannya, entah mengapa kontolkupun
langsung ngaceng dan istrikupun mengetahuinya.
“Maafkan, mas,” kataku. “Eeeh … aku memang lonte, mas,” katanya.
“Jangan berkata begitu, dik,”mendadak kontolku lemas kembali dan kubuka
pintu kamar praktek Mbah Kotim.
“Kontolnya kok lemas, mas, nanti aku digitik dikentot laki-laki lagi,lho”
katanya tersenyum.
“Kalau kau suka,dik,”kataku membalas. “Mas gak marah?” tanyanya.
“Sudah kukatakan, tadi malam, kan?’ Kataku meyakinkan kubuka pintu kamar
kami mnginap
“yah, nanti tak ceritakan,” katanya ketika kududukan istriku ditepi
ranjang
“Maaaaas……heh ….tidurkan aku, mas…….”pinta istriku. Se telah kulepas
sepatu hak tingginya kutidurkan istriku. “Peluk aku, mas …. mbah Gandul
mulai beeer ……eeehhh hhhoooohh peluuuk akuuu…maaaaaassss ………”
Kupeluk istriku yang tidur tertelentang, tangan kanannya meraih ikat
pinggangku, melepas kancing celanaku dan bersamaan tangannya memegang
kontolku yang sudah ngaceng “oohh maaaas ennaaaaak dikentot sambiiill
jhhhhhhsszz…. disodomiiiiiiiii ….. akuuu pingiiiiiiiinn dengaaaaan
oraaaaang maaaassss…….” Kulihat pinggul istriku bergoyang hebat merasakan
tusukan di liang vagina dan lubang duburnya.
“Eeeeeehhhhhh…wweeeeeeeenaaaaaaaakkk maaaaaaasss
…..iiitiiiiiiiiiilkuuuuuuuu ………”kudengar getaran di selangkangan istriku
dan istrikupun mengkangkangkan kakinya lebar, ku singkap rok istriku,
kulihat dengan jelas ekor atas mbah Gandul yang bergetar itu menempel di
kelentit istriku.
“Maaaass….. ayoooo ….. keluaaaar bareeeeng ……oh . itilku oh ,… anuussku
ooooh toroooookuuuu wnaaaaak maaaaas …….”
Istriku mengocok kontolku semakin cepat dan “maaaaaaas ……akuuuu
keluaaaaaaaaaaar …….”bersamaan dengan orgasme istriku pejukupun muncrat di
blazer istriku.
Aku dan istriku berpelukan kaki kananku diatas perut istriku, karena takut
mengenjet mbah Gandul yang badannya menyumpal liang vagina istriku dan
ekor bawahnya yang menyumbat lubang anus istriku.

“Eeeh … eeehh ….” desah istriku ketika tubuh dan ekor mbah Gandul keluar
dari liang vagina dan lubang dubur istriku dan kini di kedua paha istriku
jadilah keris mbah Gandul kembali.

Se telah mandi, kamipun berpamitan ke Mbah Kotim.
“Jeng Yati ……,” kata Mbah Kotim.
sambil bersandar di dinding ruang keluarga, istrikupun menyingkap rok
kloknya dan kulihat jembut lebat di selangkangan istriku, tanpa ba bi bu
Mbah Kotim mendekat dan mengeluarkan kontolnya yang besar setengah kaku
itu ke arah selangkangan istriku. istriku mengangkat kaki kirinya di kursi
disebelahnya.
“Maas ….,” istriku memanggilku. Aku mendekat.
“Bukakan garasi untuk Mbah Kotim, dan seperti kerbau dicocok hidungnya
sambil berjongkok kubuka lebar bibir vagina istriku dan Mbah Kotim
menempelkan kepala kontolnya di liang vagina istriku dan “mbaaaaah
…….kontolmu besaaar ooohh… enaaaaak empuuuuukk ngaaak keraaaaass……”didepan
mataku kulihat kontol besar Mbah Kotim menerobos masuk ke liang vagina
istriku. Karena besarnya bibir vagina istriku terikut oleh desakan kontol
Mbah Kotim yang melesak masuk.
Selanjutnya istrikupun melepas roknya sehingga aku diantara selangkangan
Mbah Kotim dan istriku melihat pemandangan keluar masuknya kontol Mbah
Kotim di liang vagina istriku. dan bibir vagina istriku pun ikut keluar
masuk seirama dengan keluar masuknya kontol Mbah Kotim di liang vagina
istriku.
Semakin lama semakin cepat, ku keluarkan kontolku yang ngaceng itu dan
sambil melihat dan mendengar rintihan dan desahan istriku, akupun mengocok
kontolku dengan tangan kiriku dan tangan kananku menjelajah ke itil
istriku dan begitu teringat mbah Gandul, jari telujuk kanankupun
kumasukkan ke lubang anus istriku dan aaaaahhh kulihat pinggul istriku
menekan pangkal paha Mbah Kotim dan Mbah Kotim semakin cepat kocokan
kontolnya didalam liang vagina istriku.
Beberapa saat kemudian
“Jeng Yati, lonteku…..”
“Mbah Kotiiiiiiiim ….”
Dan Mbah Kotim menussukkan kontol besarnya dalam dalam ke laing vagina
istriku yang pantat bahenolnya menekan pangkal paha Mbah Kotim. akupun
memuncratkan air maniku.

“Permisi ya, mbah,” kami berpamitan
“Ya, hati-hati. Mas torok istrimu enak,” Katanya padaku sambil memijat
bahuku
“Hhh .. Oh ya. Mbah Kotim itu apa sih mbah,” tanyaku
“Kontol Timun,” katanya

Dan kamipun berpamitan karena hanya pada acara perpisahan kami kembali ke
desa itu dan sesampai di jalan raya.
“Maaas…..,” kata istriku manja
“Kenapa ?” tanyaku
Istriku menyingkap rok nya
“Pejuh Mbah Kotim, mas” Katanya sambil memasukkan jarinya ke liang
vaginanya dan mengulum jarinya yang basah oleh peju Mbah Kotim.
“Enak, mas…” katanya dan sepanjang jalan istriku menjilati dan mengulum
jari tanganya setelah di masukkan ke liang vaginanya.

Aku kaget ketika tiba-tiba kaca spionku berubah posisi dan begitu kulihat
tampak keris mbah Gandul berdiri di kursi belakang
“Dik ….” kataku
“Hmm ….” jawabnya.
“Mbah Gandul ikut,” kataku
“Mana, mas”
“Di kursi belakang” kataku

Istrikupun meraih dan memeluknya, “Setiap malam Jum’at….,” katanya lirih.
Keesokan harinya tak terjadi suatu yang berarti. Pada hari Senin akupun
masih berpura-pura tidur sambil menutp kepalaku dengan bantal sehingga
ketika istriku mulai merias diri untuk menyiapkan diri memberi kuliah tak
melihatku mengintip..
Seperti biasa istriku menutup tubuhnya hanya melilitkan handuknya sambil
merias diri di muka meja rias. Bibirnya kini dipoles gincu merah merekah
dengan eyes shadow yang membuat kelopak matanya yang indah, alisnya yang
lebat nan indah.

Begitu selesai merias diri, istriku menuju lemari pakaian dan memilih
pakaian, ku lihat diambilnya stelan balzer dan rok span coklat, dan
membuka lilitan handuknya dan tampak tubuh putih istriku dengan dua
payudara yang lebih montok dengan dua putting coklatnya sebesar separuh
penghapus steadler kecil dengan perutnya sedikit menonjol tak ramping
seolah mengandung 3 bulan, tetapi pinggangnya tetap ramping dan pantatnya
yang bahenol, paha mulus padat, dan betisnya yang ramping dengan tumit
rampimg ke dalam, yang menurut pendapat orang berarti liang vaginanya
seret tidak longgar dan cairan vaginanya tidak keluar terlalu banyak.

Aku terkesiap ketika istriku memakai blazernya tanpa memakai BH dan
mengancingkan blazernya kemudian memakai rok stelannya tanpa memakai
celana dalam dan mengambil sepatu coklatnya yang berhak tinggi, biasanya
istriku memakai untuk pesta saja.

“Mas aku berangkat,” katanya pelan sambil membangunkanku. “Eh …,” aku
pura-pura bangun dari tidur.
“Cepat mandi nanti terlambat,” katanya. Akupun bangun dan menuju kamar
madi se telah menyambar handuk. Terus terang aku terasngsang melihat
pemandangan tadi sehingga kontolku bereaksi.
Ku mempercepat mandiku dan berjalan menuju kamarku yang saat itu sedikit
terbuka dan akupun mengurungkan niatku masuk tatkala kudengar desisan
istriku ,” sszzzz …… sszzzz …..”. Nafasnya berat dan dengan hati-hati
kuintip ke dalam kamar dan kulihat istriku menghadap cermin meja riasnya
dengan kedua tangannya bertumpu di pinggir meja rias.
Kulihat pantat bahenol istriku menungging dan kakinya …melebar dan
hatikupun berdegup kencang tatkala ku lihat di betis kanannya “Mbaaaah
……..,” desis istriku dan kakinya semakin melebar ketika mbah Gandul
merayap di lutut kanan istriku dan mulai menyusup di rok istriku menuju
paha mulus padatnya.
“Oooooh ……..,” desah istriku semakin keras ketika mbah Gandul semakin
menyusup rok dimana terlihat ekor atas mbha Gandul seperti ekor hiu itu
menyangkut rok span coklat elastis bagian belakang.
Mbah Gandul semakin keatas dan merayap di paha bagian dalam kaki kanan
istriku yang semakin terkangkang karena desakan mbah Gandul pada paha
mulus istriku dan rok span bagian belakang semakin tersingkap ke atas
sehingga semakin tampak paha mulus padatnya.
Erangan istriku semakin keras “aaaah …aaaahhh …. zzzzz…..zzzzz….
mmmmmmppff zzzzz…..” pantat bahenolnya semakin menungging, kedua kakinya
terbuka lebar, punggungnya semakin sejajar dengan kepalanya wajahnya
berhadapan dengan cermin meja rias di depannya, kedua sikunya tertekung,
sedangkan kedua tangannya menggengam keras tepi meja rias.

Rok istriku semakin tersingkap ke atas dan Pantat bahenol istriku mulai
tampak dan bergoyang ke kiri dan ke kanan, berputar, dan terangkat
menungging nungging yang membuat kontolku muulai ngaceng.

Kepala Mbah Gandul yang mempunyai lubang berbibir rupanya sudah
menggosok-ngosok bibir vagina istriku sehingga tubuh istriku yang berkejot
menerima usapan itu. Pantatnya semakin keras bergoyang dan dari bibir
merahnya meluncur kata-kata mesum “Mbaaaah ….. empiikku enaak, mbaah,
elusanmu mbaah, eeh bikin aku gateel …enaaak mbaaaah…. mbah Gandul .. oooh
…. mbah Gandul… empiiiik … kuuu enaaak …..”
Suara kecepak lendir istriku semakin jelas “cpak .. cpak .. plek .. plek…”
dan pantat bahenolnya bergetar dan bergoyang menungging nungging.

“Heqq …ooh….itiiiiiil kuuuuu aaaeehh..aaah.. aaah …” dan pantat bahenol
istriku tersentak-sentak kedua tangan istriku semakin kuat memegang
pinggiran meja riasnya”Mbaaaaahhhh…hheehhhhh…Ganaanduuuuul ,… oo heeqq
aaahh kkk kuuuuuu….keluaaaaarr haaaeehhhheeeeqqq….” Pantat bahenol istriku
yang tersingkap itupun tersentak-sentak maju mundur kedua kakinya
berjinjit tegang tatkala orgasme pertamanya berlangsung.

Belum lagi sentakan maju mundur pantat istriku memudar
“Aaaaaaaaaah……..Mbaaaaahhhhh heeh heehh aaiiiyyyyhhhhh heh heh heeh hehh
eeeee zzzz mmmmmppff eennnnn aaaaah ssssttttt heq heq iiiiiihh”
Kedua kaki istriku terkangakang lebar kedua tangan istriku memegang
selangkangannya hingga rok bagian depannya tersingkap sampai pangkal
pahanya yang ditumbuhi bulu-bulu lebat, kedua matanya terpejam erat dan
pangkal pahanya terangkat tinggi. Karena istriku berdiri maka jelas
terlihat dari balik cermin Mbah Gandul mulai menembus liang vagina
istriku, karena tubuh mbah Gandul sebesar kaleng Baygon maka tampak jelas
bibir vaginanya yang basah itu menggelembung.
“Mbaaaaaaaaaahhh hhhh hhhhehh hheeh hee heeh biibbiiirrrrrmuuuu
…..mbaaaaaah oooohhh Gggg jjiiiiii …spooooootkuuuuuu ooooooh…ohhhhhh…
akuuuuuuu.. keluaaaaaaar, mbaaahh hheheeh ……”
Pantat bahenol istrikupun tersentak sentak menikmati orgasmenya yang ke
dua.

Akupun berjingkat menjauhi kamar dan ku bersiul dan masuk kamar. Kulihat
istriku duduk di kursi rias dan aku tahu istriku berpura=pura seperti tak
terjadi apa-apa, istriku bersandiwara sedang memoles bibirnya.
“mandinya kok lama, mas?” tanyanya. Akupun bersandiwara kalau perutku
mules.

Se telah berpakaian rapi aku mengajak istriku untuk berangkat, begitu aku
menutup pagar rumah dan istriku menungguku di pintu depan mobil kulihat
roknya bagian belakang terlihat ada spot basah tepat di selangkangannya.
Aku biarkan.

Minggu ke dua aku dan istriku berangkat ke desa tempat PKN karena
mendengar khabar Mbah Kotim meninggal karena sakit.
Pagi itu istriku memekai blouse bermotif bunga dengan dasar hitam dan rok
panjang hitam elastis tetapi mempunyai belahan di belakang sampai diatas
lututnya. Selama istriku tidak melangkahkan kakinya lebar maka hanya
betisnya saja yang tampak.
Pagi itu kuintip istriku berani memakai BH dan celana dalam, dan kudengar
dia bergumam,” Aha.. aku nggak gatal lagi walau aku pakai BH dan celana
dalam”. Rupanya “jampi-jampi” Mbah Kotim sudah pudar, akupun senang. Tapi
aku berpura-pura tidak tahu dan tampak garis celana dalamnya terukir di
rok panjang ketatnya

Sesampai di sana dan sesudah melayat aku mampir ke penjual rokok. dia
bercerita kalau malam sebelum Mbah Kotim meninggal, waktu itu dia ronda
malam melihat sinar sambung menyambung ke luar dari rumah Mbah Kotim dan
Pak Carik bergantian.
“Saya ngeri, mas,” katanya.

Aku dan istrikupun berpamitan ke Pak Kades dan entah mengapa berpamitan
kami terpisah, karena pertamanya aku dan istriku bersama-sama ke kantor
Pak Carik dan keluar bersama. Kami berpamitan karena kami tidak dapat
menghadiri penutupan PKN.

Saat berbicara dengan pak Kades aku tidak bisa memotong pembicraannya.
Kira-kira satu jam baru tersadar ketika istriku tak kujumpai. Aku menunggu
di dalam mobil yang kuparkir di pelataran yang sudah sepi. Dan benar,
istriku berjalan tertatih-tatih keluar dari ruangan belakang pendopo
dimana kantor Pak Carik berada dari kaca spion mobil. Istriku berjalan
pelan dan sedikit terkangkang, di dalam jalannya istriku menggigit
bibirnya
Aku berpura-pura tertidur ketika istriku membuka pintu.
“Mas, bangun mas,” katanya lembut dan kulihat istriku menggigit bibirnya
ketika masuk ke dalam mobil.
Beberapa meter keluar pendopo, istriku berkata,”Aku kok ngantuk ya, mas”
katanya. “Yah tidur saja,dik,”kataku. Istrikupun menarik pelatuk untuk
merubah dudukan kursi dan istrikupun tertidur.
Karena masih di jalan desa mobil berjalan pelan, maka kuperhatikan istriku
dan aku terkesiap ketika tampak jelas kedua putting susunya mencuat dari
balik blouse hitamnya dan aku langsung memperhatikan selangkangannya yang
remang-remang terdapat spot persis di tengah pangkal pahanya sedangkan
garis celana dalamnya tak tampak lagi.

Di dalam perjalanan, sekali istriku menggigau pelan hampir tak terdengar
olehku,” Suuudaaaahhh …ampuuuuuun… sssaaaakiiiiit ….paaaaaakkk heeh
heee..”Tangannya memegang kencang pinggiran kursi mobil.

Sesampai di rumah hampir malam dan aku tak berkata apa-apa. Istriku
langsung ke kamar untuk mengambil daster kaos yang mempunyai kancing di
depan dan celana dalamnya sebelum mandi Begitu pintu kamar mandi di tutup,
akupun mengintip istriku di kamar mandi dan ketika blousenya dibuka memang
benar istriku tak memakai BH, begitu pula ketika istriku memelorotkan rok
panjangnya tak ada lagi celana dalam yang menempel di selangkangannya.
begitu istriku menghadap pintu diantara jembutnya yang lebat tampak bibir
vagina istriku membengkak di kedua pahanya selain memar berwarna biru,
tampak pula bekas gigitan dan sundutan rokok. Kedua payudara montoknya
terdapat galur biru dan memerah di banyak tempak diseluruh payudara
montoknya bekas hisapan.

Ketika makan malam, tampak istriku tak memakai BH dan setelah selesai aku
dan sistriku ke kamar tdur.
Istriku malam itu bersolek, entah kenapa, tak biasa istriku bersolek malam
hari.
Ketika aku dan istriku di tempat tidur
“Dik, sekarang malam Jum’at, lho,” kataku
“Tadi tak cari sudah nggak ada, kok mas,” katanya
“Wah, kalau gitu nggak ada kewajiban, dong,” kataku untuk memulai.
“mas Nggak marah, kan tanyanya. Aku hanya diam. “Aku capai, mas,perjalanan
tadi melelahkan buatku,” katanya menambahkan.
“yaah, ya tidur saja, kalau gitu,” Malam itu aku tak dapat tidur walaupun
hawa dengin karena hujan deras.
Sekitar pk 12 malam, istriku yang tadinya menghadapku kini merubah posisi
tertelentang, kakinya tetap lurus walaupun kini tak lagi berselimut.
Kudengar kilat menyambar dan “pet” aliran listrik padam secara otomatis
lampu darurat neon 5 watt langsung menyala. Ketika mataku berakomodasi di
keremangan, kulihat bayangan berkelebat dari arah pintu kamar ke tempat
tidur bagian bawah tepat di bawah istriku yang tidur di sebelah kiriku.
Dan kurasa beban berat menindih tubuhku, mulutku terkunci dan kemudian
tangan bayangan itu memegang pergelangan kaki istriku. Karena posisi lampu
darurat yang tepat mengnai tubuh bagian bawah istriku makad ari cermin
meja rias istriku terlihat bayangan itu jongkok.
Istrikupun terbangun.
“Mas.. mas…..bangun mas. Ada yang memegangi pergelangan kakiku, mas. Mas
.. jangan tidur mas bangun, mas,” kata istriku.
Aku menjadi binggung, karena aku dalam keadaan terjaga, kedua mataku
terbuka, Cuma aku tak dapat bergerak. Kedua tangan Istriku memegang tangan
kiriku dan bayangan itu mendorong kedua pergelangan kaki istriku sehingga
kedua kaki istriku dalam posisi lutut tertekuk.
“Maaasss … banguuuun …maas ….oooohhh …,”desah istriku dan dari cermin
kulihat tangan bayangan itu mengelus kedua betis istriku sambil terus
mendorong kedua kaki istriku sehingga dari kaca kulihat celana dalam hijau
muda istriku.
Istrikupun memegang tangan kiriku kuat-kuat ketika tangan kanan bayangan
itu mencolek-colek pangkal paha istriku yang masih memakai celana dalam,
sedang tangan kirinya di lutut kanan istriku dan mulai menggeser ke kanan
dan sedikit demi sedikit kaki kanan istriku terkangkang dan “ooh…..”tangan
kanan bayangan itu menyibak celana dalam istriku dan “heeh …. heeeeh …
maaaas banguun …. ada yang menggangguku ….mas…..” kata istriku menghiba.

“Lho, apa istriku tidak tampak bayangan itu?” pikirku dan secara tiba-tiba
aku tersentak dan menoleh istriku”Ada apa,dik?”kataku, aku tak mengerti
aku bertanya seperti itu walaupun aku tampak jelas tangan bayangan itu
menggosok-ngosok selangkangkan istriku yang celana dalamnya tersingkap ke
kanan.
“Entaah, maaaas ooohhh ….diii …ooh … selangkanganku oooh ..celana
dalaamkuuu disingkaap…maaaaas”
“Lihaaaat maaass ooooohh empiiiiik kuuuu maaasss di oooohh….lihaaaaat
maaaaasss …….” desis istriku dan akupun duduk.
“Lihat apanya,dik?” Tanyaku.
“Nggaaaaak taahuuuu, maaaaass ……. adaaaa yang nggosok empiiiiiik
kuuuuu……,” lenguh istriku dan secara otomatis kedua kaki istriku
terkangkang lebar
Bayangan itu merayap ke tempat tidur dan kepalanya diantara kedua kaki
istriku yang terkangkang lebar.
“Maaaaassssss……oooohhh …..itiiiiiiiil kuuuuuu,” istriku merintih dan
tangan kanan bayangan itu kulihat menggosok itil istriku dan tangan kiri
bayangan iru menggsok bibir vagina istriku sehingga istriku mengangkat
pinggulnya dan suara kecepak cairan istriku terdengar.
“Maaaas….kaaalaaaauu begiiiiiniiii aku taak taaahaaaaann ……ooohh ….”rintih
istriku semakin keras pinggulnya naik turun tak beraturan menerima
serangan kedua tangan bayangan itu dan kedua tangan istriku meremas dan
menarik sprei.
“Maaas ….. oooohhh …. maaaass…aaaaaakkuuuuuu……keluaaaaaaaaar……,”Tangan
kiri istriku meraihtangan ku dan pinggulnya terangkat tinggi ketika
istriku orgasme.
Beberapa saat kemudian “oooooh..torokkuuuu dimasukiiii jariiiii maaas
…..,”tubuh istriku bergetar “ooohhh duaaaa… maasss….ooohhhhh tigaaaaa
jariiii masukk toroooook kuuuu maaaaaasss…….”kulihat bayangan itu duduk
bersila jari-jari tangannya mengobok obok liang vagina istriku dan”maaaas
pantaaaatku diangkkaaat…..,” rintih istriku dan pantat bahenol istrikupun
dipangku bayangan itu “Maaaas …toroookkuuu digaruuuk garuuuuukkk
eeehh….ennaaaaaak… maaaaass…jiiii spooootkuuuuu… ooooh…maass…akuuuuuu
keluaarrr…..,” rintih istriku mencapai orgasme kedua malam itu. Tubuhnya
mengejang dan kiringat membanjir.
Belum lagi nafas istriku reda”maaasss ……itiiiilllkuuuuu digosoook lagiiiii
…toroookkuuuu digaruuuuuk lagiiiii, maaaas…….,”
“Maaaas …..akkuuuuu keluaaaarrrrr…..”orgasme istriku yang ketiga malam.
Rupanya bayangan itu sudah bernafsu, kakinya diluruskan ditariknya paha
istriku hingga selangkangan istriku tepatdengan selangkangan bayangan itu.

