Wednesday 22 January 2014

Hwa – Aku, Istriku, dan Temanku

Copyright 1996, by An
(Berbagi Istri, Antar Ras)
Sebenarnya aku sudah lebih kurang 10 tahun berumah tangga dan kehidupan kami baik-baik saja. Aku sendiri berusia 10 tahun lebih tua dari pada istriku yang saat ini berusia 30 tahun dan sudah beranak seorang laki-laki berusia 7 tahun. Walaupun sudah beranak, tetapi istriku tetap mempunyai wajah yang cantik dan bentuk tubuh yang indah sebab sering senam dan merawat wajah, rambut ke salon dan juga karena anaknya dulu minum susu kaleng sehingga bentuk buah dadanya yang besar itu tetap indah dan masih kencang serta kenyal. Juga lubang memeknya saat habis melahirkan langsung dijahit sehingga lubangnya kembali seperti saat masih perawan. Jadi hubungan seks kami tetap indah.
Suatu hari di tahun 1995, kami diajak sebelah tetangga untuk nonton blue film karena baru beli laser disc. Kami dan suami istri tetangga nonton film itu yang cukup seram karena ada seorang wanita bule disetubuhi oleh dua orang Negro, mereka bergantian memasukkan kontolnya yang seorang ke memeknya dan yang seorang ke mulutnya untuk diisap.
Melihat adegan itu rupanya istriku jadi naik birahinya sehingga memegang tanganku erat-erat dan berbisik, “Waah rupanya enak sekaligus lubang atas dan bawah kemasukan penis.”
Kutanya pelan-pelan, “Apakah kamu kepingin adegan begitu?” Istriku dengan malu-malu menganggukkan kepalanya.
Setelah selesai memutar laser disc, kami segera pamit pulang. Karena nafsu birahi kami sudah memuncak segera kami puaskan dengan bersetubuh malam itu.
Sambil bersetubuh, aku ulangi tanya lagi padanya, “Mi, apakah kamu kepingin disetubuhi sekaligus dengan dua laki-laki?”
Istriku memandangiku sambil malu-malu manggut-manggut kepalanya.
Kutanya lagi, “Kalau lakinya dua, satunya kamu ingin dengan siapa?”
Istriku menjawab, “Terserah sama papi aja.”
Aku teringat punya dua teman baik sejak sekolah di SMA, yaitu Lud seorang anak turunan Ambon dengan Belanda dan Tono seorang Cina seperti kami.
Lalu kutanya lagi, “Kalau Lud atau Tono mau?”
Dia menggangguk juga.
Lalu kujelaskan lagi, “Mami senang yang kontolnya besar, lebih besar dari aku punya atau yang kira-kira sama?”
Istriku menjawab, “Enak yang besar saja, seperti di film tadi.”
“Oh kalau gitu ya si Lud saja sebab dia punya panjang dan besar.”
Memang kita dulu pernah mandi sama-sama bertiga saat masih sekolah ternyata Lud punya kontol dalam keadaan mati saja lpbesar dan panjang hanya warnanya agak hitam lalu bulu jembutnya juga banyak sampai nyambung kebawah pusar juga dadanya penuh dengan bulu. Maklum orang Ambon.
Besok paginya segera kuinterlokal Lud yang ada di Jakarta dan kuceritakan maksudku, ternyata Lud menyambut dengan antusias dan sanggup datang besok sore sebab hari Sabtu kantor di Jakarta tutup. Aku kemudian booking motel yang terdiri dari dua kamar dan sebuah ruang tamu/TV.
Hari Sabtu sore aku menjemput Lud di airport bersama istriku setelah menitipkan anak kami pada pembantu. Istriku sudah siap membawa tas dengan membawa perlengkapan baju tidur segala saat itu istriku memakai rok panjang warna coklat tapi bagian atas terbuka sampai dada hanya memakai kemben tipis (modelnya Yuni Sara). Rok bagian bawah ada belahannya agak tinggi di depan sehingga kalau jalan atau duduk pahanya terlihat putih menggairahkan. Juga bagian atasnya terlihat sedikit belahan buah dadanya, karena istriku hanya memakai bra strepples tanpa tali. Di airpot banyak mata laki-laki curi pandang lihat belahan buah dadanya istriku, apalagi kalau tangannya didekapkan dibawah buah dadanya maka buah dadanya makin menyembul keatas. Makin syuur..!!!