“mas……akuuuu oooh…akkuuuu digitiiiik maaaas…..kontoollnya
besaaar……maaas….,”sedikit demi sedikit pinggul istriku melorot ke bawah
hingga akhirnya antara pangkal paha bayangan itu menempel pangkal paha
istriku.
Dan kulihat bayangan itu menggoyang pinggulnya dan memaju mundurkan hingga
istriku orgasme entah yang ke berapa.
Bayangan itu kadang datang menyetubuhi istriku, baik ada aku atau tidak
ada. Istriku tetap tak pernah melihat bayangan itu dia hanya merasakan dan
terakhir kali menggangu istriku ketika istriku menjaga ujian tengah
semester dan saat ujian itu pada jam terakhir sampai pukul 8 malam dan
hanya ada kelas itu.
Istriku mau menjaga ujian itu karena dikira hari itu aku tidak dinas
luar,tapi saat itu aku harus ke luar kota selama 2 hari.

Karena aku dapat mempercepat tugasku dalam satu hari maka aku pulang lebih
awal.
Aku sedikit kaget ketika pagi hari pk. 8 pagi masih tertutup dan lampu
masih menyala. Tak biasanya istriku kesiangan.

Aku sangat kaget melihat istriku tak ada di rumah, aku langsung ke kantor
tanpa menendarai mobilku. Ada perasaaan tidak enak dalam hatiku.

Sekitar pukul 11 siang aku ijin ke atasanku kalau aku tak kembali ke
kantor dan karena rumahku dapat di lihat dari kejauhan di pertokoan dan
warung. maka aku mampir ke warung untuk ngopi dan benar sekitar pk. 11.30
ku lihat istriku baru pulang, kulihat jalannya agak sulit seperti pangkal
pahanya kesakitan.
Setelah itu aku pulang, istriku kaget.

“Kok, sudah pulang, mas,” katanya. Kulihat blouse dan rok span merahnya
banyak bercak-bercak dan aku tahu dari baunya adalah air mani pria dan
dandanannya sedikit menor tidak seperti biasanya.

Aku pura-pura tak tahu dan saat itu aku berpikir mulai besok rumahku
sedikit ku renovasi, istriku tak tahu maksudku, aku buat sebuah pintu
rahasia yang bisa naik ke atap tanpa orang lain tahu dan ku buat kaca
kecil untuk mengintip setiap sudut rumah.

PKN 3

Juli 29, 2007


Beberapa minggu kemudian ketika aku sendiri di rumah entah mengapa aku
ingin membongkar menemukan rak buku istriku dan kutemukan seperti buku
catatan umumnya karena di depan bertulisakan Exercise dan di dalamnya
halaman mukanya memang latihan latihan Bahasa Inggris tetapi pada halaman
ke 9 terdapat menyekat buku dan kutemukan tulisan istriku yang super hot
menceritakan detail kejadian yang membuat kontolku ngaceng, rupanya
kejadian itu berlangsung saat ku dinas 2 hari yang jaid Cuma 1 hari itu.
Istriku menceritakan dengan detail dalam buku itu, seperti ini.
Saat itu istriku duduk di bangku belakang diantara dua mahasiswanya,
awalnya katanya mmelintir kedua pentil payudaranya istriku binggung karena
pada saat itu dia memakai BH tipis di balik blouesnya yang sedikit
transparan istriku semakin binggung tatkala pengait BH nya di lepas.
Memang kedua mahasiswa itu tidak memperhatikan, pikir istriku jawaban
dikumpulkan kepadanya di bangku belakang. Tapi keinginan istriku tak
terlaksana karena godaan dan rangsangan semakin hebat, sehingga cerita
istriku kakinya mulai terbuka dan celana dalamnya disingkap dan pasti
itil, empik dan torok istriku dibuat mainan.Tapi karena saat itu merasa
menolak karena berusaha untuk tidak mendesah maka istriku berusaha
mengatupkan kakinya rapat-rapat 

Istriku semakin binggung tatkala tubuhnya bergetar karena dia menahan agar
tidak orgasme. Istriku menoleh mahasiswa di kanan kirinya. rupanya kedua
mahasiswanya masih konsentrasi kepada ujiannya dan konsentrasi kedua
mahasiswanya pecah tatkala celana dalam istriku dipelorotkan hingga ke
pergelangan kaki istriku diatas sepatu merah berhak tinggi dan tanpa kuasa
kaki istriku diangkat dan celana dalamnya dlepas dan tiba-tiba celana
dalam itu hilang.
Satu per satu kejadian disaksikan dengan nyata oleh kedua mahasiswanya dan
istriku menceritakan bahwa kedua mahasiswa itu adalah Thomas yang sudah
tingkat akhir dan Lie yang masih di semester V. Akupun teringat ucapan
Thomas dimana dia akan mencoba tubuh isriku.

Kedua mahasiswa itu terus memandangi istriku dan keduanya mengumpulkan
jawaban terakhir.
“Boleh kami antar Bu Yati?’ tanya Thomas
Istriku diam dan kebinggungan, saat itu mau nggak, aku tak mungkin jemput
sedangkan kalau ya, jelas Thomas dan Lie akan berbuat macam-macam.
“Kejadian tadi saya rekam,bu..”Kata Thomas
Istriku saat itu berpikir bohong.
“Buka, laptopmu, Lie”kata Thomas
Thomaspun menyambungkan kabel ke laptop dan kejadian tadi terlihat jelas
mulai dari istriku menggeser pantat bahenolnya bahkan pentil susunya yang
besar tengah terangsang menonjol dari balik Bh tipis dan blousenya dan
saat celana dalamnya terlepas dan hilang.
“Kau menjebakku, Thomas,” kata istriku.
“Buat apa, buY, akumengidolakan ibu, aku tak pernah mempunyai maksud
menjelekkan ibu, apalagi menjebak. Ku lakukan ini karena mengidolakan iBu
Yati saja lain tidak, tapi kalau ada kejadian yang di luar dugaan seperti
tadi yah Lucky Me…”kata Thomas. Istriku tak dapat berkata apa-apa memang
selama ini Thomas yang anak Papua hitam besar dan Lie anak Cina itu brlaku
sopan, bahkan sangat sopan walaupun kadang Thomas suka mencuri pandang di
payudara istriku yang montok. Apalagi saat istriku digunai Mbah Kotim
supaya tidak bisa memakai celana dalam dan BH sehingga sering Thomas
maupun Lie maupun mahasiswa lainnya berbisik bisik mengenai pentil susunya
yang besar itu.
“Nah, sekarang tergantung Bu Yati,” kata Thomas
“Kini kau mengancamku,”kata istriku ketus.
“Ya, kalau ibu tidak nurut kepada kami, akan saya buat fil box office di
kampus ini,” kata Thomas semakin mengancam.
Istriku tertunduk dan jantung istriku berdegup kencang ketika tangan kasar
dan besar Thomas mendongakkan kepala istriku dan bibir tebalnya mendekati
bibir istriku yang dosennya itu.
“Jangaan, Thomas,”kata istriku
“Ya, jangan di sini,” katanya sambil memberesi bawaan mereka.
Istriku tak kuasa menolak di gelandang dua pemuda itu ke mobil hardtop
mereka yang parkir sendiri di halaman kampus.
Lie memegang kemudi dan Istrikupun dipersilahkan naik oleh Thomas dan
begitu kaki kiri istriku naik ke hardtop yang tinggi itu “Thomaaas….,”
desah istriku ketika tangan kasar dan besar itu meyusup di anatara dua
pahanya.
Thomas pun cepat naik dan “Thomaaas…jangaaaan… akuuuuu..mmmmmppppfz….”
Bibir istrikupun dilumat bibir tebal Thomas. istriku tak dapat menghindar
karena tangan kanannya memegangi kepala belakang istriku. Istriku meronta
tatkala lidah Thomas berusaha masuk mulut istriku. Karena terus meronta
“Kasih ini aja Thom,”kata Lie sambil menunjukan sebuah tube ke Thomas.
Istriku yang mungil itupun dipeluk erat oleh tangan kanan Thomas dan dan
“berhenti dulu, Lie,”
Begitu mobil berhenti tangan kiri Thomas menarik kaki kiri istriku dan
menguncinya begitupula Lie menarik kaki kanan istriku dan menguncinya
dengan kaki kirinya sehingga kedua kaki istriku terkangkang lebar sehingga
rok span merah elastisnya tersingkap sampai ke pangkal pahanya yang
ditumbuhi jembut lebat.
“Wah .. Bu Yati gondrong,” kata Thomas. “masak dosen gondrong.
Lie memejet tube itu keluarlah jeli ditaruh di jari telunjuk kiri Thomas.
“Jangaaaan Thomas…..” rintih istriku tapi apadaya “ooohhh ..zzzzz….jaaang
…hek….”
Itrikupun merasakan jeli dingingi itu dioleskan kebibir vaginanya,
kemudian kelentinya
“”Yang Banyak Lie, biar Bu Y nanti berdisko…,” kata Thomas dan lie
memencet lagi tube itu dan meletakkan dijari telujuk dantengah Thomas yang
dirapatkan.
“Buka bibirnya….” kata Thomas dan istrikupun merasakan bibir vaginaya
dibuka oleh jari-jari Lie dan “Eeehhhhh….jangaaaann Thomaaaaaaass…..,”
istriku mendesah ketika dua jari hitambesar Thomas menerobos masuk liang
vaginanya dan diputarnya yang menbuat istriku mengelinjang dan mendesah
“Zzzz….Thomaaaaaaaas……,”
Mereka kemudian melepaskan istriku dan menata kembali rok span merah
istriku Tangan kanan Thomas memeluk istriku lagi tangan kirinya membuka
kancing blouse istriku dan “breeeet”
Tangan Thomas membetot BH istriku hingga tali-talinya terputus.
Dikancingkannya kembali blouse istriku.
“Ke rumahmu, Thomas ?” tanya Lie
“Mau Bu Yati?” Thomas meneruskan pertanyaan Lie ke istriku.
Istrikupun terdiam. “Kalau gitu, kita makan malam dulu….,” kata Thomas.
Perasaan istriku lega saat itu karena yang dikhawatirkan istriku “dibawa”
ke rumah Thomas pun pudar.

Pada saat makan istriku menceritakan tak terjadi apa-apa hanya merasa
dingin karena restorannya ber AC dan dibalik rok spannya tak ada lagi
celana dalam yang menutup selangkangannya, Thomas dan Lie pun tak
menyentuhnya sednagkan blousenya tak ada lagi BH yang melekat di dadanya
membuat istriku semakin dingin dan hawa dingin itu bereaksi pada kedua
putting payudara yang semakin mengeras.
Karena Thomas berhadapan dengan istriku terlihat oleh istrik kedua mata
Thomas pun melotot melihat gundukan dagaing montok dan kenyal di balik
blouse istriku dan matanya tak berkedip melihat putting susu istriku yang
tampak menonjol di balik blousenya.

Sebelum menu penutup, Thomas berpamitan ke belakang dan setelah menu
penutup Thomas memberikan segelas kecil minuman Sprite pada istriku.

“Yoo, nanti Bu Yati kemalaman, kasihan nggak ada yang nemenin nanti malam
ha…. ha…, mari diminum Bu,” katanya sambil melakukan toast.

Malam itu hujan rintik-rintik dan jam menunjukkan pk. 08.45 tatkala
istriku bersama Thomas dan Lie keluar restoran.

Setelah mobil beberapa menit berjalan, istriku merasakan keanehan dalam
tubuhnya. Istriku yang duduk di antara Thomas dan Lie yang memegang kemudi
merasa kedinginan, dan rasa dingin itu berubah hangat dan sedikit panas
pada daerah sensitif istriku.
Makin lama makin terasa panas kemudian hangat dan istriku bebar-benar tak
dapat mengontrol keadaan dirinya dan rasa gatal dan geli kini mulai
menyergap bagian sensitif istriku di kedua putting susunya, payudaranya
dan bibir kemaluannya.
Rasa geli dan gatal itupun berubah rangsangan yang kecil yang lama-lama
menghebat. Istrikupun berusaha mendekap kedua payudaranya dan kedua
kakinya dirapatkan tatkala rangsangan dibagian payudara, putting susunya
dan bibir vaginanya.
“Heeh …,” istriku mulai mendesah ketika dirasakannya itilnya mulai
terangsang dan mengeras.
“Mmmff … ,” istriku mendesis ketika itilnya berdenyut denyut dan laing
vaginanya mulai basah.
“Kenapa, bu ?’ Tanya Thomas
Istriku diam tak menjawab dan rangsangan itupun dirasakannya di seluruh
tubuhnya, istriku menginggit bibir merahnya dan “Thoommaaaas …. aku
kenapaaaa…?,” tanya istriku. Thomas memeluk istriku.
“Jeng Yatiang tanya kok malah ibu yang tanya,” kata Thomas.
Istrikupun benar-benar terangsang hebat sehingga tubuhnya semakin
bergetar. “Ke rumahku ya, Bu Yati,” tanya Thomas.
Istriku tak menjawab dan tangan kanan besar dan hitam Thomaspun mengelus
pundak istriku terus turun di lengan kanan istriku dan “Thomaaas ….
jangaaaaan …..,” desah istriku tatkala kedua jari-jari tangan Thomas yang
besar-besar itu mengelus payudara kanan isteriku dari luar blousenya dan
jari-jari itu terus memutari payudara kanan istriku dan “Thooomaaaasss……,”
istriku mengelinjang tatkala Thomas mengelus-elus putting susu kanan
istriku yang menonjol dari balik blousenya dan “Heehhggg …,” istriku
tersedak ketika dua jari besar tangan kanan Thomas memencet putting susu
kanan istriku.

Tangan kiri Thomas pun meremas-remas payudara istriku yang semakin kenyal
dan istrikupun semakin bernafsu oleh rangsangan di kedua payudara
montoknya dan istriku mengerang erang “oh ! Oh! heq.. heg aaaahhh …..”
tatkala kedua putting susunya dipelintir oleh jari-jari tangan Thomas.
Lie pun mengeluselus paha kanan istriku dan semakin berani menyusup rok
elastis merah istriku, sehingga istrikupun mengkangkangkan kakinya dan Lie
langsung menyusupkan tangan kirinya ke selangkangan istriku yang langsung
mendesah “Eeeeeh …”
“Memang benar, katamu Thomas. Bu Yati terlalu gondrong,” kata Lie
“Lieee …..” desah istriku ketika Lie menggosok selangkangan istriku yang
ditumbuhi jembut panjang. Lie menelus elus bibir vagina istriku yang
mengatupkan kakinya. Lie menarik kaki kanan istriku dan mengangkatnya
hingga kaki kiri istriku di pangkuan kaki kiri Lie dan tangannya mengelus
elus pangkal paha istriku mencari cari bibir vagina istriku kembali.
Jari-jari Lie kini memggosok-gosok empik alias bibir vagina istriku yang
mendesah dan rangsangan itu pun semakin kuat ketika jari-jari Lie
mendapatkan yang dia cari, itil alias kelentit istriku.
Jari tengah Lie disepanjang lubang dan bibie vagina istriku terus
menggosok dan pangkal jari tengahnya bersentuhan terus dengan kelentit
istriku yang mulai mengerang karena selain pangkal pahanya diobok-obok
tangan kiri Lie, juga Thomas yang meremas remas kedua payudaranya yang
berukuran 36C itu dan jari-jari Thomas mengelus putting susunya bahkan
memencet-mencet dan sekali-kali memelintir dan menarik nariknya sehingga
lubang vaginanya benar-benar basah.
“Bu Yati sudah terangsang, ya,” kata Lie merasakan cairan istriku mulai
membasahi bibir vaginanya sehingga terdengar bunyi kecepak di pangkal paha
istriku “cepak cepak cepak”
“Kita sudah sampai, Thomas,” kata Lie ketika Thomas akan membuka kancing
blouse istriku
Guk .. guk …anjing herder Thomas yang besar menyalak ketika Tuannya
membuka pintu garasi.
Istriku takut pada anjing yang membuat nyalinya kecil
Thomas mengelus-elus kepala anjingnya. “nguuk …nguuk…” anjing itu
menggeram.
Lie memasukkan Hardtop itu ke garasi. Thomaspun menutup pintu garasi.
Thomas membuka pintu kiri Hard top nya “Ayo, turun Bu Yati, selamat datang
di rumahku,” kata Thomas yang diikuti anjingnya. karena takut istriku diam
saja.
“Ayo, Bu Yati, kenapa?” tanya Thomas. Istriku hanya menatap anjing si
Thomas.
“Ooh iBu Yati tahut anjing. ya?” tanya Thomas setelah melihat istriku
memandang anjingnya.

“Marco sini, ini ibu dosenku, Bu Yati namanya rupanya Bu Yati takut sama
kamu,” kata Thomas “Nguuuk .. nguuk ….” anjing itu melanguh.
“Yo kasih salam,” kata Thomas. Marco sang anjingpun melompat ke dalam Hard
Top, istriku akan mundur tapi tubuh istriku tertahan oleh Lie yang belum
turun dari mobil.
“Nggak usah takut Bu Yati, Marco jinak kok, mau disuruh apa saja mau,”
kata Lie sambil memeluk istriku dari belakang.
Kedua kaki Marco kini di pangkuan istriku dan kaki depan kanan Marco
menjulur ke depan untuk bersalaman dengan istriku. “Bu Yati, Marco mau
berkenalan,” kata Thomas
Dan jantung istriku berdegup kencang entah karena takut atau perasaan
lainnya ketika istriku memegang kaki kanan depan Marco dan hidung Marco
mengendus-endus perut istriku “Heeh ..” desah istriku.
“Kenapa Marco?,” tanya Thomas “Oh kepalanya minta dielus, Bu Yati,”kata
Thomas. Dan istriku merasakan perasaan aneh ketika tangan kirinya mengelus
kepala Marco, perasaan aneh itu semakin menyergap istriku ketika Marco
kembali mengendus-endus perutnya lagi dan “Ooh .. jangan …,” istriku
melenguh keras ketika moncong Marco mengendus pangkal paha istriku yang
masih tertutup rok span merahnya dan anehnya istriku merasakan rangsangan
dan cairan vaginanya membasahi bibir vaginanya.
“Waah sudah Marco, nanti..,” kata Thomas dan jantung istriku berdegup
keras dengan kata-kata “nanti”.

Marcopun turun sambil mendengus “Ngguk .. ngguk” dan mengibas ngibaskan
ekornya dan istriku tahu artinya bahwa si Marco senang. Marcopun berlari
kecil ke dalam rumah setelah membuka pintu tembus antara garasi dan rumah
Thomas. “pandainya ..,”pikir istriku.

Tangan kiri Thomaspun memegang tangan kanan istriku yang masih terjulur
dan istriku mengeser tububya untuk keluar dari Hardtop tapi “Eeeh …” desah
istriku ketika menurunkan kaki kirinya karena Thomas menyusupkan tangan
kanannya ke selangkangan istriku yang sudah basah kuyup karena endusan
Marco.

“Thomaaas …,” rintih istriku karena jari tangan kananThomas menyusup ke
rok span merah istriku dan rok itupun tersingkap ke atas memperlihatkan
paha padat mulusnya, tangan Thomas mengerayangi pangkal paha istriku dan
menuntun ke dalam rumah.

Rumah Thomas tak begitu besar tapi dilihat dari perabotnya termasuk mewah.
Istriku didudukkan di sofa biru panjang yang empuk tepat di tengah-tengah
dan Thomas duduk di sebelah kanan istriku dan tangan kirinya memegang
belakang kepala istriku dan bibir hitam tebalnya mendekat bibir mungil
merah merekah istriku dan sekali lumat istriku seakan tak dapat bernafas
lidahnya berusaha menyusup ke mulut istriku yang mengatupkan bibirnya
menghindari juluran lidah Thomas ke mulutnya.
Tiba-tiba tangan kanannya ke wajah istriku dan jari telunjuk dan ibu
jarinya mentup hidung istriku dan secara otomatis karena tak bisa bernafas
istrikupun membuka mulut mungilnya dan lidah Thomas yang hitam dan cerita
istriku hampir sebesar kontolku masuk ke dalam mulutnya menjilati seluruh
rongga mulut istriku.
Dengan kekuatannya kepala Thomas menekan kepala istriku di sandaran sofa
dan tangan kirinya mulai menyusup masuk rok span merah istriku
“help…”desah istriku ketika tangan kanan Thomas menemukan kelentit istriku
dan menggosok ngosok kelentit dan bibir vagina istriku yang sudah basah
itu.
Begitu cepatnya jari-jari tangan Thomas menggosok ngosok dan “pppffff
..pppfff….” desah tertahan istriku karena lidah panjang dan besar Thomas
terus menjelajahi rongga mulut istriku. Tangan kiri Thomas mengangkat Kaki
kanan istriku dan menjepitnya sehingga Thomas lebih leluasa menggosok
selangkanagan istriku.
“Mmpppfff pppfff….” desah istriku semakin cepat dan rupanya Thomas tahu
kalau istriku akan orgasme pantat bahenol istriku terangkat angkat dan
“ppmmmfff …pmmmmfff …..” istriku orgasme untuk pertama kali malam itu.
Thomaspun melepas lidahnya dari mulut istriku “Enak, Bu Yati?”tanya Thomas

“He eh…” jawab istriku
Plol plok plok terdengar suara tepuk tangan Lie.
“Thomas katamu kau ingin iBu Yati jadi dancer,” kata Lie sambil
melemparkan sebuah tube merah ke Thomas.
Lie memindah meja panjang di tengah sehingga hanya ada sebuah kursi di
depan sofa
Lie duduk di sebelah kiri istriku sehingga istriku diapit oleh kedua
mahasiswanya.
Rok span merah istriku yang tersingkap sampai pangkal pahanya
memperlihatkan selangkannya yang ditumbuhi bulu bulu lebat kemaluannya dan
kaki istriku yang maish terkangkang lebar diangkat dan dipangku oleh kedua
mahasiswanya sehingga tubuh istriku melorot
Thomas membuka dan memencet tube itu, keluarlah jeli bening. Jeli bening
itupun dioleskan ke bibir vagina istriku, kemudian kelentit istriku.
Thomas memencet lebih banyak lagi dan meletakkan dikedua jarinya kanannya
dan “heek….” istriku tersedak ketika dua jari besar itu menerobos masuk
liang vagina istriku yang basah. Hal itu dilakukan Thomas sebanyak tiga
kali.

Istriku merasakan dingin dan lengket di bibir vagina, kelentit dan
utamanya lubang vaginanya yang banyak menerima jeli.
“Ayo iBu Yati duduk di kursi itu,” kata Thomas sambil memapah istriku ke
kursi di depan sofa.
Mereka berdua duduk kembali ke sofa. Dan dalam hitungan menit, istrikupun
merasakan bibir vaginanya,kelentitnya dan utamanya liang vaginanya
bereaksi dan terangsang hebat.
“Eeh .. eeh …. eeeh,” istriku mendesis desis, tubuhnya mulai bergetar dan
“Oooohhh …..akuuuu …..ooohh…”rintih istriku, kini pantat bahenolnyapun
bergoyang-goyang di kursi tangannya menyengkerap erat tangan kursi itu.
“Jangaaan … jangaaan …kau rekaaamm ….oooohhh,” istriku merintih ketika
melihat Lie mengarahkan handycamnya mengambil adegan itu.
“oooohhh ….. kau jahhhaaaaaatt Lieeeee…”kedua tangan istriku mencengkeram
erat pegangan kursi sehingga tubuh sintalnya melorot dan kedua kakinya
terbuka sehingga selangkangannya tampak bulu bulu kemaluannya yang lebat.
Thomas menghidupkan TV 27″ nya dan istriku melihat adegannya sendiri dan
Lie memfokuskan wajah istriku dimana mulutnya mendesis “Ooohh…..
jaangaaaan Liee ….. “, kemudian berpindah di dadanya dan tonjolan jelas
putting susunya menonjol dari balik blouse tipisnya dan kedua kakinya yang
masih memakai sepatu merah hak tinggi bergoyang-goyang semakin
mengkangkang dan memfokuskan selngkangan istriku sampai terlihat itil
istriku sebesar kacang yang menegang dan bibir vaginanya penuh dengan
cairan vaginanya.
“Suddaaaaaah Lieeee ….jangaaan kauuu terussskaaan …..”pinta istriku
memelas. Lie tetap melakukan karena dia tahu kalau istriku tak dapat
menahan nafsunya.
Istriku saat itu begitu ingin sekali disetubuhi. “Oooohhh …..gimanaaaaaa
iniiiiiii…..” desisnya berulang-ulang.
“Ayo Bu Yati, aku ingin ibu masturbasi ,” perintah Thomas
Istriku bertahan karena selama ini, istriku tak pernah masturbasi.
“Ayoo…”perintah Thomas lebih keras
“nggaaaak Thomas…..aku ngaaaak mauuuuu….” istriku menolak
Tiba-tiba Thomas memencet tube merah “perangsang” itu lagi.
“Thomas jangan nanti kebanyakan,”kata Lie.
“Biar tahu rasa Bu Yati” katanya
“Jangan Thomas kasihan, tadi itu cukup untuk semalam,” kata Lie
menjelaskan
Thomaspun merengkuh istriku dan tangan kirinya menahan pundak kanan
istriku dan kakinya menahan kedua kaki istriku agar tetap terkangkang.
Thomas memasukkan jarinya ke dalam liang vagina istriku”Oooh ….Thomas
..jangaaaaann eeehhh ..”
Setelah memutar-mutarkan jari tangannya di dalam liang vagina istriku
dengan kasar untuk meratakan jeli “Niih Bu Yati, biar ibu rasakan,”dan dia
kembali duduk di sofa dan beberapa menit kemudian istriku berteriak
tertahan karena belum pernah merasakan begitu hebat “Uughhh ….Thomaaaas ….
kauuuuu jahaaaaattt…aaahh aakkuuu ingiiiiiin dikentoooot…….”teriak istriku

Kedua mahasiswanya terbelalak mendengar ucapan mesum yang biasa diucapkan
pelacur dari mulut ibu dosen yang mereka hargai dan adegan dan ucapan itu
terekam di handycam milik Lie.

“haa ha haa,” mereka berdua tertawa.
“Kenapa lu dosen pelacur? Apa yang ibu rasakan, pelacur,” tanya Thomas
Karena begitu hebatnya rangsangan yang dirasakan di daerah sensitif di
seluruh tubuhnya terutama di bibir vagina, kelentit dan liang vagina
istriku, istriku yang memang biasa meracau saat senggama denganku dan
keadaannya yang saat ini tidak pernah dirasakannya istrikupun menjawab
pertanyaan Thomas dengan merintih “Eeeeehh …….itiiiiiiilkuuuuuu …….oooooh
…….empiiiiiiikuuuuuu wwwuuuhhh toroooookuuuuu ……..”
Kedua mahasiswa itu berpandangan tak mengerti yang diucapkan istriku dalam
bahasa daerah.
“Apa itu dosen pelacur?” hardik Thomas.
“Thomaaaass ….jahaaaaaaat …..kauuuu menyiksaaaa …iiiibuuuuu….”rintih
istriku
“Hei, dosen pelacur, jawab!!”bentak Thomas
“Heehh …..heeeehh.. kelenttiiiiitkuuuuu …..Thomaaaass …..biiibiiiiirrr dan
liaaaang senggaaaaamaaaakuu oooooh gataaaaaaaaaallll eeeehhh
ayoooo…akkuuuu taaaak taaahaaaaaan Thomaaaaasss ……”rintih istriku
menghiba.
“Ayo bu masturbasi saja dulu biar kemaluanku berdiri,”kata Thomas berjalan
mendekati istriku sambil mengeluarkan batang kemaluannya sebesar dan
sepanjang kaleng Baygon yang masih loyo dan didekatkan di wajah istriku
dan Lie mengikuti dengan handycamnya.
“Oooohhh …..kauuuuuu beluuuum sunnaaaaaaaat, Thomaaaaass……ayoooo …” ajak
istriku kepada Thomas.
“IBu Yati..ayo masturbasilah…..”bisik Thomas “Nanti ku kasih ini,” katanya
sambil mengeluskan batang kemaluannya ke wajah istriku.
“Koontooolmuuuu ..bessaaaaar daaann panjaaaaang,”rintih istriku. Saat itu
istriku benar-benar ingin bersetubuh.
“Apa itu kontol, Bu Yati,” tanya Thomas
“Baataaangmuuuu…”istriku menerangkan. “Oohh…. nanti iBu Yati tak kasih
kontolku,” katanya
“Ayo kubantu,” kata Thomas sambil memegang pergelangan tangan kanan
istriku dan mengarahkan ke selangkangan istriku.
“Nanti kalau iBu Yati kesepian, bisa melakukan sendiri,’ kata Thomas
Karena begitu tak tahannya istriku menahan nafsunya, maka baru kali ini
istriku merasakan tangannya sendiri mengelus-elus bibir vaginanya sendiri,
rupanya istriku merasakan enaknya dan”eeeh…emppiiiiikkuuu ….” desah
istriku
“Apa itu empik, ibu”tanya Thomas
“Biiibir vagiiiinaaa….” istriku menerangkan ditengah nafsunya yang
menggebu.
Karena tak tahan Istrikupun memindahkan elusannya pada kelentitnya.
“Wwwwwwuuuuhhhh ,…..itiiiiilkkuuuu…Thomaaaas, kelentitkuu….ooohh Thomasss
akuuuu tak taaaaahhaaaaan akkkkuuuu mauuuuuu keluaaaarrr….”istrikupun
menggosok kelentitnya semakin cepat kakinya membuka menutup dan
“Oooooooohhhhh ….Thomaaaaaaaaass ….akkkuuuuuuu keluaaaaarrrrr….”rintih
keras istriku menggema di ruangan ketika mencapai orgasme kedua malam itu,
tubuhnya mengejang kedua kakinya terbujur kaku dan sesaat memejamkan
matanya dan mulut mungilnya yang merah terbuka sedikit
Istriku tersentak ketika dirasakan benda keras berusaha masuk ke mulutnya.

“Kulum kontolku, Bu Yati,”kata Thomas dan istriku tak dapat berkutik
ketika kontol Thomas yang besar dan hitam dan belum disunat itu menerobos
masuk ke dalam mulutnya.
Istriku merasakan besarnya kontol Thomas dan istriku menghisap topi baja
yang terbungkus kulup yang tebal dan panjang.
Istriku merasakan sensasi lain ketika Thomas menekan ke mulutnya karena
dirasakan diujung mulutnya kulup Thomas mengumpul dan istriku membayangkan
kalao kontol Thomas masuk ke liang vaginanya
“Enaaak buu Y…..”desis Thomas ketika ujung lidah istriku memainkan lobang
kencing Thomas
Thomas mengerang keenakan dan rupanya Lie tak tahan
“mmpppfff….” istriku mendesah ketika dirasakannya bibir vaginanya dijilat
jilat matanya melotot ke bawah dilihatnya Lie berjongkok diantara paha
padatnya.
Lidah Lie kini mempermainkan kelentit istriku dengan ganasnya dan beberapa
saat kemudian Lie memanggul kedua paha di pundaknya dan jari-jari
tangannya membuka lebar bibir kemaluannya dan denganmudah lidah Lie
mengeksplorasi bibir vagina dan kelentit istriku.
Tubuh Istriku meliuk liuk pantat bahenolnya maju mundur menghadapi
serangan lidah dan mulut Lie yang menyedot nyedot liang vaginanya.
Air liur istrikupun membasahi kontol Thomas karena terbuka lebar
dan”mmmmpppffzzzz …mmmmpppfzzzzz…..”istriku mendesah dan airliurnya
muncrat dan pantat bahenolnya maju ke depan menekan wajah Lie dngan
selankangannya ketika orgasme ketiga istriku berlangsung.

Nafas istrikupun mendengus dan keringatnya menetes di dahinya blouse
istriku basah sehingga pentil susunya yang coklat menonjol nampak jelas
terlihat.

“Aku dulu,” kata thomas dan “rekam Lie,”

Thomas pun diantara kedua paha istriku dan bertumpu di kedua lututnya dan
kontolnya yang tegang dimana kulup panjangnya menutup ujung kemaluannya
yang lebih besar diarahkan ke liang vagina istriku yang terbuka lebar
karena habis disedot dan dibuka lebar oleh Lie.
“Jangan kau tarik Thomas,”pinta istriku ketika Thomas menarik kulupnya
agar helm besarnya menyembul.
Thomaspun menarik ujung kulupnya.
“Ibu belum pernah ngentot sama orang belum disunat, ya”
“He eh” kata istriku sambil tersenyum
“Heeggh …Thomaaas….” desah istriku ketika ujung kemaluan mulai melesak
masuk ke laing vaginanya.
Istriku merasakan sensasi yang luar biasa, selain besar kulup Thomas
mengumpul diujung vaginanya didaerah G Spot istriku.
Thomas pun menggerak-gerakkan ujungnya memutar mutar dan maju mundur.
“Thomaaaaas ooooh enaaaak ……enaaaaakkkkk eeehhhh Thomaaaaaaaasss akuuuuu
keluaaaaaaar”
Istrikupun mengalami orgasme ke empat. Thomas pun memegangi paha istriku
dan Thomas mengulang ulang adegan itu istrikupun orgasme yang kelima.
Hal ini membuat Lie tak Kuat dia meletakkan handycamnya di tripot dan se
telah mengatur lensa langsung mendekati istriku membuka kancing blousenya
dan payudara montok kiri istrikupun tampak kencang dan pentil susunya
mengacung kaku dan “haap…” Lie melahap payudara montok kiri istriku dan
begitu lidahnya menempel di putting susu istriku, Lie pun kaget begitu
pula istriku, karena air susu istriku keluar dari putingnya. istriku
teringat Mbah Kotim yang sudah koit dan mbah Gandul yang hilang entah
kemana.
“Ibu menyusui?” tanya Lie dan air susu istriku menyemprot wajahnya.
Istriku menggeleng dan Liepun melanjutkan sedotannya ke payudara kiri
istriku untuk menghisap habis air susunya
Karena melihat kejadian itu, serta merta Thomas membuka blouse sebelah
kanan istriku dan tersembullah payudara kanan istriku dan karena
gerakannya ke depan untuk melahap payudara kanan istriku maka masuklah
kontol Thomas ke dalam liang vagina istriku.
Sensasi keluar masuk kontol Thomas yang belum sunat sehingga menggerinjal
di dalam liang vagina membuat istriku cepat orgasme dalam relatif singkat,
bahkan istriku saat itu ingin bersetubuh dengan anak-anak SD atau SMP yang
belum sunat..
Istriku mencapai orgasme ke 9 dengan Thomas yang mengakhiri dengan menelan
peju Thomas sebanyak tiga kali sehingga Thomas terkapar sampai siang.

Sedang Lie menyetubuhi istriku di kamar yang di samping kanan dan sebelah
bawah tempat tidur terdapat cermin yang besar karena pemandangan itu
istriku sangat puas karena selain Lie juga tidak sunat juga lembut dimana
Lie senang menyetubuhi istriku memakai pakaian lengkap blouse tipisnya
tanpa BH dan rok span elastis merah tanpa celana dalam dan bersepatu
walaupun kontol Lie dibilang kecil tapi istriku bisa orgasme sampai enam
kali sehingga malam itu istriku orgasme 15 kali
Lie mengeluarkan air maninya sebanyak tiga kali saat menyetubuhi istriku,
sekali air maninya di tumpahkan di mulut istriku dan dua terakhir
ditumpahkan di rahim istriku, untuk kentotan yang terakhir Lie membalikkan
tubuh istriku tengkurap menyeret kedua kakinya sehingga tubuhnya masih di
tempat tidur tapi kedua kaki istriku terjuntai ke lantai.

Ini merupakan pengalaman pertama istriku dimana istriku dikentot lelaki
muda Cina dengan gaya kesukaannya doggie style dan istriku dapat dengan
jelas dan utuh melihat bagaimana dirinya disetubuhi dengan ganasnya
sehingga istriku dapat orgasme empat kali dalam gaya itu dan yang terakhir
orgasme istriku bersamaan dengan muncratnya air mani Lie di dalam rahimnya
dan trorok istriku yang terus terangsang karena jeli yang dioleskan Thomas
terlalu banyak

Lie tersungkur beberapa saat menindih tubuh istriku yang sudah mandi
keringat bercampur dengan keringat Lie

Usai mencabut kontolnya dari torok istriku, Lie berkata” besok-besok kalau
Thomas sudah lulus, sama aku aja ya, bu. Papaku punya alat banyak, nanti
kita coba” katanya ngeloyor ke luar kamar dan molor di ruang keluarga dan
istriku sendiri yang lemas tak bertenaga tak sempat membentulkan letak rok
spannya yang tersingkap di perutnya sehingga pantat bahenolnya dalam
posisi menungging kakinya tertekuk dilantai sepatu merahnya masih melekat
di kedua kakinya.

Istriku benar-benar kecapaian dan terlihat sudah pukul dua pagi sehingga
hampir empat jam dikentot habis-habisan oleh kedua mahasiswanya yang
kontolnya belum sunat semua.

Istrikupun tetap merasakan denyut denyut rangsangan di itil, empik dan
toroknya karena saking capeknya istriku tertidur tengkurap dengan tubuh
tetap di tempat tidur dan pahanya terkangkang lebar dan lututnya menopang
tubunya tetap dalam posisi doggy style di lantai sehingga dari belakang
terlihat selangkangan berbulu lebat yang benar-benar basah kuyup karena
keringat peju kedua mahasisiwanya dan lendir istriku sendiri.

Entah berapa lama istriku tertidur ketika istriku merasakan jilatan
jilatan di selangkangannya dan istriku yang lunglai hanya dapat merasakan
jilatan itu.

“Lidahnya Kasar sekali,” batin istriku.
Jilatan itu semakin terasa di empiknya alias di bibir vaginanya yang belum
kering betul.
“Uhh gila..,” batin istriku ketika di rasakannya air liur lidah itu
benar-benar membuat basah selangkangannya dan “heeeh….” istriku mendesah
pelan ketika lidah kasar itu menjilati kelentitnya.
Ingin sekali rasanya istriku berteriak tapi membuka matapun rasanya sulit
seperti kedua matanya di lem.

Tubuh istriku hanya dapat bergetar merasakan jilatan lidah kasar itu, dan
“heeh … heeeh ….,” istriku semakin mendesah seirama dengan nafsunya yang
mulai meninggi.

Jilatan lidah kasar dan “oooh kasaaaaar ..daaan ….. paanjaaaang,” desahnya
“ooooh ….. akuuuu taaaak … kuuuuaaaaaat,” istriku mendesis dan
“Ooooohh sssssiaaapppaaaaaa kaaaaaauuuu…..oooooohh
akkuuuuuu…..keluaaaarrr….,” pantat istrikupun berkelejot, matanya semakin
tak dapat dibuka.
Tapi lidah kasar itu terus melanjutkan jilatannya dan kini mulai masuk ke
dalam laing vagina istriku “mmmppphhhff … kaaasssaaaaar taaapiiii
ennaaaaak…..,” desisnya dan lidah kasar itu semakin dalam masuk ke liang
vagina istriku dan lidah istu semakin besar di pangkalnya sehingga liang
vagina istriku bebar benar tersumbat oleh lidah kasar yang panjang dan
besar di pangkalnya yang otomatis menggosok-ngosok liang vagina dengan
kuat keluar masuk dan G Spotnya pun terkena kasarnya lidah itu. Istriku
merasakan betapa hebatnya rangsangan di dalam liang vaginanya dan G
Spotnya sehingga istriku memajumundurkan tubuhnya seirama dengan keluar
masuk lidah kasar itu.
“Ooohh tak pernaaah …kkuuu raasaaakaan seperti iniiii …,”desahnya kedua
mata istrik semakin terpejam dan dirsakannya itilnya semakin keras, begitu
pula kedua payudaranya yang montok semakin keras dan kedua putingnya
tergesek-gesek dengan blouse nya semakin menegang kencang.

“Ooooohh.. ennaaaaaaaakk …..ennnaaaaaak…..gilllaaaaaa …taaak pernaah
kurasakan nika\maaat sepertiiii iniiiiii…..,”karena kenikamatan itu begitu
lama dirasakan dan istriku tak orgasme-orgasme dan begitu merasakan
kenikmatan yang membubung sangat tinggi, maka orgasme kali ini membuat
istriku meledak dan jeritan kepuasan tak dapat ditahannya ketika istriku
mencapai puncak kenikmatan
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….,” istriku melolong panjang tubuh sintalnya
berguncang hebat dan keringatnya membanjir.ketika istriku orgasme yang
paling panjang dalam hidupnya.

Tubuh istriku benar-benar lunglai seperti dilolosi tulang-tulangnya hingga
istriku benar-benar terdiam seperti seonggok daging nan sintal.

“Guuk … guukkk…. nguk nguukk,” mata istriku terbeliak ketika mendengar
gonggongan dan geraman anjing tepat di belakangnya
“oooH Marco janggaaaaaann……” rintih istriku menyayat ketika dilihatnya di
cermin Marco menaikki tempat tidur persis diatas tubuh istriku yang
lunglai.
Istriku tak dapat bergerak sedikitpun ketika dilihatnya di cermin kaki
belakang Marco turun dan di lihatnya kontol Marco yang besar dan panjang
berwarna merah mendekati selangkangan istriku yang terbuka lebar.
“Jangaaan Marco jangaaaaaan,” pintanya pada Marco anjing herder itu, tapi
istriku hanya bisa merasakan ujung kemaluan Marco telah menempel di liang
vagina istriku dan “aaaaahhh ……saaaaakiiiiiiit ……” ketika Marco menusukkan
batang kemaluannya yang kasar ke dalam laing vagina istriku.
“Suuuddaaaah Maarr ccooooooo saaakiiiiiiit ….eeehhhh ammmpuuuuuun
Maaaaarcoooo suuudaaaahhh…”hanya teriakan teriakan itu yang mampu
dilakukan istriku. Tubuh istriku terdorong ke depan dan kedua pahanya
tergencet bobot Marco dan tepian tenpat tidur.
Karena istriku tak dapat bergerak maju lagi karena kedua paha mulusnya
terhalang oleh tepian tempat tidue maka Marcopun dengan mudah memaksakan
batang kemaluan kasarnya terus menyusup masuk ke liang vagina istriku.
Istriku tak kuasa meronta hanya kedua tangannya mencengkeram dengan keras
sprei tempat tidur disertai lenguhan keras kerika batang kemaluan Marco
yang besar panjang dan kasar itu menembus rahimnya “Ooooooooooohhhh
wwwwwwhhhhhhhh ssssssaaaaaaaaa……ooooohhhh ennnnaaaaaakk
Maaaaarcoooo….akuuuuuu keluaaaaaaarrr …..” entah kenapa yang tadinya
dirasakan istriku sakit berubah menjadi nikmat ketika Marco mengocok
batang kemaluan kasarnya dengan cepat di dalam liang vagina istriku.
Dengan jelas kini istriku melihat pantat Marco maju mundur dengan cepatnya
yang mmebuat istriku orgasme berkali-kali saat Marco menyetubuhi istriku
sampai “UUUuuu ….uuuuuung ….”Marcopun mulai melolong dan genjotan pahanya
semakin cepat

“Kaaau maaauuuu kelllyuaaarr Marcooooo ooooh gilaaaa akuuuuu orgasmeeee
terus meneruuuusss….”

Dan hujaman batang kemaluan Marco begitu keras dan istriku merasakan
cairan hangat muncrat di rahim dan liang vaginanya bahkan sebagian besar
keluar diantara laing vagina istriku dan batang kemaluan Marco sehingga
membuat bunyi yang paling aneh dalam kehidupan istriku seprti orang kentut
..”mmpppreett .. preeeeettt …preeetttt …” bersamaan dengan itu air mani
Marco muncrat dari liang vagina istriku.

Marco yang besar itu menindih istriku.