Tepat pk. 17.15 pesawat Merpati dari Jakarta mendarat, dari penumpang yang turun kulihat Lud menuruni tangga pesawat dengan menenteng tas kecil. Dia memakai T shirt dan celana jeans.
Setelah keluar pintu airport segera kusalami dia, dia menepuk-nepuk bahuku dan berkata dengan logat Ambonnya, “Waah, nanti malam kita betul-betul ke nirwana.”
Kemudian dia memeluk istriku sambil mencium pipi kiri & kanan yang mulus dan putih dari istriku.
“Apa kabar Hwa?” tanyanya pada istriku. Dia kalau panggil istriku dengan Hwa.
Kita berjalan menuju parkir dan naik mobil, untuk sementara dia duduk belakang sendirian dulu sambil kita cari makan. Istriku usul makan sate kambing saja biar hot katanya. Dan usul itu kita setuju semua.
Saat makan sate kambing, istriku dan aku duduk bersebelahan dan Lud duduk depan istriku. Tak beda dengan laki-laki lain, Lud juga memandangi terus bagian dada istriku, apalagi istriku tangannya didekapkan terus ke dadanya hingga menopang buah dadanya yang montok itu menjadi mencuat ke atas sehingga membuat panas dingin laki-laki yang matanya melihat.
Selesai makan kita naik mobil langsung menuju motel di atas Candi. Kali ini aku dijadikan sopir sebab Lud minta agar Hwa menemaninya duduk di belakang.
Baru semenit mobil berjalan, suasana di belakang terasa sepi. Kucoba lihat dari kaca spion, ee…eeeh ternyata tangan kanan Lud sudah melingkar di leher istriku. Ujung jari-jarinya mengusap-usap dada serta bagian atas buah dada sebelah kanan istriku yang terbuka itu. Sementar itu mulutnya terus menciumi pipi, telinga dan leher istriku. Tangan kirinya meraba-raba paha kiri istriku yang terbuka karena rok belahannya. Sementara itu tangan kiri istriku menumpang di paha serta memijit-mijit paha kanan Lud dengan wajah malu-malu serta mesem-mesem terus. Aku jadi tersirap naik nafsuku lihat pandangan itu.
Terdengar Lud berkata, “Hwa, kamu jauh berbeda dengan istriku yang kerempeng itu sedang kamu betul-betul padat berisi, sebenarnya sudah lama aku ingin menikmati tubuhmu tapi takut ngomong sama suamimu, ternyata ada tawaran yang mengagetkan aku untuk ikut menikmati tubuhmu. Yaaah seperti ada petir disiang hari bolong rasanya!”
Mendengar ucapan itu aku lihat lagi ke kaca spion, aku lihat Lud dengan gemas dan mesra memeluk erat-erat dan mengecup bibir istriku serta kadang-kadang tangan kirinya meraba-raba buah dada dan turun kepinggang sampai ke paha istriku yang terbuka itu. Kulihat istriku sangat menikmatinya. Ia sudah tidak malu-malu lagi.
Karena situasi lalu lintas ramai aku terpaksa konsentrasi ke jalan lagi, hanya sebentar-sebentar curi pandang lewat spion.
Suatu saat aku melihat buah dada istriku sebelah kanan bisa bergerak-gerak naik turun. Saat aku menoleh ke belakang ternyata tangan kanan temanku melingkar di punggung istriku dan memijit-mijit buah dada kanan istriku naik turun.
Setelah sampai motel kita segera check in. Temanku sebagai tamu kuberi kamar yang besar dengan king size bed sekaligus untuk tempat bermain seks ria nanti. Tentu saja istriku kebagian tidur di kamar yang sama. Sedangkan aku sendirian di kamar yang lebih kecil.