Bebarapa saat kemudian dirasakan ujung kemaluan Marco yang masih di dalam
liang vagina istriku membesar. Istrikupun semakin binggung tubuhnya
tertindi Marco.
‘Uuuh saaakiiit…,”desis istriku. Ujung kemaluan Marco semakin besar dan
besar, istriku merasakan sakit yang luar biasa di laing vaginanya.
Marcopun mulai bergerak yang membuat istriku semakin kesakitan.

“Diam Marco,” desis istriku “Sakiiiiiiiiit ….” Marco tak mau diam. Dan
tiba-tiba istriku teringat perlakuan Thomas kepada anjingnya Marco yang
kini batang kemaluannya menghujam liang vagina istriku dan ujng kemaluan
Marco dirasakan istriku semakin besar.
“Marcoo saaayaaaaang, jangaaan bergeraaak yang sayaaaaang ibuuu saaakiittt
……sakiiiit sekali liang vagina ibuuuuu….”kata istriku menahan sakit dan
tangannya berusaha mengelus kepala Marco dan benar Marcopun tenang sampai
setengah jam lebih ujung kemaluan Marco membesar di dalam laing vagina
istriku.
Kemudian terlepaslah batang kemaluan kasar Marco dari liang vagina istriku
yang terasa bengkak.
Marco pun menjilati empik istriku kembali yang langsung terangsang lagi
dan “eeeeehhhh….” desisnya ketika entah orgasme yang keberapa yang telah
diraih istriku malam itu.

Kemudian Marco mengangkat tubuh istriku hingga istriku terbaring lemah di
tempat tidur dan Marco duduk didamping tubuh istriku.

Tiba-tiba Marco mengendus endus dan mendekatkan kepalanya di dada istriku.
Istrikupun maklum dibukanya blousenya dan istrik mengelarkan payudara
kanannya dan lidah kasar Marco langsung menjilat putting susu istriku yang
menegang dan “seer …seeeer ….” air susu istrikupun mancur dan dengan
lahapnya Marco menghabiskan airsusu kanan istriku dan moncongnya menyusup
ke blouse sebelah kiri istriku dan meyingkapnya dan dengan lahap pula
Marco mengisap putting susu kiri istriku.
Istriku mengelus elus kepala Marco hingga akhirnya Marco tidur dipelukan
istriku.

Paginya istriku terbangun ketika merasakan slangkangannya ada yang
menjilati kembali. Begitu mata istriku terbuka dilihatnya Marco berdiri di
tempat tidur menyusupkan moncongnya di rok span elastis istriku.
Dilihatnya pintu kama masih terbuka, istriku mendengar dengkur kedua
mahasiswanya bersahutan, karena takut perbuatan dengan Marco diketahui
kedua mahasiswanya, istrikupun menyurh Marco
“Marco…. tutup pintunya, sayang. Nanti ibu beri ..”kata istriku. “Nguuk
…nguuuk …”
Marcopun menutup pintu kamar pelan-pelan dan menguncinya. “Memang pintar,”
batin istriku.
Istriku kemudian bangun dan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar
untuk mencuci muka. Marcopun mendekati pintu “nguuk …nguuuk” Ekornya
dikibas kibas kan.
“Sebentar Marco…,”kata istriku. Entah kenapa istriku ingin berhias untuk
Marco, sang anjing herder yang memuaskan nafsu birahinya tadi malam,
walaupun sempat kesakitan diakhir persetubuhan istriku dengan anjing
herder.
Istrikupun menuju meja rias. “Marco, tolong ambilkan tas, ibu di mobil
juraganmu dan temannya jangan sampai terbangun.
Marcopun pergi se telah membuka pintu dan kembali dengan tas istriku
kemudian Marco mengunci pintu kembali.
“Kau pintar Marco, nati ibu beri..” kata istriku dan “nguuk …nguuuk …”
Marco mengibaskan ekornya.
Istriku mulai merias diri agak menor dan tiba-tiba Marco berdiri di pundak
istriku dari belakang lidahnya menjilat-jilat tengkuk istriku
“Maarcooo…..,”desah istriku. Kurang sedikit sayang…kata istriku

Istrikupun duduk di pinggir ranjang bagian bawah sehingga istriku dapat
melihat dirinya, karena kejadian tadi malam membuatnya terangsang hebat
ketika dirinya dari cermin disetubuhi baik Lie mahasiswa Cinanya dan Marco
sang anjing Thomas.

Istriku memanggil Marco yang masih duduk disebelahnya. dielusnya kapala
Marco dan Marco pun berdiri dan langsung menjilati kedua betis istriku
“Marcoooo.. desah istriku.
Marcopun semakin menjilati lutut istriku, moncongnya mulai menyusup di rok
span merahnya sehingga kakinya mulai terkangkang dan
“Ooooh Marcoooo ……,’ desah istriku ketika moncong Marco mengendus endus
selangkangan istriku dan “Eeeeeh ….enaaaaak …Marcoo …..,” ketika Marco
menjilati pangkal paha istriku.
“Marco ..ibu ingin berdiri,” kata istriku dan mengambil kursi yang ada
sandarannya tepat di depan cermin.
Kursi itu diletakkan di samping kanannya “Ayo Marco….”
Moncong Marco menyusup ke rok span istriku. “Marcooo..eeeeeh .. ibuuu
senaaaang melihatmu di cermin”
“Ooohh ….enaaaak Marcooo….,”ketika lidah kasar Marco mulai menjilati bibir
vagina istriku
“Marcoooooooo………,” rintih istriku ketika kelentitnya juga dijilati Marco.
Karena lidah Marco yang kasar terus semakin cepat menjilati bibir vagina
dan kelentit istriku seperti anjing ynag seedang minum kehausan membuat
istriku semakin mengkangkangan kedua kakinya selain terangsang hebat juga
memberi ruang untuk Marco melakukan manuver terhadap bibir vagina dan
kelentitnya yang semakin tegang.
Tangan kanan istriku betpegangan ke kursi sedang tangan kirinya mengelus
elus kepala Marco yang menyusup di rok spannya
“Marcoooo… ibuuuu taaak tahaaaan sayaaaaang ooooohh Marcooo ooh ohh oooh
ohhh ooooh aku keluuaaaaarrrrr…..” Pinggul istriku tersentak-sentak pada
orgasme pertama istriku pagi itu
Belum lagi pudar merasakan orgasmenya
“ooooohhh Maaaaarcooooo…….”Rintih istriku ketika lidah kasar Marco masuk
ke liang vagina istriku.
Seperti tadi malam kenikmatan yang dialami istriku sangat panjang saat
lidah kasar Marco di dalam liang vaginanya, kedua tangannya kini memegang
kepala Marco yang menyusup di rok spannya
“Marcooo….oraaang taaak bisaaa melakukaaaan sepertiii iniii,
sayaaaaaang”desisnya berulang ulang.
“Enaaaaaak….. Maarcooooo”
Istriku semakin terangsang hebat ketika dia melihat dirinya di kaca
meliuk-liukkan badannya.
“Niiikmaaatnyaaaa…bertahaan . lamaaaaaaaa…Niiikmaaaat sekaliiiiii Marcoooo
….bikiiiiiiin gilaaaa ibuuuu Marcooooo…..”
Mraco semakin gila mengeluat masukkan lidah kasarnya di liang vagina
istriku yang terus merinti rintih nikat, kedua matanya terpejam.
Baru sekitar 15 menit istriku merasakan kenikamatan yang semakin membubung
tinggi sekali dan “Eh eh aaaaaaaaaaaaa zzzzzddaaaaapp ennaaaakkk
Marcoooooo….ibuuuuu keluaaaaaaaaaar….”
Tubuh istrikupun sempoyongan dan roboh tertelungkup di depan cermin besar
di lantai berkarpet tebal itu tubuhnya mengelinjang seperti cacing
kepanasan menghentak hentak kedua tangannya mencengkeram apa yang ada.
Nafasnya ngos ngosan keringkatnya membanjir.
Marco duduk sambil terus menjilati tengkuk istriku.
Istrikupun tertidur sampai akhirnya bangun karena Marco menjilati
selangkangan istriku lagi yang membuat istriku terangsang dan menungging
dari cermin Istriku melihat ontol merah Marco yang besar dan kasar pun
sudah tegang. Dengan moncongnya Marco menyingkap rok span merah istriku
sampai di pinggangnya sehingga pantat tampak semakin bahenol dan Marcopun
melompat diatas tubuh istriku.
kaki depannya di pundak istriku dan pantatnya semakin mendekati pantat
istriku dan ujung kemaluannya yang kasar menempel pada bibir vagina
istriku
“Pelaaaan Marcooo saakiiiiiit…..”
Anjing pintar itupun menuruti perintah istriku memasukkan batang kemaluan
kasarnya ke dalam liang vagina istriku dengan pelan tapi pasti.
“Saaaakiiiiit Maaarcooooo koooontoolmuuu besaaar daan kasaaaarr…ooohh
sakiiiiiiit”
Begitu kemaluan Marco amblas seluruhnya di liang vagina istriku. Marco
diam beberapa sat sampai istriku tidak mendesah sakit dan “Oooohh
enaaaaakk Marcoooooo. enaaaaak” ketika Marco mengenjot pantatnya dengan
cepat dan istriku merasakan kenikamatan yang tidak dirasakan dengan
manusia,
“Ooooohhh Marcoooo akkuuuuu keluaaaaar….” dan Marco terus mengenjot
pantatnya tanpa henti sehinggga liang vagina istriku benar-benar kegelian
yang amat sangat membuat orgasmenya terus menerus sampai akhirnya istriku
tersungkur.
Karena kepandaiannya Marco mengangkat tubuh istriku di ranjang sedangkan
kakinya tetap di lantai bertumpu pada kedua lututnya.
Marco meneruskan menyetubuhi istriku dengan brutal sampai istriku lunglai
dan rasanya berpuluh puluh orgasme di alami istriku pagi itu dan setelah
genjotan Marco istriku mendengar “preeeet…..preeettt..” ketika air mani
Marco yang banyak keluar di sela-sela batang kemaluan Marco dan liang
vagina istriku.
Set elah keluar maka istriku merasakan ujung kemaluan Marco membesar lebih
besar darii kemarin sehingga istriku pingsan hampir 3 jam.

Istriku melarikan diri dari rumah Thomas, dan dicatat akhirnya dia
merasakan ngilu di perutnya dan tak berani ngomong kepadaku.

PKN 4

Juli 29, 2007

Ku tutup buku itu. Malamnya seerti tak terjadi apa-apa sampai aku menekan
perutnya sambil bercanda dan istriku mengatakan sakit di perutnya.
“Wah, paling gara=gara yang mengganggu malam hari itu, lebih baik di
periksakan besok sore, dik. Lebih baik kita ke dokter kandungan, aku tahu
dr Tan ahli kandungan.”kataku berpura-pura tak mengetahui catatan yang
ditulis istriku di buku exercise.
Istriku setuju atas saranku.

Dr. Tan memang sudah pensiun dari dinasnya, berumur sekitar 62 tahunan.
Aku tahu Dr. Tan saat pernah kudengar bahwa dokter kandungan itu sering
berbuat cabul, bahkan ada istri pejabat yang pernah “digarap”nya. Itupun
karena suka sama suka tapi memang belum pernah ada yang melaporkan ke
pihak berwenang.

Aku sdikit kaget kala mnjemput istriku yang menungguku di kampus malam itu
karena istriku berhias agak sedikit menor, dan memang ku lihat tiga hari
terakhir ini setelah diberi jeli oleh mahasiswanya istriku agak genit
Malam itu istriku memberi kuliah memakai pakaian pesta yang menonjolkan
kedua payudara montoknya dengan blazer ketat dibagian dada sehingga
perutnya yang tidak rata tak tampak dan menonjolkan pantat bahenolnya yang
memakai rok span yang mempunyai belahan hampir ke pangkal pahanya sehingga
Jeng Yatiang suaminya berdesir apalagi mata-mata yang nakal di kampus
bahkan pak Rektor yang berusia 60 tahunan menatap belahan rok span istriku
yang memperlihatkan paha mulusnya saat istriku berjalan apalagi memakai
sepatu tumit tinggi.

Aku memang sengaja pulang agak larut mengharap istriku sebagai pasien
terakhir dr. Tan dan memang benar, malam itu aku dan istriku datang ketika
dr. Tan akan tutup.

Beralasan kalau aku sangat sibuk dan istriku sudah tak kuat menahan
sakitnya, mulanya dr. Tan menolak tapi akhirnya dr. Tan setuju setelah
melihat istriku yang benar-benat sexy malam itu.
Bahkan dr. Tan menyuruh pulang asisten dan perawatnya.

Sete lah selesai menelepon rumahnya, dr. Tan menyuruh aku dan istriku
masuk ruang prakteknya.

Kulihat ruang periksanya tertutup tak seperti ruang periksa dokter
kandungan lainnya. Tampak kulihat tempat tidur yang dapat mengkangkangkan
kaki pasien yang diperiksa dan tempat pantat sehingga sang pasien
benat-benar terkangkang lebar dan pangkal paha si pasien benar-benar bebas
terbuka. Aku menyelidik apa ada tempat untuk mengintip dan rupanya ada
ventilasi yang cukup rendah di ruang periksa dr. Tan, tapi harus dari
luar.

Dalam konsultasinya istriku menerangkan sakit di perutnya itu saja.

“Okey kalau begitu iBu Yati ke ruang periksa, karena keterangan ibu sulit
untuk didiagnosa,” kata dr. Tan. Aku sangat maklum karena istriku
merahasiakan kepadaku kalau dia telah bersetubuh dengan anjing
mahasiswanya.

“Bapak tunggu di sini, saya akan memeriksa istri bapak, mungkin agak lama”
kata dr. Tan
Istriku mengernyitkan dahinya, tapi dr. Tan meyakinkan istriku
“Jangan kuatir, Bu Yati. Saya hanya periksa saja. Biar tahu penyebabnya
dan kenapa perut iBu Yati sakit,” dr. Tan menerangkan.

dr. Tan dan istriku masuk ke ruang periksa menutup pintu dan selambu putih
jendela kecilnya. Beberapa saat kemudian aku bergegas keluar menuju
ventilasi ruang periksa.

Rupanya letak ventilasi tersembunyi karena ada taman, sehingga tak tampak
dari jalan.

Hatiku berdegup kencang mendekati ventilasi yang cukup rendah itu sekitar
170 cm dari tanah sesuai tinggi badanku.
Dari ventilasi itu selain bisa melihat isi ruangan periksa juga mendengar
dengan jelas percakapan di dalam ruang periksa itu.
“Tolong Bu Yati berganti pakaian pasien di balik skengkel itu,” kata dr.
Tan. Istriku bertanya,” Apa harus ganti dokter?”
“Lho, kalau pakai gaun ibu nanti bagaimana saya memeriksa?”kata dr. Tan
sambil mencuci kedua tangannya di wastafel.
Kulihat istriku tampak ragu tapi dia tetap berjalan ke ruang ganti
pakaian.
“Oh, ya. Hanya pakai pakaian periksa saja, Bu Yati,” kata dr. Tan. Hatiku
semakin berdegup kencang mendengar kata=kata dr. Tan berarti istriku tak
memakai selembar benangpun di balik baju periksanya.
Istriku membuka gaun, BH dan celana dalamnya dan digantungkan di skengkel.
Kulihat dr. Tan tersenyum melihat celana dalam dan BH hijau muda istriku.
Kulihat istriku mengambil rok putih menyerupai kimono dari rak di tempat
ganti.
Baju itu longgar dan istriku mengikat tali di pinggangnya.
Istriku keluar dan “Silahkan tidur di sini,” kata dr. tan serius sambil
menunjuk tempat tidur periksa.
Istriku tidur dan “Permisi, Bu Yati,” kata dr. Tan sambil menaikkan kedua
kaki mulus istriku di kedua tempat kaki dan tersingkap seluruh pangkal
paha istriku yang ditumbuhi bulu-bulu lebat itu.
Dr. Tan kemudian mengambil alat dan duduk tepat dimuka selangkangan
istriku dan memasukkan alat itu di liang vagina istriku.
“Uuh..sakiit dok….”rintih istriku sehingga kakinya hampir terlepas dari
tempat kakinya bertumpu.
Kulihat dengan jelas liang vagina istriku terbuka lebar kemudian dr. Tan
mengikat tali-tali di kedua pergelangan kaki, betis, paha, perut,
pergelangan tangan, lengan dan dada diatas kedua payudara istriku dan
didahi kepalanya sehingga istriku benar benar terpaku tak dapat bergerak.

Aku memang maklum dengan pemeriksaan itu, karena hal itu standar
pemeriksaan kandungan.

“Bilang kalu sakit Bu Yati,”kata dr. Tan. Dr. Tan memasukkan alat seperti
tongkat ke dalam liang vagina istriku dan istriku mengaduh “Itu sakit
dokteer…”

“Maaf, Bu Yati. Ini tidak selayaknya,” kata dr. Tan.
“Maksud dokter,”tanya istriku.
“Sekali lagi, mohon maaf, karena kasus ini sangat jarang terjadi di
Indonesia,”kata dr. Tan.
“Saya tidak paham, dokter,” kata istriku.
“Hal ini sering terjadi di negara-negara Barat sewaktu saya di luar
negri,”katanya menerangkan
“Saya sungguh tidak paham, dokter,” kata istriku.
“Ibu bekerja dimana?” tanyanya
“Saya civitas, dokter, saya Dosen” kata istriku
“Aneh..”gumam dr. Tan.
“Aneh bagaimana,dokter?”tanya istriku lagi. Wajahnya terlihat binggung.
“Maaf, Bu Yati. Ee, ibu tidak cerita ke suami buY ? pertanyaan dr. Tan
semakin tak dimengerti oleh istriku.
“Sungguh, saya tak mengerti maksud dokter, saya sakit berbahaya dokte?r”
tanya istriku meninggi dan binggung
“Heem..,” dr. Tan berdehem.
“Hanya….,” dr/ Tan tak meneruskan kata-kaanya
“Hanya apa dokter?” tanya istriku semakin binggung.
“Bu Yati, tidak mengatakan sebenarnya ke suami ibu, ya?”pertanyaan dr. Tan
semakin membuat istriku kebinggungan
“Dokter jangan berputar-putar, saya sungguh binggung dengan kata-kata
dokter,” kata istriku sengit
“K arena profesionalitas saya, saya katakan sebenarnya kepada suami ibu,”
“Dokter, jangan berbelit-belit,” istriku berkata semakin keras
“maaf Bu Yati, ibu pernah bersetubuh dengan ….eeeh …anjing,”kata dr. Tan
terbata.

Istriku langsung terdiam, matanya menerawang jauh. Dr. Tan berdiri di
samping istriku.
“Kembali kepada profesionalitas saya, saya akan katakan pada suami
ibu.”kata dr. Tan datar dan tanpa ekspresi.
“Jangan, dokter,”sergah istriku memandang dokter Cina itu.

Rupanya dr. Tan sudah mulai mempermainkan istriku.
“Bu Yati, sebagai seorang profesional saya harus katakan kepada suami
ibu,”kata dr. Tan dengan nada mulai mengancam.
“Sungguh, jangan dokter,”kata istriku menghiba.
“Ibu belum menjawab pertanyaan saya, ibu pernah bersenggama dengan
anjing?”tanya dr. Tan mulai keras.
Istriku terdiam kembali.
“Bu Yati, mungkin pertanyaan saya kurang keras sehingga Bu Yati tidak
dengar…..Apakah Bu Yati pernah bersenggama dengan seekor anjing?” tanya
dr. Tan dengan suara keras.
“Yaaaaa……”kata istriku setengah berteriak.
“Coba iBu Yati menjawab dengan tegas dan lengkap …….Aakah iBu Yati pernah
bersetubuh atau bersenggama dengan seekor anjing? kata dr. Tan pelan
mantap dan keras.
Istrikupun menangis dan dengan terbata-bata istriku menjawab” Ya, dokter.
Dua hari yang lalu saya bersetubuh dengan seokor anjing”
“Anjing siapa Bu Yati?”tanyanya
“Anjing mahasiswa saya,dokter.” kata istriku sesenggukan
“Lho, dengan anjingnya saja Bu Yati mau, apalagi dengan tuannya,” kata dr.
Tan

Istriku terdiam kembali dan dr. Tan mengucapkan kembali perkataannya”Saya
akan katakan pada suami ibu”

“Jangan dokter jangan rumah tangga saya bisa berantakan,” kata istriku
memelas.
“Saya bertanya lagi kalau dengan …..”kata-kata dr. Tan terputus dan
istriku mnyahut dengan kata-kata menghiba “Ya, dokter saya bersetubuh
dengan mahasiswa saya yang mempunyai anjing itu dengan temannya juga yang
juga mahasiswa saya” istriku mengaku.

“Suami ibu tidak mampu mengimbangi ibu?” Tanyanya
“Mampu dokter”sergah istriku

“Wah Bu Yati, kalau gitu kesimpulannya mempunyai pekerjaan rangkap,”
“Tidak … tidak….”istriku menangis

“Okelah…tapi alasan utama dan maaf, kenikmatan yang diberikan mahasiswa Bu
Yati, apa?”tanya dr. Tan menelanjangi martabat istriku.

Istriku terdiam kembali.

“Saya akan……”kata-kata dr. Tan terputus lagi disahut istriku. “Sudah
dokter, jangan katakan kepada suamiku, dokter …. saya mengakui memang
kedua mahasiswaku agak lain rasanya karena …..”istriku berhenti berkata.
Dr. Tan memandang wajah istriku dalam-dalam dan istriku mneruskan “Kedua
mahasiswaku belum disunat, dokter”
Dari balik jas dokternya, selangkangan dr. Tan menyembul seperti celanJeng
Yatiang juga menyembul karena kontol kami berdua sama-sama ngaceng.

“Oke, Bu Yati, aku akan menemui suami ibu,” katanya dan aku cepat-cepat
keluar dari tempatku mengintip. Membakar rokokku dan di depan pintu ruang
tunggu.

Beberapa saat kemudian dr. Tan keluar menemuiku.

“Bapak saya cari-cari,”katanya
“Saya pingin merokok, dokter.” kataku. “Nggak enak di dalam”kataku
berbohong.

Kamipun masuk dan rokokku ku tarus di pot,
“Begini pak, pemeriksaan ini agak lama, karena sulit terdeteksi dan sulit
mendiagnosanya, untuk itu saya meminta ijin bapak dan pemeriksaan ini
berakibat sakit dan lemah pada ibu.”terangya kepadaku.

“Yaah, mau “menggarap” istriku saja, minta ijin”pikirku. Entah mengapa dan
juga merasa heran semenjak dari PKN aku menjadi ingin mengintip istriku
bersetubuh dengan lelaki lain, apalagi sampai istriku lunglai kehabisan
tenaga.

“Bagaimana, pak?” tanya dr. Tan membuyarkan lamunanku.
“Oke, dokter kalau memang harus begitu,”kataku menyetujui.

Dr. Tan masuk kembali ke ruang prakteknya dan akupun membuka sedikit pintu
ruang tunggu dan ruang praktek dan sesuai fiarasatku terdengar bunyi
“klik” di pintu pemeriksaan yang artinya pintu periksa sudah dikunci dari
dalam.

Aku cepat kembali ke tempat mengintipku dan kudengar isriku bertanya “Kok,
dikancing, dokter?”
Kulihat Dr. Tan tersenyum “Aku dapat ijin..”Katanya
“Ijin apa, dokter.” tanya istriku
“Ijin waktu dan pengakuan Bu Yati sudah terekam semuanya,”dr. Tan
menerangkan pada istriku.
Kedua mata Istriku terbeliak saat mendengar pengakuannya.
Dr. Tan kemudian mengulang rekaman kata-kata istriku”Kedua mahasiswaku
belum disunat, dokter”

“Dokter, maksud dokter apa,”istriku binggung
Dr. Tan mendekati lemari obat dan istrikupun menghiba ketika dr. Tan
memegang tube merah seperti yang diberikan Lie kepada Thomas.
Dr. Tan kembali duduk di kursi berhadapan dengan pangkal paha istriku dan
tak ampun lagi dr Tan mengolesi kelentit, bibir vagina dan liang vagina
istriku yang menganga lebar karena alat pembuka vagina.

“Dokter, jangaan….” rintihnya tatkala jari-jari tangan kanan dr. Tan
mengolesi seluruh permukaan laing vagina istriku dengan jeli
Kemudian dr. Tan melepas alat itu dari liang vagina istriku dan memasukkan
pada baskom steril dan melepas tali di paha dan perut istriku sambil terus
melihat jam tangannya.
Begitu dua menit “doookteeer…..”istriku mendesah.
Dr. Tan duduk di pinggir ranjang pemeriksaan dan mengarahkan tangan kanan
istriku sangat dekat dengan pangkal pahanya.
“Dookteeeer Taaaaan …..oooh ….ooohh….dokteeeeer….” istriku mendesah desah
“Kenapa, Bu Yati?” dr Tan bertanya
“Ooohh aakkkkuuuuu taaaaak kuaaaaat dokteeeeer…..oooh….”
“Ayo buY,katakan yang ibu rasakan.” kata dr. Tan
Pinggul istrikupun mulai bergetar dan telapak kakinya lurus
“Dokteeeer anuukuuuu……” desisnya kedua tangan istriku mulai mengepal ingin
mendapatkan pegangan dan dr. Tan mendekatkan tangan istriku ke pangkal
pahanya dan dr. Tan rupanya sudah memelorotkan celana panjangnya, rupanya
dr. Tan memang dokter cabul setelah kulihat dia tidak mengenakan celana
dalam dan tangan istriku yang mengepal dan membuka langsung didekatkan dan

“Dokteeer ..kau.. sudaaaah … ooooh…akuuu tak tahaaan
dokteeeer…kontoolmuuu..ngaceeeng… dokteeeer..” desah istriku ketika tangan
kanan istriku yang ingin menggapai sesuatu ternyata memegang batang
kemaluan dr. Tan yang belum disunat yang memunyai kulup panjang dan lancip
di kepalanya sedangkan batang kemaluannya hampir sebesar botol bir besar
“Ini kontol kesukaanmu, Bu Yati,” katanya sambil membuka jas prakteknya
“Kontoolmuu beeeeeeeeeeeeeesaaaaaarrrr, dokteeeer….. desah istriku dan aku
begitu kaget memegang batang kemaluan dr. Tan yang hampir sebesar botol
bir besar mengacung ke depan, mungin karena besarnya tidak begitu kaku dan
kulupnya begitu panjang menutupi ujungya.yang lancip
Dr. Tan memencet tombol-tombol di sampingnya dan posisi istriku kini
merebah setengah duduk sedangkan kedua lutunya tertekuk tetapi kedua
kakinya di kangkangkan oleh alat itu lebar-lebar sehingga seperti orang
yang lagi buang hajat tetapi tiduran dan terkangkang lebar sehingga baik
lubang vagina dan lubang anus istriku terbuka.Dr. Tan menghentikan
kangkangan kaki istriku setalah rintihan istriku kesakitan.
“Saaakiiit …dokteeer…..” rintih istriku dan dr. Tan menghentikan alat itu.

Dr. Tan kini duduk kembali dianatara kedua kaki istriku yang terkangkang
lebar berhadapan dengan istriku.

Dengan posisi itu istriku mengetahui apa saja yang dilakukan terhadapnya
“Dokteeeeeer…..”desis istriku ketika dr. Tan mulai menggosok bibir
kemaluan istriku
“Bu Yati rupanya sudah terangsang,”katanya dan bunyi “cepek cepek”
terdengar karena bibir vagina istriku
“Ini enak Bu Yati, paling lama 10 kali, ibu pasti orgasme,” kata dr. Tan
sambil memegang alat seperti penjepit dan dr Tan dengan keahliannya
mencubit-cubit bibir vagina istriku”Oohh …. oooh…dok..eeeh..akuuuu dokk
oooh …aku keluaaaaar……” Pinggul istriku tersentak sentak ketika orgasme
pertamanya berlangsung. Saat itu aku takut istriku terjatuh tapi rupanya
tempat tidur periksa itu dibeton sehingga tak mungkin bergoyang.

Dr. Tan mengambil alat seperti paku dan mengarahkan kelentit istriku yang
mengeras itu dan “wwwhhh …eehhh …dokteeeer aku
enaaaaaaak…..dokteeeerr….oooohhh …akuuuu taaaak tahaaan lagiiiii …ooooohh
….oooohh…ooooooaaaaaaaa……..”pantat bahenol istriku tersentak sentak lebih
keras saat istriku orgasme kedua keringatnya membasahi dahinya.
Dr. Tan melap dengan tissue
“kau cantik” katanya dan bibirnya melumat bibir istrku dan melepasnya
kembali
“Aku tahu kau lebih suka dengan orang tua sepertiku dan ompong…”Kata dr.
Tan yang kemudian melepas gigi palsunya
“Oooohhhheepppp….”dokter tua keladi itu melahap dan melumat bibir istriku
yang merah dengan lipstik yang tak dapat pudar.sehingga walau bibirnya
dilumat 10 orang tetap merah merekah.
Tangan kiri dr. Tan tiba-tiba menutup lubang hidung istriku dan suara
“clab..clap ketika lidah dor. Tan menyelajahi ronggo mulut istriku.
Sambil melirik ke bawah dr. tan kembali menusuk-nusuk kelentit istriku dan
“brrep..breeep.. “keluar dari isriku dan “breeeepppp….”panjang karena
mulut istriku disumpal lidah dr Tan saat orgasmenya yang ketiga ditandai
dengan pantatnya terangkat dan tersentak dengan kedua kakinya lurus.

“Doookterrr…”kata istriku terengah engah
..”Enak, Bu Yati?”tanyanya
“Aku capai dokter heeh heh heh…” kata istriku tersengal

“Belum ini masih permulaan…. Katanya sambil tangankanannya meraih alat
sepanjang 10 cm seperio sekop kecil tapi bulat.

Dr. Tan memasukan alat itu ke liang vagina istriku yang basah sehingga
cairan kental orgasmenya keluar dan rupanya alat itu pengaruk G Spot dan
“ooh ..dokteer…dook teeeeer….”rintihan istriku ketika alat itu dikeluar
masukkan di liang vagina istriku, dr Tan mempercepat gerakannya hingga
“ooo…ooooh oh…heh…”
“Enak Bu Yati, G Spotmu enak?
“ooh.. yaaaa… enaaak.. enaaak dokteeer akuuu iooohhh peluuuk akuuu
dokteeer akuuuu oooooh keluaaaaarr….” Orgasme istriku ynag keempat
Dr. Tan memeluk tubuh istriku tangan kanannya mengelus rambut pendek
istriku kemudian melepas pengikat di dahi istriku dan di kedua pegelangan
tangan istriku.
Posisi kedua tangan istriku yang tadinya diatasditurunkan sehingga
tanganya bisa meraih selangkangannya dan “heek//”istiku teresedak ketiak
tiba-tiba mulut dr. Tan melahap selangkangan istriku.
Sambil duduk lidahnya menari-nari di bibir vagina istriku yang membuat
istriku berkelejot, pantat bahenolnya bergoyang goyang dan kedua tangan
istriku memegang kepala botak dr Tan dan patatnya.
Karena lihainya dalam hitungan menit istrikupun medesah desah dan
“ooohh..dokteeerr..akuuu oooh…keluaaaaar…”rintih sitriku pada orgasme
kelima.
Belum reda nafas istriku kini kulihat lidah dr. Tan menjilati kelentit
istriku yang mengeras dan lagi-lagi dalam hitungan menit”Dooookteeeeer
akkuuu..mulaiii lagiiiii…oh..oh…..akuuu keluar lagiiiiiiii
.dooook….”istrikupun mulai lunglai, tapi tidak dengan dr. Tan yang
langsung membuka lebar-lebar bibir vagina istriku dan masuklah lida dr.
Tan keliang vagina istriku “ooh….enaaaak …..akuuuu taaak tahaaaan
dokteeeeer akuuuuu keluaaaaaaar “
Kepala istrikupun tak tegak lagi pada orgasmenya yang ke tujuh.

Dr. Tan berdiri dan membuka lemari obatnya dan mengambil kaleng spray.
Kedua pergelangan tangan istriku diikat kembali dan kemudian dr. Tan duduk
dikursi di depan selangkanagn istriku dan menyemprot selangkangan istriku
dengan spray itu dan kedua tangan istriku di posisikan ke selangkangannya
sehingga kedua tangan itu menangkup selangakannya sendiri dan jari-jari
istriku menempel pada bibir vagina,dan kelentitnya.Aku mengerti kalau
spray itu membuat nafsu wanita lebih gila lagi dan sankaanku tak meleset
ketika beberapa saat kemudian”Doookteeer….akkuuu terangsaaaang
sekaaaliiiii… ooooh dookteeeerrr akkkuuuuuu oooohh…akkkuuuuu..ingiiiiiin
dokteeer ayoooo….dokteeeerr akuuuu.. pingiiiiiin,,,,,
“Pingin apa Bu Yati, Bakso….”katanya terkeh kekeh
“Ayoooo doookteeeer…..setubuhiiii….akuuuu …akuuuuu pengeen
ayooooooo….oooohh….”
Dr. Tan mendekatkan kedua tangan istriku ke bibir vaginanya dan jari
telnjuk istriku dituntun ke kelentitnya sendiri dan
“Ayo Bu Yati, masturbasilah…”kata dr. Tan
“Akuuu pingiiiin…..”desah istriku
“Pngin apa Bu Yati, hhaa….”kembali dr.Tan terkekeh kekeh.
“Akuuuuu pingiiiiiin disetubuhiiiiiii dokteeer…aaaakuuuu pingiiiiin
dikentoooooott….doookeeer…”rintih istriku
Dr. Tan terus menuntun jari istriku untuk mengelus elus kelentitnya
sendiri dan”ooohh..ooohh…”karena istriku terangsang hebat maka akhirnya
istriku melakukan masturbasi, yang sebelumnya aku lihat di catatan istriku
kini aku menyaksikan sendiri istriku melakukan masturbasi.
:Akuuu oooh keluaaaar….” dan kembali tubuh istriku mengejang pada
orgasmenya yang ke delapan.
Rupanya dr. Tan menyingkirkan kedua tangan istriku dan disemprotnya lagi
bibir vagina dan kelentit istriku kemudian melepas ikatan pada pergelangan
tangan istriku.
Dan “ooooh….akuuuu pingiiiin lagiiiiiiii….ayoooo kentoooot akuuuu
dokteeeer…”desis isriku tapi rupanya dr. Tan ingin melihat istriku
masturbasi.
Dan aku tak kuat menahan nafsuku dan mengocok kontolku ketika kulihat
dengan kesadarannya dan dengan nafsu membubung tinggi istriku merintih
“Oooohh….itiiilkkkkuuuu enaaaaaak…dokteeeer… akuu masturbasiiiii….enaaaakk
….ooohh…oooohhh” dan jari tangan istriku dengan cepatnya menggosok
kelentitnya sendiri dan “Akkkuuu keluaaaaaaaar…”desahnya dan tangannya
ditekan sekuat mungkin pada pangkal pahanya yang tersentak sentak kembali
pada orgasmenya yang ke sembilan bersamaan moncrotnya air maniku di
tembok.

Kini istriku benar-benar lunglai dan dr. Tan pasti tahu dan memencet
tombol-tombol sehingga posisi istriku tidur kembali.
Dr. Tan membuka ikatan satu persatu dan ikatan terakhir tanpa sengaja dr
Tan menarik kain yang meutupi dada istriku nya yang sama sekali tak
terjamah dan tersembulah payudara montok istriku senelah kiri dengan
putingya yang coklat muda mengacung ke atas.
“Dookteeer….”desah istriku ketika dr. Tan yang ompong melahap payudara
kirinya dan “seeer….seeer” air susu istriku muncrat ketika lidah dr. Tan
menyentuh pentil susu istriku dan kudengar “sreep… sreeep..sreeeep”mulut
ompong dr. Tan menghabiskan air susu istriku di payudara kirinya.
“Waah…aku tambah sehat, Bu Yati.” katanya dan langsung membuka kain yang
menutupi payudara kanan istriku dan “srreeep…sreeep…sreep” dr. Tan dengan
lahapnya mengempot payudara kanan istriku yang tampak semakin lunglai.
Dengan tangannya dr. Tan mengelap mulutnya setelah menghabiskan air susu
di kedua payudara montok istriku.
“Pakai pakaian mu Bu Yati,” kata dr. Tan stelah merendahkan tempat tidur
periksa dan dengan tertatih tatih istriku masuk di balik skengkel.
Kulihat istriku memakai BH, celana dalamnya, kemudian blazer dan rok
spannya dan bersepatu

dr. Tan menuntun istriku kembali ke tempat tidur.
“Ada yang lupa,” kata dr. Tan.
Istriku mengira ada pemeriksaan yang tertinggal karena asyiknya
mempermainkan istriku.
“Aku ganti lagi dokter”tanya istriku
“Tidak perlu,”kata dr. Tan
Sehingga istrikupun memelorotkan celana dalamnya dan melepasnya kemudian
didudukan oleh dr. Tan di pinggir tempat tidur periksa

“Kangkangkan kakimu Bu Yati,”perintahnya dan “ssezzzzz” dr. Tan
menyemprotkan spray perangsang ke bibir vagina istriku secara tiba-tiba
dan beberapa menit kemudian istrikupun mendesis”Ayooo…dokter kentoot
akuuuu…akuuu sudaaah lunglaiiii…”desis istriku sambil mengkangkangkan
kedua kakinya lebar-lebar
Di tempelkannya ujung batang kemuluannya yang lancip berkulup panjang ke
bibir vagina istriku dan “ooooh…geliiii….enaaaak dokteeeer…”desis istriku
ketika ujung kemaluan dr. Tan menembus liang vaginanya.
Dr. Tan rupanya teringat kenapa istriku mau disetubuhi oleh mahsiswanya
dan ujung kemaluannya lancip berkulup panjang itupun dikeluar masukkan di
liang vagina tepat di G Spotnya dan beberapa gesekan keluar masuk
istrikupun mendesis”Dookteeerr….enaaaak…kuuuluuupnyaaaa..oooohhh …akuuu
tak tahaaaann….akuu..ooohh…keluaaaaaaaaar….”Istrikupun tak kuat menopak
tubuhnya hingga tertelentang pada orgasme ke sepuluhnya.
“Doookteeer
..pelaaaan…kontolmuuu..besaaaar…akkuuuu..takuuuut..sobeeeeek….”istriku
mendesis desis.
“Tadiii kumasuki alat ..kook.. gak saaakiiit….” kata dr. Tan yang terus
menekan pantatnya ke selangkangan istriku aku jelas melihat dari ventilasi
dari arah atas dimana bibir vagina istriku begitu menggelembung besar
ketika kontol dr. Tan yang hampir sebesar botol bir besar itu meluncur
masuk. Dr. Tan semakin menekan kedua lutut istriku agar kedua kakinya
terkangkang lebar.
Begitu kontol dr. Tan akan ambles seluruhnya ke dalam liang vagina
istriku”Ooohh…dokteeeer…kuulupmuu…ooohhh…tekaaan …..enaaaaak
..dokteeeer….tekaaan” desis istriku dan dr Tan mengenjot amblas batang
kemaluannya ke dalam liang vagina istriku yang terus mengerang kenakan
“Ennnaaaaaak ….geliiiiii….muluuuut rahiiiiimku doooookk….heeh heeh aku
ooooh keluaaaaar……,”desis istriku tubuhnya tersentak dan dan mengelinjang
tak karuan di atas tempat tidur periksa, kedua tangannya mencengkeram
spreai tempat tidur periksa itu.

Karena sudah tua dr. Tan hanya mampu menggoyangkan pantatnya pelan saja,
tapi karena kulupnya yang panjang dan kontol dr. Tan sangat besar,
goyangan sedikit itu betul-betul sangat merangsang nafsu istriku.

“Dokter enaaaaak…. kontolmu besaaaaar…. tapiiii…..gak keraaasss… enaaaaak
…ooohh kuluuuupmuuu ..ooohhh …oooooooohh ,” istriku mengeliat dan berusaha
menggangkat kepalanya tapi karena tubuhnya sudah lemah hingga istriku
tertelentang kembali dan “Heeeehhh …..dookteeeeer….akuuu …
keluarrr….,”istriku mendesis-desis tatkala mencapai orgasme yang sebelas.
Sedikitnya istriku mencapai lima orgasme lagi dan orgasme yang terakhir
berbarngan dengan kelaurnya air mani dr. Tan di rahim istriku dan sebagian
keluar diantara sela-sela liang vagina istriku dan kontol dr. Tan yang
menyumpal laing vagina istriku sehingga berbunyi “prepeet prepeet”
bersamaan dengan keluarnya air maniku yang kedua.

Istriku sempat binggung karena blouse dan rok spannya kusut dan basah
kuyup.
“Itu urusanku,” kata dr. Tan.
“Bu Yati, kalau kesini lagi nggak usah pakai celana dalam, ya”terdengar
olehku dr. Tan berkata

Dr. Tan menyatakan istriku harus diperiksa kembali seminggu lagi mengingat
masih ada beberapa tahapan untuk kesembuhan istriku dan menceritakan
istriku kesakitan sehingga bajunya basah olah keringat dan kusut.
Aku tuntun istriku ke mobil.
Begitu kududukan di kursi mobil, istriku langsung pulas tertidur.

Pada hari-hari berikutnya, istriku tetap selalu memakai pakaian yang
menojolkan payudara dan pantat bahenolnya.

Lima hari setelah ke dr. Tan, istriku memberitahuku kalau mulai minggu
depan dia juga mengajar di SMP “X”, dan kutahu kalau SMP itu adalah tempat
anak-anak yang kurang sopan, walaupun orang tua murid banyak yang kaya.
Aku menanyakan apakah tidak ada SMP lainnya. Istriku menjawab kalau disitu
banyak guru wanita yang keluar karena banyak anak-anak nakal bahkan setiap
guru wanita yang mengajar bahasa inggris pasti dibuat menangis kalau masuk
di beberapa kelas yang paling nakal sehingga istriku ingin menguji dirinya
apakah dapat mengatasi problem anak-anak di SMP “X”.

Pada kunjungan ke dr. Tan, aku tidak dapat mengantarkan istriku karena
dinas luar, begitu pula pada kunjungan ke tiga.
Sedangkan kunjungan ke empat, aku baru sampai di kotaku dan aku menelepon
HP istriku dan jawaban yang terdengar membuatku panas dingin sewaktu aku
memasuki batas kota saat ku menelepon
“Dimana, dik,”tanyaku
Ku dengar nafas berat istriku, kelihatannya istriku menahan nafas untuk
tidak terdengar terengah-engah.
“Dr. Tan, mas. Aku heh heh sedang diperiksa heh…”katanya sambile menahan
nafas.
“Kok kedengarannya sakit?”tanyaku
“Eeeh iyaa, mas. Sakit sekali,”kata istriku dari seberang.
“Oke deh, nanti tak jemput,” kataku
“Ya.. eeh….,” katanya sambil mendengus. Aku senggaja tak mematikan Hp ku
dan kudengar Hp istriku diletakkan tanpa mematikan dan kudengar omongan di
ruang praktek dr. Tan.
“Siiapaa…?”kudengar suara dr. Tan dari Hpku.
“Heeh..heeh …suamiku dokter …oooh …kontolmu besaaaar
dokteeer..ehh…pelaaaan…dokteeeer…eehh …jangaan tergesaa gesaaa nanti
sepertii minggu laluuu… ooohhh …besaaaarr…empuuukk….enaaaak…” desah
istriku terdengar di Hp ku.
“Dokteeeer…kuluuuuupmuuuu…akuuuu……geliiii…..ooh…”
“Buuuu..Yy….akuuuuu oohh…..”terdengar desahan keras dr. Tan
“Gimana siih dokter…kok sudah keluar..aku bukan pelacur tahu, aku belum
apa-apa,” teriak istriku sengit.
“Maaf….” dr Tan menjawab braak…terdengar suara dibanting. dan tuuuut……hp
istrikupun mati.

Beberapa saat kemudian aku sampai ke tempat praktek dr. Tan dan kulihat
istriku berdiri di depan ruang tunggu mengenakan setelan blazer dan rok
hijau ketat menonjolkan pantat beahenol dan payudara montoknya.

“Sudah selesai..,” tanyaku dari dalam mobil
“Sudah mas, aku sudah fit,”katanya. “Ini pemeriksaan terakhir, jadi gak
balik lagi ke sini,”katanya menerangkan dan aku tersenyum dalam hati,
karena kutahu dr. Tan hanya dapat memuaskan istriku sekali waktu
pemeriksaan pertama, yah mungkin dr. Tan merasa was-was bila tiba-tiba aku
datang dan pasti dr. Tan kurang tergesa-gesa sewaktu menyetubuhi istriku
sehingga dia ejakulasi sebelum istriku orgasme.

Dalam mobil ku lirik bagian depan rok istriku terdapat banyak spot basah,
dan bau air mani lelaki menyebar dalam kabin mobil, ku tahu memang dr. Tan
banyak mengeluarkan air maninya ku ingat sewaktu pertama kali menyetubuhi
istriku sampai terdengar preet preeet saat peju dr. Tan keluar diantara
vagina istriku dan kontol dr. Tan yang teramat besar.

Begitu sampai di rumah istriku langsung ke kamar dan mengambil daster
kaosnya dan akupun mengintip sewaktu istriku di kamar mandi dan benar
istriku tak memakai celana dalam dan BH sewaktu di periksa dr. Tan tadi.

Keesokkan paginya aku bangun dan kulihat istriku memakai seragam guru SMP
dan seragam itu cukup ketat sehingga kedua payudaranya tampak menonjol dan
belahan buah dadanya sedikit terlihat karena jas V nya cukup rendah, tapi
bila istriku membungkuk terlihat bagian atas payudaranya cukup membuat ABG
muridnya bisa puyeng dan pasti kontol muridnya akan ngaceng melihat
pemandangan payuadara montok gurunya.
Sedangkan rok spannya memperlihatkan pantat bahenolnya sehingga tampak
remamng-remang garis celana dalam tipis istriku.

Sekitar Seminggu setelah istrik pertama kali mengajar di SMP “X”, saat itu
aku pulang sekitar pukul 2 siang, kuliat seorang anak mengebel pagar
rumah. Aku turun dari mobil dan menanyakan pada anak itu.
“mencari siapa, mas? tanyaku
“Anu, pak. Benar ini rumah iBu Yati.” tanyanya
“Benar,” kataku
“IBu Yati ada, pak?” tanayanya
Kulihat anak itu tajam, rambutnya ikal hitam, hidungnya besar hitam,
bibirnya memble lebih maju dari hidungnya yang pesek, badannya kurus
memakai baju kedodoran.
“Oh, Bu Yati, sedang ke kampus,” kataku
“Oh, Bu Yati juga dosen to, pak?” tanyanya.
“Ayo masuk, kelihatannya mas kehausan,”
Anak itu menurut, kupersilahkan masuk dan kubuatkan miniman segar. Aku
sedikit terperanjat ketika diantara selangkangannya tersembul begitu besar
di balik celananya saat bajunya tersingkap. Hatiku terasa tak enak.
Anak itu memperkenalkan diri bernama Suwerto, dia sekolah di SMP “X”
karena tidak ada sekolah yang menerima, duduk di kelas II C, dia
menceritakan kalau dia anak desa agak jauh dari kota dan untuk itu orang
tua nya “membekali” macam-macam ilmu selain uang.
Sebelum berpamitan, Suwerto menawarkan agar aku berknjung ke desanya,
“Kalau bapak ada waktu dan Bapak pasti mau dengan undangan saya,” katanya,
sambil menenteng sepeda birunya.

Malamnya aku menceritakan kepada istriku sepulang dia mengajar.
“Anak itu nakal sekali, mas, kerjanya teriak teriak, mengganggu, tapi kata
teman-temannya baru kali ini dia mau duduk di paling depan”, celoteh
istriku
“Naksir kamu kali, dik,” kataku sambil tersenyum
“Hush… nanti kalau ada setan lewat, lho mas,” kata istriku dengan nada
agak senang yang kedengarannya aneh.
“Lagi pula, bajunya pasti kedodoran,”kata istriku menambahkan dan “deer”
dadak bergetar, akupun teringat waktu Suwirto ke rumah tadi siang,
bagaimana dia bisa memasukkan pakaiannnya, selangkangannya begitu besar
tersembul, pikirku.
Akupun ingin mencari catatan yang ditulis istriku seperti saat dengan
Thomas dan Lie mahasiswanya.

Kesokkan harinya aku pulang agak siang, karena paginya istriku mengajar
diSMP “X” dan sorenya mengajar di kampus.
Niatkpun terkabul, ketika ada di kertas beberap lembar tertekuk di buku
bahasa inggris untuk SMP, tertulis dilembar itu
“Awalnya aku ragu memasuki kelas IIC yang tetkenal “angker” selain anak
anaknya urakan, katanya ada seorang anak yang dianggap dukun oleh
teman-temannya, karena salah satu keahliannya adalah meramal, dan dia
adalah pemimpin geng “Trisula”, yang mengingatkan ku dengan Mbah Gandul,
walaupun aku jijik tapi membuatku sangat nikmat apalagi dengan model
Trisula mbah Gandul menyodomiku sekalian ooh Mbah Gandul, aku kok
ngelantur sih.
Anak itu bernama Suwerto teman-temannya suka meledek “Aku suwer deh Bu
Yati”, anaknya sedikit kurus dan pakaiannya kedodoran, dan tampaknya jauh
dari cukup alias ahh gak boleh aku menulis.
Dua kali kuperingatkan untuk memasukkan bajunya di depan kelas dan teman
laki-lakinya serentak bilang “Demit” , ak tak paham tapi dia membandel dan
pada yang terakhir dengan berpura-pura mengambil pebghapus di meja guru,
Suwerto meletakkan secarik kertas ” Bu Yati, saya jangan di suruh masukkan
bajuku ya, bu. Aku malu, malu sekali. Saya mohon, Bu Yati, ttd “DEMIT”.
Aku kaget kala suamiku mengatakan kalau Suwerto mencariku sehari setelah
dia menulis surat padaku

Kulihat secarik kertas berikutnya dan kubaca.
Suwerto rupanya memang betul-betul dukun, entah mengapa hatiku selalu
berdegup kencang bila akan masuk kelas IIC dimana Suwerto yang hitam,
rambut ikal, berhidng pesek dan berbibir tebal alias memble berada.
Gilanya, aku sedikit terangsang sehingga biasanya aku selalu berdiri di
depan kelas waktu menerangkan, saat itu aku buat latihan soal yang
waktunya habis selama dua jam pelajaran.
Seperti biasanya Suwerto duduk di barisan paling depan dan berhadapan
langsung denganku. Bangku murid memang sedikit lebih rendah sehingga
kulihat kedua mata Suwerto begitu nanar mengawasi di bagian dadaku dimana
payudara bagian atasku terlihat jelas olehnya karena blouse atasku memang
berleher rendah.
Kedua kakiku yang beberapa menit yang lalu, rasanya tak kuat ku tahan
untuk kukangkangkan di balik meja guru yang bertaplak itu.
Aku benat-benar tak kuat menahan tatkala kulirik kedua mata Suwerto
menatap jauh tepat di selangkanganku dengan mulut terus berkomat-kamit.
Bahkan aku tak tahan meletakkan kedua kakiku di tempat kaki meja guru itu
dan dudukkupun sedikit melorot sehingga kakikupun terkangkang lebar dan
kedua mata Suwerto melahap paha mulusku dan tiba-tiba Suwerto berdiri dan
berjalan ke arahku.
Berhenti di depan meja sehingga aku tak tampak oleh murid lainnya
“Ini apa, Bu Yati,” katanya sambil meletakkan lembat latihan soal dan
“Glek” aku menelan ludah ketika tepat di depanku Suwerto menyingkapkan
baju seragamnya dan terlihat olehku sesuatu yang besar berdiri menyembul
sejajar di resleting celana pendeknya.
“CD Bu Yati warnanya hijau muda” ku lihat secarik kertas diantara lembar
soal dan dia membuka lagi lembar soal di dekatkan kepadJeng Yatiang masih
posisi terkangkang “Selamat menikmati”. Aku sendiri heran terhadap suasana
kelas yang biasanya seperti pasar menjadi sunyi.
Begitu Suwerto duduk langsung menatapku kembali dan “iih gila….bibir
vaginaku terasa dielus-elus dan betapa kagetnya ketika Suwerto memegang
sapu tanganku yang dilipat-lipatnya dan menunjukkan padaku.
Akupun menahan nafas ketika kulihat sapu tanganku dibentuk seperti
kemaluanku dan tangan Suwerto yang hitam itu mengelus bagian pinggir dan
akupun merasakan bibir vaginaku seolah dielus oleh tangan Suwerto.
Suwerto tampak tersenyum melihatku yang mengkangkangkan dan meutup kedua
kakiku di bawah meja atas reaksi tangan Suwerto yang mengelus elus
saputanganku, karena yang kurasakan bibir vaginak dikucel-kucel oleh
jari-jari Suwerto.
“Heeg” aku mendesah tatkala Suwerto membuka lebar saputanganku di kedua
tepinya dan kurasakan bibir vaginaku terbuka lebar sehingga akupun
mengkangkangkan lebar kedua kakiku.
Begitu Suwerto mnyentuh bagian atas saputanganku maka kelentitkupun terasa
tegang dan cairan vaginakupun keluar karena nafsu yang dibangkitkan oleh
tangan Suwerto.
“Tet…..” bel pun berbunyi dan saat itu jam pelajaran berakhir.
Suwerto mengunpulkan terakhir dan ” Aku kesulitan Bu Yati, aku mau les ke
ibu,”

Catatan itupun kukembalikan ke tempatnya.

Beberapa hari kemudian di kampus diadakan lepas kesan untuk merayakan
wisudawan, rupanya acara malam itu meriah karena tidak hujan.
Istriku mengajakku dan malam itu istriku mengenakan rok berlipat lipat
sedikit diatas lutunya dengan bloues berlengan panjang bermotif bunga dan
tak lupa sepatu hitam bertumit tinggi.

Karena memang acara bebas dimana menampilkan band band fakultas dan
penyanyi tenar, maka setelah makan malam merupakan acara santai.
Awalnya memang aku tetap bersama istriku, tapi karena banyak
mahasiswi-mahasiswi berbagai fakultas mengajak istriku berfoto, maka aku
ditemani salah seorang dosen laki-laki.
Percakapanku dengan Dosen itu berhenti tatkala anaknya merengek minta
pulang dan akupun mempersilahkan dia pulang. Aku celingungan sendiri
diantara suara hingar bingar dan teriakan penonton pada pertujukan band
itu dan mulailah mencari-cari istriku. Sekali dua kali aku berkeliling dan
akhirnya kulihat istriku bersama Thomas dari kejauhan di tempat yang agak
gelap sedang berdiri bersandar pada meja yang dkeluarkan di lapangan itu.
Mulanya aku akan langsung ke tempat dimana mereka berdua berdiri, tapi
ketika dari kulihat tangan hitam Thomas berada di selangkangan istriku,
entah mengapa aku mengurungkan niatku.
Kulihat istriku berdiri dan “deer” hatikupun berdetak keras ketika istriku
merubah posisi rok rempel, rupanya dimana resleting rok itu dibagian
belakang kini resleting rok itu di bagian depan dan dengan beraninya
tangan kiri Thomas membuka resleting rok istriku dan istriku kembali
bersandar dimeja itu.
Kulihat istriku menggelinjang dan menatap mata Thomas ketika tangan Thomas
menyusup di bagian depan rok istriku yang terbuka resletingnya.
Istriku berdiri lagi dan tangan Thomas menuju ke paha istriku rupanya
Thomas memelorotkan celana dalam istriku.
Kembali Thomas meyusupkan tangan kirinya ke selangkangan istriku yang
bersandar ke meja kembali.
Selanjutnya kedua kaki istriku mulai merenggang dan kaki kirinya sedikit
naik dan istriku mengigit bibir merahnya, kedua tangan istriku memegang
erat pinggiran meja.
Pantat bahenol istrikupun bergoyang-goyang semakin keras menerima serangan
tangan Thomas yang semakin gencar di pangkal pahanya.
Kulihat tangan kanan istriku memegang lengan kiri Thomas yang hitam dan
gempal itu dan pantat bahenol istriku maju mundur mengikuti gerakan tangan
kiri Thomas di selangkangan istriku.
Kini kepalanya bersandar di lengan Thomas dan tangan kanannya menyengkeram
erat lengan kiri Thomas dan kulihat pantat bahenol istriku tersentak
sentak dan Thomaspun melumat bibir istriku yang ternganga.

Thomas kemudian memeluk pundak istriku dan betapa kagetnya ketika
jari-jari tangan kiri Thomas yang besar-besar itu dikulum satu per satu
oleh mulut istriku, sedangkan tangan kanan Thomas ke paha istriku dan
kulihat tangan besar itu memelorotkan celana dalam istriku dan celana
dalam istriku dimasukkan ke saku Jean Thomas.

Kemudian mereka bergerak pindah dan aku mengikuti dari kejauhan, rupanya
mereka memang mencari tempat di pojok kampus di dekat gudang yang memang
penerangannya sangat minim.

Aku berhati hati sekali mendekati ruangan di belakang gudang itu, ruangan
itu kelihatannya tak terpelihara, jendelanya agak rusak sehingga lampu
dari ruangan terlihat terpencar di sela-sela jendela.

“Thomas, aku tak tahan,” terdengar desah istriku. “Kau tambah cantik dan
sexy, Bu Yati, sayang aku harus balik ke Papua.”kata Thomas.
Aku mendekat ke jendela rusak dan kulihat jelas semua isi ruangan itu
“Yach memang namanya kan lepas kesan Thomas,”kata istriku. “Lepas celana
dalam dan kesan yang mendalam karena kontolmu besar dan panjang Thimas,”
tambah istriku yang kini duduk di kotak besar.
“Bu Yati, jembutmu masih lebat saja, gondrong,’kata Thomas sambil mengusap
usap selangkangan istriku yang langsung terkangkang lebar sehingga roknya
tersingkap ke pangkal pahanyadan terlihat bulu kemaluan istriku yang lebat
dibelai-belai tangan kanan Thomas.
“Thomaaas…”desis lirih istriku “eeeh….eeeh….”tangan kanan Thomas semakin
menekan ke pangkal paha istriku yang duduk semakin terkangkang dan
tubuhnya ditopang oleh kedua tangannya
Sementara itu, tangan kiri Thomas membuka resleting blouse istrriku dan
rupanya istriku memakai BH yang kaitnya di depan dan satu kali sentakan
tersembullah kedua payudara montok istriku dan “Thomass…eeeh….”desah
istriku ketika mulut berbibir tebal Thomas melahap payudara kiri istriku
dan tangan kirinya meremas remas payudara kanan istriku.
Thomas melepas lumatannya di payudara istriku dan seperti teringat sesuatu
dia menjulurkan lidahnya ke putting susu kiri istriku dan
“sseer….seeeer…..” keluarlah air susu istriku.
“Ini yang kucari Bu Yati,” katanya dan langsung melahap payudara kiri
istriku kembali dan Kepala istriku mendongak ke atas merasakan sedotan
keras Thomas di payudara kirinya.
“eeh .. eehh .. Thomaaas…. enaaaaak…. oooohhh sedotaaan muuuu kuaaaat
oooh… jarimuu mengoreeekk toroookku….Thomas
Thomaaaas…..oooooahhh….”desisnya dan kedua tangan istriku memeluk kepala
Thomas yang bergoyang-goyang menyedot nyedot payudara kiri istriku.

“Thommaaaas… aku taak jjjjj,, thhaaaahhaaaaaaan…..ooooohhh…….” dan kulihat
pantat istriku tersentak sentak kembali mencapai orgasme yang kedua malam
itu.

Rupanya Thomas sangat rakus karena kini dia melepas payudara istriku
sebelah kiri yang sudah habis air susunya meninggalkan putting susu
cokelat istriku yang sebesar penghapus kecil steadler untuk melahap
payudara kanan istriku yang sudah dijilati putting susunya yang
mengeluarkan air susu dengan derasnya dan Thomas mendorong istriku
sehingga tertelentang di kotak besar itu.

Thomas menghentikan sebentar dan dari sakunya dikeluarkannya taring babi
rusa yang hampir melingkar diujungnya tanpa sepengetahuan istriku menutup
matanya karena yang mulai lunglai oleh orgasmenya yang kedua.

“Thomaaaaas…..apaaaa….ituuuuu,,”desah istriku ketika Thomas memasukkan
taring babi rusa ke dalam liang vaginanya dan mulutnya meneruskan menyedot
nyedot air susu di payudara kanan istriku.

“Thomaaaa,,,,sssssssaaaaaaakiiiittt….jangaaaann heh heh
saaakitttt….jangaaaan…….” erang istriku.
Rupanya Thomas terus mengeluar masukkan taring babi rusa itu di laing
vagina istriku.

“Sudak Thomaaas…. akuuu tak mauuuu kalau beginiiiiii….”istriku mengerang
erang kesakitan dan Thomaspun mencabut taring babi rusa dari liang vagina
istriku.
Thomas berdiri memegang tangan kanan istriku dan istrikupun membuka
relesting jean Thomas dan karena tak memakai celana dalam maka tersembulah
kontol Thomas sebesar kaleng Coca Cola yang tegak berdiri dan panjangnya
sekitar 25 cm yang belum disunat dengan kulup yang mengelampir di
kepalanya
Thomas mendekatkan kontolnya ke mulut istriku yang tergolek di kotak besar
itu dan mengusap-usapkan di mulut istriku dan tangan kanan istriku
memegang kontol Thomas dan membuka kulupnya dan mulut kecil istriku mulai
mengulum kontol Thomas dan “Bu Yati…oooh enaaaaak, buuu ooooh….buuuuu…
ooohhh….dulu Bu Yati kok nggak ginikan aku ooohh…enaaak buuuuu enakkkk
buuuu Y…..”
Thomas terus mendesah desah karena lubang kencing kontolnya dijilati oleh
lidah istriku dan istriku juga menyedot nyedot lubang kencing kontol
Thomas.
Thomaspun duduk dan merebahkan dirinya sehingga posisi 69, tangan kanannya
mengambil taring babi rusa lagi dan tangan kirinya membuka lebar bibir
vagina istriku yang tidur miring dan “eeeh Thomassmmmpfff mmmmpppff…”
desah istriku tatkala Thomas menekan masuk kontolnya di mulut istriku dan
sedangkan mulut Thomas menjilati bibir vagina dan kelentit istriku dan
“Thhmmmmmfff …thhmmmmfff….nggggggggg ngggggggggg….”desah istriku karena
mulutnya tersupal kontol Thomas dan kulihat pantat bahenolnya tersentak
sentak lagi ketika mencapai orgasmenya yang ketiga malam itu.
Thomas kini memasukkan taring babir rusanya ke liang vagina istriku
pelan-pelan dan “Thmmmmffff….Thmmmsffppp….thmmmpppsss….” keempatkalinya
pantat istriku tersentak sentak mencapai orgasme yang keempat, kelima,
keenam dan Thomas pun mencabut kontolnya dari mulut istriku.
“Enak Bu Yati,” tanyanya pada istriku
“Lemas aku Thomas….”kata istriku lirih dan Thomas mendudukkan istriku.
“Thomaaas….ooohh… mulaiii lagiiii….Thomaaaaas….apaaa di toroookkk kuuuuu
oooohh ….peluuk akuuu Thomaaaaa…..ssss akuuuu eeeeeehhh
keluaaaaaaarr…..”Thomaspun memeluk mesra istriku sambil terus menciumi
wajah istriku ketika istriku mencapai orgasme yang ke tujuh.
Thomas kini memeluk dan memberdirikan istriku, membetulkan letak roknya
dan “Thomaaaaaasss….eeeehh….daaataaaang lagiiiiii peluuuuukk akuuuuu
Thomaaaas aaahhh eeeehhh akuuuu keluaaaaaar……,” desis istriku mencapai
orgasme yang ke delapan malam itu.

Thomaspun merebahkan kembali istriku di kotak besar itu dan tanpa
memelorotkan celananya Thomas mendekati pangkal paha istriku yang tergolek
lemah mengkangkang, setelah mencabut taring babi rusa dari liang vagina
istriku.
Tangan kanannya membenarkan letak kulupnya agar menutup ujung topi baja
kontolnya dan menempelkan ke bibir vagina istriku yang basah dan
“Thomaaas…..,”desah istriku ketika Thomas mulai menekan kontolnya masuk ke
liang vagina istriku.
“Heehh kontolmuu besaaaar Thomaaasss….” desis istriku lagi
“Ooohh….ennnaaaaak Thommmaaaaaas enaaaaak enaaaaaaaaak Thomaaaaasssss heh
heh ” istriku mendesis desis tatkala ujung kemaluan Thomas mempermainkan
ujung laing vagina istriku dimana G Spot istriku terangsang hebat.

“G Spoootkuuu Thomaaaaas enaaaaaj aku taak tahaaaaaannn
….nggggngngngngngng……” dan pantat bahenol istriku tersentak kala orgasme
ke sembilan
“Enak Bu Yati…” Kata Thomas terus mempermmainkan ujung kontolnya di daerah
G Spot istriku yang langsung mengerang lagi”Thoooomaaaasss….enaaaaaaaakk
oooooooooohhhhh akuuuuu keluaaaaaaaaaar” untuk kesepuluh kalinya istriku
orgasme.
Tubuhnya lunglai mandi keringat dan “Heeg….” ketika kontol Thomas mendesak
masuk liang vagina istriku sehingga tampak dari tempat aku mengintip bibir
vagina istriku mengembung menerima besarnya kontol Thomas sampai kira kira
kurang lebih 5 centi yang belum masuk istriku mengerang lagi.
“Eeehh … mulut rahimku Thomas….” desahnya dan Thomaspun menliuk likukan
pantatnya dan “Eeeehhh…. geliiiii Thomaaaaa…. enaaaaaakk….geliiiiii
ooooohh Thomaas aku taaaaak tahaaaaaaann ….ngngngngngngngng
…..keluaaaaaaaaaaaaaarrr…..”istriku mencapai orgasme yang kesebelas.
“Heeeg……..” dan kulihat Thomas mengenjot kuat kontolnya dan rupanya ujung
kontol Thomas sudah masuk ke rahim istriku dan Thomas menarik kontolnya
keluar sampai hanya kepala kontolnya di dalam liang vagina istriku
sehingga bibir vagina istriku ikut keluar.
Thomas kemudian menggoyang-ngoyang pantatnya dan
“”Bibir vaginaku sakiit Thomas….sakiiit kena releting jean muuuu
saaaaakiiitt… sudaaah Thomaaaas….oooohhh tapppiiiiii kuuuluppmuuuu
menyaaaapu raahiiiiiimkuuu oooooennaaaak saaaaakita ooohh aoooh
Thomassssss akuuuuu saakiittt aakuuuu keluaaaaaaaar…..” rupanya istriku
kebinggungan merasakan dua rasa dimana sewaktu Thomas beraksi menggoyang
dan menekan pantantnya, bibir vagina istriku tergesek gesek oleh resleting
jean Thomas tapi di dalam rahimnya kulup Thomas sangat merangsang
birahinya karena menyapu-nyapu seperti kuas di dalam rahim istriku.

Thomas meneruskan aksinya ” Ooohhhh kamuuu gillaaaaaa Thomaaaaass
saaaakittt tapiiiii enaaaaakkk oooohh ….akuuuu keluaaaaaaaaaarr……” istriku
mencapai orgasme yang ke tiga belas, dan Thomas senang melihat istriku
mengerang kesakitan bercampur erangan nikmat sehingga
“Thommmaaaaaaaaassss…….kauuuuuuuu….gilaaaaaa…..sssaaaakiiiiiitt
…..oooooohhh enaaaaaaaaak….aooah geliiiiiaa aaakuuuuuu
keluaaaaaaaarr…….”istriku langsung lunglai di orgasmenya yang ke empat
belas.

Thomas pun mulai mengeluar masukkan kontolnya di liang vagina istriku dan
bibir vaginanya keluar masuk seirama keluar masuknya kontol Thomas di
liang vagina istriku.
Sampai
“Bu Yati…..Bu Yati…..ayoooo..”
“Genjooot Thomaaaas genjooot kontooolmuu enaaaaak cepaaaat akuuuuu juga
mauuuu keluarrr oooh Thomas Thomas Thomaaaaaaaasss….
“Bu Yati……..”
Dan breet breeeet breeet keluarlah suara dari liang vagina istriku karena
air maniThomas keluar disela sela liang vagina istriku yang tersumbat
kontol besar Thomas

Thomas mencabut kontolnya yang basah kuyup oleh cairan vagina istriku dan
airmaninya dan didekatkan ke wajah istriku dan dengan sisa tenaganya
istriku melahap kontol hitam Thomas yang mulai mengecil dan
“Bersihkan Bu Yati” perintah Thomas
Istrikupun menjilati dan membersihkan kontol Thomas dengan mulut
mungilnnya hingga bersih.

Akupun cepat-cepat keluar meninggalkan tempat itu dan menuju mobil. Hampir
satu jam aku menunggu dan kulihat istriku berjalan sendiri menenteng tas
tangannya menuju mobil. Jalannya di kat kuatkan ketika dia tahu aku di
mobil.

“Nunggu lama, mas,”tanyanya dan bau air mani laki-laki keluar dari mulut
istriku.
“Yaa lumayan…” kataku
“Anak-anak mengajakku di kelasnya…” katanya dan bau air mani laki-laki
semakin kuat.

Dalam perjalanan pulang kulihat istriku masih mengenakan BH dan ketika
sampai rumah kudapati istriku tanpa celana dalam waktu berganti pakaian
malamnya.

Beberapa hari kemudian pada hari Sabtu, aku merasa tak enak badan dan ijin
pulang. Kulihat jam menunjukkan pk 2 siang dan aku melihat sepeda biru
Suwerto parkir di halaman rumahku.
Begitu kumasukkan mobilku, aku mengetok pintu dan rambutku kubuat sedikit
kusut dan rupanya kulihat istriku tergesa-gesa membuka pintu dari ruang
keluarga.
Aku agak heran istriku memakai sepatu tumit tinggi di rumah dengan stelan
blazer hijau dan rok span elastis hijau tua dan berdandan sedikit menor.

“Kok, sudah pulang, mas?” tanyanya setelah membuka pintu
“Gak enak badan, dik,”kataku. “Aku pusing, dan badanku sakit semua,”
kataku menerangkan.
“Suwerto muridku ada di sini, mas. Mulai hari ini dia les,” kata istriku
sambil membimbingku ke kamar di depan ruang keluarga dan lenganku menempel
di payudara istriku dan ku tahu di balik blazer hijaunya istriku tak
mengenakan BH.

“Siang, Pak,” kata Suwerto
“Siang, “kataku
Akupun masuk ke kamar dan melepas baju kerja dan memakai sarung dan kaos.
“Aku mau memberi les, ya mas” kata istriku
“Yaah, aku mau tidur dulu,” kataku sambil menutup kepalaku dengan bantal.

Akupun melihat lenggak lenggok pantat bahenol istriku dan rupanya istriku
tidak memakai celana dalam karena tidak terlihat garis celana dalamnya.

Istriku menutup pintu kamar pelan-pelan dan kudengar sepatunya mendekati
meja makan di mana Suwerto duduk.

“Darimana tadi, Werto..”kedengar sayup-sayup suara istriku.
“dari sini, Bu Yati”kata Suwerto dan kedengaran sayup istriku mendesah.
“Ssst..”suara istriku dan akupun mendekati pintu dan mendengarkan di balik
daun pintu itu.
“Bapak belum tidur..”bisik istriku “Eeeehh…”kembali istriku mendesah.

Akupun melihat ventilasi di sebelah pintu tepat di almari pakaian. Tadinya
yang kurasakan pusing memdadak hilang.
Aku naik ke atas lemari dan aku dapat melihat isi ruang keluargaku dimana
istriku dan Suwerto duduk bersebelahan di kursi menghadap ke arah ku
mengintip diventilasi.

Badanku gemetar ketika kulihat Suwerto meremas-remas payudara istriku yang
gurunya yang masih terbalut blazernya dan remasan itu semakin menggila dan
tangan kanan Suwerto menyusup masuk blazer istriku yang mulai terengah
engah.
Istriku melepas kancing blazernya dan mengeluarkan payudara kanannya dan
dengan sigapnya Suwerto meremas payudara istriku.
“Bu..saya mau pipis rasanya”kata Suwerto
“Pipis di ibu Yati ya..,” kata istriku. Suwerto binggung.
Istriku berdiri dan Suwerto tetap duduk.
“Ayo..”ajak istriku
“Anu saya,bu…”katanya binggung. “saya kebelet pipis,” kata Suwerto lagi.
Tangan istriku kemudian menyusup diantara selangkangan Suwerto dan
“Bu….”kata Suwerto
“Ayo ibu antar, “kata istriku.
Kulihat wajah malu Suwerto ketika berdiri dan tangan istriku mengelus elus
pangkal paha Suwerto sehingga Suwerto kesulitan berjalan.
“Saya mau pipis kok disuruh duduk,” kata Suwerto ketika didudukkan istriku
di kursi jati yang tak mempunyai tangan dimana biasanya aku nonton acara
TV.

“Bu Yati…;”kata Suwerto ketika ibu gurunya melepas kancing celananya dan
kulihat kontol Suwerto yang belum disunat itu sebesar dan sepanjang kaleng
Baygon berdiri tegak .

“Bu…..” desah Suwerto ketika tangan istriku mengelus kontol Suwerto yang
sudah ngaceng. “Saya pingin pipis Bu Yati..”kata Suwerto lagi.
“Kau belum sunat Werto…?’ tannya istriku
“Belum, bu…saya rasanya akan keluar pipisku bu…..” katanya memelas.
Istriku berdiri mendekatkan tubuhnya ke Suwerto berhadapan dan kedua kaki
istriku mengkangkangi kaki Suwerto dan pantat bahenolnya turun dan
selangkangan istriku mendekati kontol Suwerto yang ngaceng berat.
Tangan istriku menarik pelan rok span elastisnya sehingga tersingkap paha
mulusnya .
“Bu….” desah Suwerto
“Oohh…”desah istriku bersamaan dan kedua kaki semakin terkangkang dan
pantatnya turun sebentar sebentar bergoyang dan “Ibuuuu…..”desah Suwerto
“Ooooohhh…. masukkaaann…… Suwerto kamuuu….pi..piiiis di ibuuuuu…..”
dan pantat istriku pun semakin turun
“Kontol muuu besaaaaar….Weeeertoooo……” desah istriku
“Buuuu saaaayaaaaaa pipiiiiiiiiiisssss……”desah Suwerto.

Preeet preet terdengar suara dari selangkangan istriku, rupanya air mani
keperjakaan Suwerto selain tumpah di rahim istriku juga keluar dari liang
vagina istriku

Suwerto kini memengku Istriku dan rok span elastis istriku tersingkap
sampai ke pinggangnya sehingga pantat bahenolnya terlihat, kedua payudara
montoknya tepat dihadapan wajah Suwerto.
“Kamu haus Werto?” tanya Istriku
“Yyaa..bu..,”kata Suwerto.
Istriku meremas kedua payudaranya sendiri dan mendekatkan putting susu
kanannya ke mulut Suwerto yang berbibir tebal itu.
“Jilati putting ibu, werto,”perintah istriku.
“Eeeeh……’”istriku mendesah dan begitu lidah Suwerto menempel dan menjilati
putting susu kanan istriku “seer…seer…” air susu istrikupun muncrat keluar
dan dengan instingnya Suwerto langsung mencaplok payudara kanan istriku
dan menyedot-nyedotnya.
“Weeertoooo….enaaak….”desah istriku dan pantat bahenol istriku bergoyang
dan sekali kali berputar putar mengucek ucek kontol Suwerto yang masih
menancap di liang vagina istriku.
“Buu..anuukuu…berdiriiiii..lagiiii..enaaaaak …buuu…”desis Suwerto
Istriku menekan kepala Suwerto dengan payudaranya yang dilahap habis oleh
Suwerto sehingga posisi Suwerto merebah sehingga terlihat dari
selangkangan istriku kontol besar Suwerto menancap memenuhi ruang liang
vagina istriku.
Tampak bibir vagina istriku menggelembung diantara bulu-bulu lebat
kemaluan istriku karena besarnya kontol Suwerto.
“Ibuuu Y… akuu mauuu pipiiiis … lagiiiii…”pekik Suwerto
“Akuuuu jugaaaa Wertooooo…..oooooh……”desah istriku dan pantat bahenol
istriku turun naik dengan cepat sehingga liang vaginanya mengocok kontol
Suwerto.
“Ibuuu Y…… akuuuuuu….pipiiiiiisssss…..,”desis Suwerto
“Akuuuu… jugaaaaaaa……,” desis istriku dan kedua pantat mereka terhentak
hentak saat istriku dan Suwerto mencapai klimaks bersamaan.
Secara reflek Suwerto memeluk istriku sampai beberapa saat.

Kulihat istriku berdiri mencopot kontol Suwerto yang sudah lemas dari
liang vagina istriku sambil kedua tangannya membenarkan letak rok
elastisnya.
Istriku jongkok di depan selangkangan Suwerto. tangan kanan istriku meraih
kontol Suwerto yang sudah lemas tapi masih sebesar kaleng baygon itu dan
mulai mengocok kontol Suwerto dan “hap..” mulut istriku mengulum kontol
Suwerto, tangan kiri istriku mengelus elus buah zakar Suwerto dan
“Bu Yati…enaaaaaaaaak….heh.. heh heh…”desis Suwerto
“Jembut ibuu….gondrong…”kata Suwerto ketika melihat selangkangan istriku
yang jongkok dan kaki kanan Suwerto menyusup ke rok elastis istriku
menggosok ngosok selangkangan istriku.
“Masukkan jempol kakimu, Werto,” kata istriku sambil tangan kirinya
membuka lebar bibir vaginanya dan “Eeehhh…Wertooo…”desis istriku ketika
jempol kaki Suwerto masuk ke liang vagina istriku yang basah dan
“Mmmpppff..mmmmmpff…”istriku mendesis desis keenakkan sambil terus
mengulum kontol Suwerto.yang ngaceng lagi.
“Bu Yati….. akuuuu mauuu pipiiiss……”desis Suwerto dan istriku mempercepat
kocokan baik oleh tangan istriku maupun kuluman mulut istriku
“Ibuuuuu………,”desis Suwerto menyemburkan air mani ke mulut istriku yang
juga dengan lahap menyedot kontol Suwerto bersama air maninya sehingga
terdengar bunyi “glek..glek” saat istriku menelan habis air mani Suwerto.

“Aku ngantuk, bu” kata Suwerto
“Tidurlah, ayo kuantar ke kamar depan,”kata istriku sambil menuntun
Suwerto.

Aku kemudian turun dari almari tempat ku mengintip adegan guru dan
muridnya. Sore harinya Suwerto berpamitan setelah mandi keramas sewaktu
aku duduk duduk membaca di ruang tamu
“See you later, mam,”katanya di depan pintu. “See you..”jawab istriku di
depan pintu rumah,mungkin karena yakin di depan rumah banyak ditumbuhi
tanaman. Istriku menjawab salam Suwerto sambil membuka sedikit blazernya
yang tak terkancing di tengah dan rupanya “pameran” payudara montok
istriku tanpa sengaja terlihat oleh pak Paijo tukang becak yang sering
mangkal di depan rumah dan kadang merangkap sebagai penjaga malam
perumahan yang aku tempati.

Aku tak dapat berbuat banyak ketika pak Paijo komat-kamit dan meletakkan
tangan kanannya di depan mulutnya dan meniup ke arah istriku.

“Heeh….”kudengar istriku mendesah dan tanpa menutup kancingnya istriku
menuju pagar dan Pak Paijo, tukang becak berumur sekitar 60 tahunan tapi
masih gempal itu tetap komat-kamit.

Istriku tiba-tiba terhenyak kaget ketika mendapti dirinya berdiri di pagar
dengan kancing yang terbuka lebar dan di depannya ada Pak Paijo yang
memperhatikan payudara montoknya.

Istriku menutup blazernya, tersenyum ke Pak Paijo dan masuk ke rumah.

“Aku mandi, mas,” kata istriku

Beberapa saat kemudian aku ke dalam akan minum, aku berhenti minum, ketika
ada desahan istriku di kamar mandi. Aku mendekat ke pintu kamar mandi dan
desahan istriku semakin jelas.

Aku berjalan cepat ke ruang tamu dan kudapati Pak Paijo tidur di becaknya
sambil mulutnya komat-kamit. Aku bergegas kembali ke kamar mandi di mana
istriku berada dan tadinya istriku mendesah dan mendesis kini terdengar
rintihan lemah istriku “Jangaan…paaaaak…Joooo…..jangaaan…..suamiiikuuuu
….dengaaaaar…..”

Akupun mengintip dari lubang kunci, badanku serasa lemas, kulihat istriku
yang telanjang berdiri dengan tangannya di atas seolah kedua tangannya
diikat diatas dan kedua kakinya terkangkang lebar sehingga bulu-bulu
kemaluannya tampak jelas.

Kedua payudaranya bergoyang-goyang seperti diremas-remas.

“Eeeeehh…..,”istriku mendesis ketika air susunya mancur dan hilang
sedangkan payudaranya seperti ada yang menyedot nyedot kedua tangan
istriku yang seolah terikat ke atas mencengkeram sesuatu yang tak tampak.
“Oooooh…..”desis istriku kemudian dan kulihat bibir vaginanya terbuka
lebar dan pantatnya menungging nungging karena sesuatu mengelus dan
mengocok bibir vaginanya hinggs terdengar bunyi berkecipak dari bibir
vagina istriku yang kelihatannya sudah basah.
Tak lama kemudian “ngngngngngngngngng……..”istriku mengerang dan pantatnya
tersentak sentak karena orgasme.

PKN 5

Juli 29, 2007

Aku kembali ke depan dan kulihat Pak Paijo akan mengayuh becaknya
meninggalkan lokasi rumahku.

Malam harinya adalah malam Minggu, istriku mengenakan daster batik
bermotif bunga yang agak ketat sehingga perut istriku yang sudah tak
begitu ramping tampak menonjol di depan sedangkan pantat bahenolnya
membentuk menonjol ke belakang dan kedua payudara tak berBH tampak montok
dengan kedua putingnya yang menonjol.
Setel ah makan malam tak seperti biasanya istriku berdandan seolah akan
menghadiri pesta, entah mengapa aku diam dan hanya berkomentar
“kau tambah cantik, dik, mau kemana?”Tanyaku.
“Siapa tahu ada tamu, mas”katanya santai
“Kok tamu? Tak kira aku..”kataku
“Tamu kan harus dihormati dan dilayani’”katanya
“Dilayani…”aku bergumam bertanya tanya


Aku kemudian menonton acara TV dan kuhidupkan lampu 5 watt sambil tiduran
di kursi panjang didepan pintu kamarku, istriku menemaniku di kursi
panjang menghadap ruang tamu.
Mataku tak dapat bertahan dan aku tertidur entah berapa lama, sampai aku
terbangun mendengar rintihan istriku aku tak dapat bergerak sama sekali
ketika kulihat istriku tidur tertelentang pantat bahenolnya di pojok
tempat tidur busa di kamar dengan kedua kaki terjuntai di lantai dan hah
Pak Paijo tukang becak berumur 60 tahunan yag hanya mengenakan kaos
singlet belel dan celana pendek komprang itu memeluk tubuh istriku dengan
tangan kirinya dan menciumi wajah istriku.

“kau cantik Bu Yati..”katanya berulang ulang
“Jangan paak Paijooo…jangaaan paaaak Jooooo….,”rintih istriku berusaha
menahan Pak Paijo, tapi tangan kanan keriput itu meremas remas kedua
payudara montok istriku yang hanya terbalut kain daster ketatnya.

Kedua tangan istriku terangkat diatas kepalanya terkulai lemah sepertiku
kepalanya bergoyang-goyang ingin melepas ciuman bernafsu pak Paijo di
wajahnya.

“Paaaak …Joooo……”rintih istriku ketika jari-jari keriput pak Paijo
menarik-narik dan memelintir putting susu istriku dengan kasarnya
bergantian

Tangan istriku yang lunglai terkepal dan kedua matanya tertutup rapat dan
menggigit bibir merahnya merasakan ganasnya pak paijo memelintir kedua
putting susunya bergantian.

“saakiiit….paaak….” rintihnya agak keras.
“Nanti akan semakin sakit”kata pak Paijo dan kraak tangannya menarik
daster atas istriku dan tersembullah payudara montok istriku dengan kedua
putting susunya yang mengacung keras.

pak Paijo duduk di selangkangan istriku yang terkangkang lebar
“Eeehh…eeehh….eehhh..”rintih istriku berulang ulang ketika jari-jari pak
Paijo memelintir dan menarik keras kedua putting susu istriku.

“sakit pak, sakit pak Jo…”istriku menghiba dikasihani tapi pak Paijo yang
duduk di selangkanngan istriku mengesek ngesek dengan selangkangannya.

Kini wajah pak paijo mendekati kedua payudara istriku dan mulut ompongnya
menjelajahi kedua payudara montok istriku, rupanya pak paijo tak tahu
kalau kedua putting susu istriku bila dijilat oleh lidahnya akan
mengeluarkan air susu.
Pak Paijo terus menyedot kedua payudara montok istriku hingga membekas
merah hampir di semua permukaan kedua payudara montok istriku.

Rupanya istriku terangsang hebat oleh ulah kasar Pak Paijo pada dirinya
karena kedua putting susunya terlihat mengacung menegang dan tanpa sengaja
setelah menjilati permukaan payudara montok istriku, lidahnya menyenggol
putting susu istriku yang mengeras dan “seeer …. seeer” keluarlah air susu
istriku dan

“Oooohh sedap ini,”kata Pak Paijo langsung melahap payudara istriku
menyedot nyedot dengan kerasnya sehingga istriku merintih rintih kesakitan
bercampur keenakkan, istriku menggigit bibirnya dan menggeleng ngelengkan
kepalanya merasakan serangan ganas pak Paijo sampai

“Sudaaah paaak ….air susuku haaabiiiiis ….paaak Joooo…ssaaaakit
eehhh…saaakiiiiiiiiitt paaaaaaaak….”rintihnya tapi akhirnya “Oooohhhh heeh
heh heh geliiiii paaaaak ooooohhh gusiiiiimuuuu ooooohh paaaakkk Joooo..
akuuuuu keluaaaaaar…….” pantat istrikupun tersentak sentak ketika orgasme
pertamanya keluar.

Pak Paijo pun kini menghabiskan air susu kiri istriku sampai
“Oooooohh…..kaauuuu heebaaaaaat paaak Jooo.. bissaaaaa meraangsaaangkuuuu
dariiii putiiiiiiiiiiiing kuuuuu oooooohhhhh akuuuu taaaaaak tahaaaaann
….akuuuu keluaaaaaaar…..”Kembali istriku mengelinjang karena orgasme
keduanya malam itu.

Tangan Pak Paijo menyingkap daster istriku.
“Wah terlalu tebal jembutmu Bu Yati. Aku tak suka.”Pak paijo berdiri dan
dari tempatku berdiri aku tak melihat menuju mana pak Paijo.
Pak paijo ke tempat tidur lagi dan mengambil tiga bantal di letakkan untuk
sandaran kepala istriku sehingga istriku kini dapat melihat
selangkangannya dimana dasternya tersingkap memperlihatkan bulu-bulu
kemaluannya yang lebat.
Pak paijo mendekat selangkangannya dan rupanya dia mengambil silet cukur
goal kepunyaanku dan
“Jangaaan paaaak….”rintih istriku melihat Pak Paijo akan menggunduli
jembutnya.
“Biar terang,” kata Pak paijo dan kreek kreeek mulai lah pak paijo
mencukur bulu kemaluan istriku.

Se telah benar-benar bersih Pak Paijo mengambil cermin kecil dan menyuruh
istriku melihat selnagkangannya.
“Lihat…..itilmu terlihat ….kelentit Bu Yati terlihat …”katanya sambil
mengelus elus yang membuat istriku mendesis desis.
“Lebih gampang kan Bu Yati..”katanya.
Pak paijo mengambil air dan sabun cair dari wastafel kamar dan mengosok
selangkangan istriku sampai berbusa dan istriku terus mendesis desis
karena perlakuan Pak paijo.
Pak Paijo melepas kaos singletnya dan tampak dadanya yang bidang
berbulu.dan Pak Paijo berlutut diantara kedua kaki istriku yang
terkangkang lebar.
Pak Paijo merapatkan dadanya yang berbulu pada selangkangan istriku yang
gundul dan mulai menggerak gerakan tubuhnya sehingga dada berbulunya
menggesek gesek bibir kemaluan dan kelentit istriku.
“Paaaakk……heeh……enaaaaak….paaaaaak”desis istriku keenakan dan semakin lama
semakin cepat dada bidang berbulunya menggosok selangkangan istriku dan
“Paaaaak……Jooooo….akuuuu ….taaaaak….tahaaaaaaaan…….angngngngng……..dan
pantat bahenol istriku tersentak untuk ketiga kalinya mencapai puncak
orgasme.

Kini Pak Paijo meletakkan tubuh istriku di tengah tempat tidur kepala
istriku tetap bersandar ke tiga bantal dan pantat bahenolnya diletakkan di
tepi tempat tidur, kedua tangan istriku yang lunglai di samping tubuh
istriku dan kedua kakinya dikangkangkan Pak Paijo lebar lebar sehingga
persis di tempat ku tidur di kursi panjang.

Pak Paijo mengambil jepit jemuran pakaian dan “Sakiiiiit…paaaaak….”rintih
istriku ketika Pak Paijo tanpa rasa kasihan menjepit kelentit istriku
dengan penjepit jemuran.
Rintihan istriku semakin keras tatkala Pak Paijo menarik narik penjepit
itu “Uuuuh..sssaaaakiiiiit ..paaaaaaak…ampuuuun …paaaaak…ampuuun…jangan
siksa sayaaa ..paaak…”

Pak Paijo menghentikan permainannya dan kini sisir kawat istriku di tangan
pak Paijo, setelah membuka lebar-lebar bibir vagina istriku, pak Paijo
memasukkan gagang sisir ke dalam liang vagina istriku sampai
kawat-kawatnya menempel pada bibir vagina istriku yang mengerang erang
“Ampuuuun paaaak…saaaakiit..sudaaaah paaak jangaan sakiti sayaaa paaak
….ampuuuun…”

Rupanya pak Paijo senang menyakiti pasangan bersetubuhnya dan aku semakin
tak berdaya melihat tangan pak Paijo membawa kalung manik-manik sebesar
kelereng dan kulihat pak Paijo menekan kedua paha istriku yang terkangkang
lebar itu ke perut istriku sehingga lubang anus istriku terlihat jelas.

“Ampuuun…paaaaak…”erang istriku ketika manik-manik sebesar kelereng itu
dimasukkan satu persatu ke lubang anus istriku hingga dari sekitar 15
manikmanik itu hanya dua yang tidak dimasukkan ke lubang anus istriku.
“Ayo bangun Bu Yati…”perintah pak Paijo. Kulihat istriku dengan susah
payah bangun dari ranjang.
“Haa ..haaa..haaa…Bu Yati sekarang punya ekor di depan seperti bunga mekar
…. haa haa..haa.. waah ada antenenya di tengah dan ekor belakangnya ada
dua bulatan” pak Paijo tertawa terkekeh kekeh sambil menyalakan rokok
klobotnya.
“Ayo dandan yang menor lonte…”katanya. Aku terkesiap ketika tukang becak
tua itu mengatakan istriku lonte.
“Cepat pelacur…”bentaknya dan dengan tertatih tatih istriku menuju meja
rias. Istriku sedang berdandan ketika Pak Paijo membuka almari pakaian.
“Ha ini dia.” rupanya Pak Paijo menemukan kain panjang istriku beserta
kebaya tipisnya.
“Ayo cepat lonte…wah matanya kurang tebal, ginjumu kurang merah
goblok…”bentaknya sambil menjambak rambut istriku hingga kepala istriku
tengadah.
Istriku meneruskan dandannya dan kulihat eye shadow tebal istriku dan
bibirnya memakai lipstik merah menyala yang memang tak pudar walaupun
tergesek.
“Pakai ini..”perintah pak Paijo. Istriku mengenakan kain panjang yang
hanya dililitkan ke perutnya dan hanya ditali ujung-ujung kain panjangnya
sehingga paha dan selangkangannya dengan satu sibakan akan tersingkap dan
istriku mengenakan kebaya tipisnya sehingga kedua payudara montoknya yang
penuh dengan bekas sedotan merah mulut pak Paijo tampak semakin
menyenangkan pak paijo.

Pak Paijo menyalakan lilin dan ditaruh di meja rias
“berdiri lonte…”katanya, istriku berdiri dan pak Paijo yang duduk di kursi
rias
“Sini tak pangku lonte..”kata Pak Paijo.
Istriku duduk di pangkuan Pak paijo, kedua kaki istriku dikangkangkan Pak
Paijo dan mulailah permainan Pak Paijo.
“Sakiiit..paaaaak…”ketika sisir kawat yang gagangnya masih di liang vagina
istriku dikeluar masukkan dengan kasar, penjepit jemuran di lepas dari
kelentit istriku dan tangan kiri Pak Paijo memeluk pinggang istriku dan
jari-jari tangan kirinya mengelus-elus kelentit istriku.
“Enak Bu Yati”tanya pak paijo dan tangan kanan istriku memeluk pundak Pak
Paijo dan “eehh…paaaak…”desis istriku, rupanya pak Paijo ahli dalam
permainan kelentit wanita, kulihat telapak kaki istriku mengejang.
“Saakit…eeh …enaak…ooohh akuu ooohh……sakitt…”
“Bu Yati enak terus sakit gimana sih.”tanya Pak Paijo.
“Embooh paaaak…..
Plaaaak…pak Paijo menampar pipi kiri istriku.
“Aku tanya lonte, jawab ngerti’
Kulihat istriku berkaca-kaca
“Yang sakit eh eh …tempikku pak dan torokku..”kata istriku terbata bata.
“ha ha ha….bu guru memang lonte…”kata pak Paijo
“Yang enak, apa Bu Yati”
“Itilku pak…”jawab istriku
“Bu Yati suka yang sakit apa yang enak.” tanya pak Paijo lagi
Istriku diam sesaat dan “yang enak, pak” jawab istriku
“Paaak…”desah istriku, rupanya jari-jari besar pak paijo masuk ke liang
vagina istriku setelah mencabut gagang sisir kawat.
“Berapa kontol laki-laki selain suamimu yang masuk liang vaginamu, bu”
Istriku terdiam.
“Berapa kontol laki-laki selain suamimu yang pernah merasakan sempitnya
liang vaginamu, bu”
“Paak….Joooo…eeh…banyaaak paaaak lebih dari empat…..”istriku mengaku.
“Bu Yati lonte apa guru siihh…atau gurunya lonte…’tanya Pak Paijo terus
memprmainkan jari-jarinya di dalam liang vagina istriku yang mulai
menggelinjang.
“Paaak eeeh akuuu ooohhh…..”telapak kaki istriku mengejang tangan kanannya
memeluk tubuh tua gempal pak Paijo dan istriku menggesek ngesek payudara
kanannya ke dada berebulu Pak Paijo dan
“Paaakk Jooooooo akuuuuuu keluaaaaaaaar…..” istriku mengalami orgasme ke
empat dan pak Paijo mendudukkan istriku di meja rias dan mengkangkangkan
kedua kaki istriku lebar lebar.

“Pak Jo..pak Jo pak Jo ennaaaaaakk….”rupanya pak Paijo melahap
selangkangan istriku yang gundul melumat bibir vagina dan kelentit istriku
bergantian menyedot menjilat dan “Ooooh …keluar satu….ooooh enak pak Jooo
akuuu oooohhh keluar satu lagii….ooooooohhh…akuuuuu keluar pak Joooo…….”

Rupanya Pak Paijo memang jago menyenangkan wanita karena istriku selain
dijilati dan dikempot bibir kemaluan dan kelentitnya juga lidahnya
menyelajahi liang vagina istriku sambil menarik manik-manik dari lubang
anus istriku hingga keluar satu persatu.

“Ooohh bibir vaginakuuu
oooooh…itiiiiillku…..torooooookkuuuu…..anuuussssooooh aku keluaaaaar
…”istriku orgasme yang keenam, ketujuh, ke delapan dan tubuh istriku
lunglai dan Pak paijo menidurkan istriku di ranjang

Pak Paijo masih menyisakan manik-manik di anus istriku dan pak paijo yang
sudah terangsang itupun memelorotkan celana pendek komprangnya dan
tampaklah kontol pak Paijo yang panjang hampir 20 cm ngaceng berdiri
tegak, kontolnya tidak besar, tapi panjang dan kepala lemaluannya sangat
besar hampir sebesar bola kasti dan yang menakutkan adalah banyaknya
bulatan kecil hampir menyebar di seluruh batang kemaluan Pak Paijo.

Pak Paijo mendekati istriku yang tergolek lemah ditempat tidur sambil
tangan kanannya memegangi kontolnya yang sudah ngaceng dan mengarahkan ke
wajah istriku.
“Ayo kulum sundal..emut kontolku…”perinrthnya kepada istriku, istriku
sempat memalingkan wajahnya dan dengan kasarnya tangan kirinya meraih
tengkuk istriku dan dengan paksa memasukkan kontol yang berbuntil-buntil
ke dalam mulut istriku.
Pak paijo meraih 2 bantal dan menandarkan kepala istriku dan kedua tangan
gempalnya memegang belakang kepala istriku dan dengan kasarnya Pak Paijo
memaju mundurkan pantatnya sehingga kontolnya menyetubuhi mulut istriku.
kedua tangan gempalnya memeju mundurkan kepala istriku hingga beberapa
saat dan setelah puas, Pak Paijo melepas kontolnya dari kuluman mulut
istriku.
dan tubuh Pak Paijo beralih turun ke bawah dan kedua tangannya
mengkangkangkan kedua kaki istriku yang sudah tak berdaya.
Kini ku dapat melihat dengan jelas kalau bintil-bintil dikontol Pak Paijo
adalah peloran klaker yang diselipkan diantara kulit ari dan kulit jangat
kontolnya.

Kontol ngacengnya di arahkan ke liang vagina istriku dan kepala kontolnya
yang hampir sebesar bola kasti itu di tempelkan ke bibir vgaina istriku
dan “Heeeg…”istriku tersedak ketika dengan kerasnya Pak Paijo menusukan
kontolnya ke dalam liang vagina istriku.
“Paaaak….”desah lirih istrku ketika Pak Paijo mulai memasukkan kontolnya
yang berkepala besar dan peloran di batang kontolnya.
“Eeehh…paaaaak……rasanyaaaa kok oooooohhhh….akuuuuu keluaaaaaaar….”rintih
istriku mencapai orgasme yang ke sembilan pantat bahenol istrikupun
tersentak-sentak dan hal ini dimanfaatkan oleh pak Paijo mengenjot
pantatnya yang membuat istriku semakin mengerang-erang keenakakan”oooh
torokkku gateeeeel…paaaak….enaaakk…oooooohhhhh….aku keluaaaaar…..” rintih
istriku pada orgasme ke sepuluhnya dan pak Paijo memiringkan tubuh istriku
ke kanan dan mengangkat kaki kanan istriku dipundaknya dan semakin
menancaplah kontolnya ke dalam liang vagina istriku.
Sambil terus memaju mundurkan pantatnya, pak Paijo benar-benar mengocok
kontolnya dengan buas ke dalam liang vagina istriku dan menarik keluar
manik-manik dari anus istriku satu persatu dan kulihat wajah kuyu istriku
meringis ringis dan mulutnya meracau “Enaak…oohh ..anuskuuu sakiiiitt
enaaak kontolmu paaaak…gateeeel torokkuuuu …lelentitku….ooohh aku
keluaaaarr……”Orgasme istriku ke sebelas.

Pak paijo menarik tubuh istriku yang lunglai hingga pantat bahenolnya di
pinggir tempat tidur dan tubuhnya tetap dimiringkan oleh Pak Paijo dan Pak
paijo turun dari tempat tidur mengangkat kaki kanan istriku dan
menancapkan kembali kontolnya ke dalam liang vagina istriku dan dengan
posisi setengah berdiri Pak paijo mengenjot pantatnya sehingga kontolnya
dengan cepat keluar masuk dan mengucek ucek liang vagina istriku. Kulihat
istriku mengerutkan wajahnya dan menahan giginya dan bibir merahnya
terkatup merasakan serangan brutal kontol pak paijo di liang vaginanya.
Rupanya Pak Paijo berusaha memepercepat klimaknya. “Bu
Yati…Lontekuuuu…..dan genjotan pantatnya begitu cepat (aku tak pernah
mengenjot pantatku seperti pak Paijo) dan aku pun terkesiap mendengar
rintihan istriku
“Juragaaan….Paijoooo….lontemu. keluaar teruss…..juragaaaaaaan….”
“Ooooooooooohh lonteeeeekuuuuuuuuu Yatiiiiiiiiii……”
“Iya juragan… juragan paijooooo…aku lonteemuu…..” erang istriku
“Yatiiiiii……lontekuuuuuu…akuuu…metuuuuu….”dan pantat Pak Paijo tersentak
sentak
dan karena erangan gila istriku mengatakan Pak Paijo juragan alias
majikannya membuat Pak Paijo klimaks dan menyemprotkan airmaninya ke dalam
rahim istriku.
Bersamaan dengan itu, aku beronani mengluarkan airmaniku di karpet.

Aku bangun ksiangan hampir jam 1 siang, stelah mandi aku bergegas ke
kamar.
“Sudah bangun, mas…”kata istriku tampak gugup dan menarik sleimu tebalnya
“Sudah ,” kataku.
“Aku ngantuk mas..”katanya. “Gantian ya Jeng Yatiang tidur”
Aku menyisir rambut dan mendekati istriku yang tidur berselimut rupanya
istriku kelihatanya menutupi sesuatu di balik selimutnya.
“Ya…tidurlah aku mau beli rokok,”kataku sambil mengecup pipinya.

Aku keluar dan menutup kamar untuk beli rokok di warung. Kuusahakan agak
cepat setengah berlari sehingga aku cepat kembali ke rumah dan bertemu Pak
paijo sedang mangkal di depan rumahku. Pak Paijo tersenyum-senyum padaku
seolah menghina, aku hanya menyapa.
Didalam hatinya Pak Paijo terbahak-bahak melihatku karena istriku telah
disetubuhinya semalaman sekehendak hatinya tanpa aku dapat berkutik.
Aku masuk dari pintu dapur di samping rumah yang memang sengaja tak
kukunci dan aku masuk berusaha tak menimbulkan suara, lagi pula aku sering
berlama-lama di warung rokok.

Jeng Yatiang dari tadi curiga terhadap istriku yang tak biasanya
berselimut di siang haripun mendengarkan rintihan istriku dari dalam
kamar.

Aku mengintip di lubang kunci dan “deeer” hatiku bergetar, ketika kulihat
istriku dengan selimutnya tersingkap, kedua kakinya terkangkang lebar
memeperlihatkan pangkal paha yang kini tak berambut lagi dan yang
membuatku tercengang adalah jari-jari tangan kanan istriku
menggosok-ngosok kelentit dan bibir vaginanya sehingga pantat bahenolnya
terangkat angkat dan di lubang anusnya hanya tertinggal 5 manik-manik
diluar.

Rupanya istriku benarbenar terangsang kini tubunya memeluk guling besar
dan kedua tangannya menekan guling ke arah selangkangannya sambil terus
menggesek-ngesekkan pangkal pahanya yang gundul tak berambut itu dengan
guling.

Kini istriku menelungkupi guling itu dan tangan kanannya meraih
manik-manik itu mengeluarkan satu per satu dan nafasnya tertahan “heeg..”
setiap kali manik-manik itu keluar dari anusnya sampai sudah sebelas
manik-manik yang ada diluar dan…..

“Juragan Paijoooo….sodomi….anuuuuskuuu…..”dan pantanya bergoyang maju
mundur begitu cepat menggesek gesek pangkal pahanya ke guling yang
dipeluknya, tangan kirinya menarik keluar manik-manik yang tersisa dan
“Juragaaaaaaaan Paijooooo….aku….keluaaaaaaaar…..”tubuh istrukupun
tersungkur.

Kesokan harinya ketika istriku akan berangkat mengajar ke SMP “X”, kulihat
dibalik seragam gurunya istriku tak mengenakan celana dalamnya karena
tanpa sengaja sewaktu mengajaknya berangkat kaki kanan istriku sedikit
meregak seawaktu duduk.

Aku pulang pukul 7.30 malam dan istriku belum datang. stelah menutup
gordin ruang tamu dan menyalakan lampu kecil 5 watt dimeja kecil dan
mentup selambu antara pintu tamu, aku merasakan kantuk sampai beberapa
saat kudengar pagar terbuka dan bunyi kunci pintu depan berputar.

Aku ingin menyambutnya, begitu pintu kamar ku buka, aku terhenyak
mendengar rintihan istriku
“Jangan paaak…sudaah…paaaak….nanti suamiku bangun” bisik istriku sambil
merintih.

Karena raungan lainnya gelap dan hanya lampu 5 watt yang menyala di ruang
tamu maka dengan jelas kulihat istriku dibekap dari belakang oleh Pak
Paijo. Tangan kiri pak Paijo memegang kedua lengan istriku dari belakang,
sedangkan tangan kirinya dengan kasarnya menyingkap rok rempel istriku dan
pantat bahenolnya pun tampak.

Tubuh istriku didorang hingga kepalanya bersandar pada sandaran kursi
panjang ruang tamu dan kaki kanan Pak paijo mengangkat kaki kanan istriku
ke atas kursi hingga istriku kini benar-benar menungging diatas kursi dan
tangan kanannya menjemabak rambut pendek istriku sehingga kepalanya yang
di bantalan kursi berpalaing ke kanan.

Tangan pak paijo merogoh celanannya dan dikeluarkannya kontol panjangnya
yang permukaannya penuh dengan pelor.

Tangannya menekan kepala istriku dan selangkakngannya di dekatkan ke wajah
istriku dan kontolnya yang ngaceng didekatkan ke mulut istriku dan dengan
paksa Pak paijo memasukkan kontolnya yang panjang dan kepala penisnya yang
hampir sebesar bola kasti itu ke dalam mulut istriku yang tak berdaya dam
dengan ganasnya pak Paijo mengeluar masukkan penisnya ke dalam mulut
istriku yang gelagapan dan melotot saat ujung penis besarnya sampai ke
tenggorokkan istriku.

Kulihat ludah istriku keluar begitu banyakanya karena mulutnya tak mampu
menampung besarnya kontol Pak paijo yang seperti kalap itu.

“Heeh gak usah sembunyi, pak ayo keluar”kata pak paijo dan tubuhkupun
merasakan sepuluh orang yang tak tampak memukuliku dan perlawananku
rupanya sia-sia karena yang kulawan benar-benar tak tampak.

Kurasakan tubuhku di lempar di kursi, kepalaku pening sekali oleh bogeman
yang tak terlihat tapi terasa.

Kurasakan kepalaku didongakkan untuk melihat bagaimana pak paijo
memperlakukan istriku yang juga tak berdaya melawan sepertiku.

“Jangaaan…disituuu paaakk….”rintih istriku dan kulihat pak paijo menekan
nekan kontolnya ke lubang anus istriku.
“Jangaan pakk….’ istriku tak dapat bergerak kedua tangannya di bekuk ke
belakang oleh pak Paijo sedangkan tubuhnya terdorong ke depan, kaki
kirinya masih di lantai tatepi kai kanan istriku diletakkan di kursi
sehingga kedua kakinya terkangkan lebar dan pantat bahenolnya semakin
merangsang pak paijo karena dalam posisi menungging.

“Ampuuuuuun…..paaaaak……sakiiiiiiiit….jaangaaaaaaaann disssssiiiituuuuuu
…jaangaaaaaan anuuuusskuuuu…oooooh aampuuuuuun….sakiiiiiiiit……….”kulihat
Pak paijo terus berusaha dengan paksa memasukkan kontolnya ke dubur
istriku yang terus mengerang-erang.

Tangan kanannya merogoh sakunya dan rupanya dia membawa minyak dan
digigitnya plastik itu dan keluarlah minyak goreng diusap usapkan ke
konotlnya dan mengosok-ngosok anus istriku dan kulihat jemari tangannnya
mulai menusuk anusmya.

Mulanya hanya jari telunjuk kemudian jari tengah dan jari manis pak paijo
simasukkan ke anus istriku yang mengerang erang…aku tak tahu entah sakit
hanya….”eeeehhh….hhhuuuuuhhh….ngngngng…..”

Akhirnya kontol pak Paijo berkepala besar dan batangnya berpelor itupun
diarahkan ke anus istriku dan
“Paaaak….saaaakiiit……”Pak Paijo terus menusukkan kontolnya dengan pelahan
naumn pasti ke dalam anus istriku yang semakin menunging-nungging.

Setelah semuanya masuk istrikupun diberdirikan oleh Pak paijo dan seperti
sebuah wayang istriku menurut kemana pak paijo mendorong karena anus
istriku sudah terjejali oleh kontol pak paijo dan pak paijo mulai
menndesak desakkan kontolnya lebih dalam ke anus istriku yang hanya
mendesis desis.

Pak paijopun menyuruh istriku merangkak sedangkan pak paijo terus di
belakang istriku dan begitu posisi istriku merangkak, maka pak paijo mulai
mengenjot pantatnya maju mumdur dan kontolnya mulai keluar masuk di anus
istriku, “Saakiiit..paakk.. ammmpun paaaaak jangaaaan disodomiiii akuuu
pak…ampunnn jangann anuuusskuuuu….paaaaak” istriku mengerang erang.

Tapi Pak Paijo seperti kalap semakin cepat mengenjot pantatnya sehingga
bunyi selangkakngannya dan pantat bahenol istriku semakin keras dan
“Ooooohhh paaaaaaak….akuuuuuu oooooooh….akuuuu…koook
..ennaaaaaaaaak…..akuuuuu ooohhhhh…enaaaaaaak…”tiba tiba istriku yang
tadinya kesakitan kini meraskan keenakkan.

“Paaaaaaaakkkk Joooooooo……”istriku semakin mengerang ketika tangan kanan
Pak paijo menggosok kelentit dan bibir vagina istriku yang sudah gundul
itu..

Semakin lama semakin gila saja genjotan panta pak paijo dan dengan jelas
kulihat kontol pak paijo keluar masuk di dubur istriku yang terus
mengerang keenakan.

“Juraaaaaagaaaaaaaan….aakuuuu tak taaaaaahhhaaaaaaaaan juraaagaan
Paijoooo…”
“Yatiiii aku mau keluuuuaaaar….”suara pak paijo serak
“Ayooooo juraagaaaan Paijoooo aaaku mauuu keluaaarr….ooooohhh”
dan kilihat Pak paijo menempelkan pangkal pahanya ke pantat bahenol
istriku ketika air maninya menyembur di liang anus istriku yang juga
tersentak sentak karena orgasme.

Kulihat keduanya tersungkur tubuh istriku di bawah tubuh Pak paijo.

Begitu tengah malam Pak paijo keluar rumahku untuk meronda. Rupanya itu
kejadian terakhir dengan pak paijo karena malamnya pak Paijo terbunuh
waktu mengejar perampok di perumahan sebelah saat dia akan pulang,
kudengar ada temannya nyeletuk kalau mungkin dia telah “memakan” istri
orang sehingga dia tidak kebal lagi oleh bacokan perampok

No comments:

Post a Comment