Baru saja aku selesai dari kamar kecil menuju ruang TV yang bersebelahan dengan kamar Lud yang masih terbuka pintunya, aku lihat Lud memeluk istriku dari belakang menghadap kaca rias sambil tangannya meremas-remas buah dada istriku sehingga kedua pentil buah dadanya yang coklat kemerah-merahan itu menyembul keluar sambil menciumi pipi istriku yang wajahnya menengadah kewajah Lud. Tangan Lud yang kanan kadang-kadang terus meraba turun ke perut dan terus turun untuk disusupkan ke belahan atas dari rok istriku untuk meraba pangkal paha serta memek istriku. Tampak istriku mulai mendesis kenikmatan serta menggeliat dengan tangan kanannya coba memijit kontolnya yang masih pakai jeans itu. Adegan ini masih berlangsung beberapa saat walaupun mereka tahu aku di dekatnya.
“Mi, enak ya permainannya Lud?” tanyaku pada istriku ingin tahu.
“Waaah, aku nggak tahan lagi nih Pi, habis sejak dalam mobil tadi Lud terus mempermainkan dan meremas buah dadaku terus,” aku istriku malu-malu.
Memang istriku kalau buah dadanya sudah dipermainkan maka nafsunya akan meroket naik. Mungkin itu ciri khas wanita-wanita yang punya buah dada besar.
Karena Lud mau mandi dulu, maka aku dan istriku yang sudah mandi dari rumah duduk di sofa menonton TV dulu.
Istriku berkata padaku, “Waaah Pi, pertama aku dirangkul dan diciumi oleh Lud badanku rasanya mrinding dan panas dingin. Habis bulunya tangan dan kumisnya begitu geli rasanya waktu menggesek tubuh dan pipiku.”
“Tapi Mami bisa nafsu ya dengan Lud?” tanyaku.
Istriku dengan malu manggut-manggut. Aku merasa lega. Istriku nampaknya akan bisa beradaptasi dengan Lud sehingga rencana kami seharusnya bisa berjalan dengan baik. Kalau aku sih dengan Lud sudah jadi sahabat karib sejak kecil jadi tak ada masalah.
Lalu dia bilang lagi, “Kalau nanti malam Papi tidur sendirian bagaimana? Sebab katanya aku akan diajak tidur dengannya semalam.”
Bisa kutangkap ada sedikit keraguan dalam nada suara istriku.
“Nggak apa-apa, yang penting Mami bisa keturutan mendapat kepuasan,” jawabku meyakinkannya. Istriku diam saja.
Memang entah kenapa perasaanku saat melihat Lud memeluk dan meremas buah dada istriku aku tidak cemburu, bahkan nafsuku menjadi berkobar. Apa mungkin aku punya kelainan seks, pikirku dalam hati.
“Tadi Lud bilang kalau nanti malam air maninya akan disemprotkan terus ke seluruh tubuhku dan memekku sampai habis. Dan lendir santanku akan dikuras sampai kering dengan kontolnya,” kata istriku lagi memecah keheningan.
Aku pesan pada istriku agar satu hal yang jangan dilakukan adalah minum air mani Lud walaupun nanti kalau nyemprot saat diisap. Jadi harus diludahkan. Beberapa saat Lud selesai mandi dan dia keluar hanya pakai celana santai yang pendek sehingga dadanya yang penuh bulu telihat.
“Ck.. ck… ck,” suara istriku mengagumi tubuh Lud sambil geleng-geleng kepala.
Setelah menggantung handuknya dia ikut duduk di kursi sebelah sofa. Lud panggil pelayan untuk pesan minuman dan makanan kecil. Dia pesan whisky untuk dirinya sendiri karena aku tak suka.
Beberapa saat kemudian pelayan datang dengan membawa pesanan Lud. Lalu kita semua bersama-sama makan mente goreng sambil minum air jeruk kecuali Lud yang minum whisky.
“Naaah, ini untuk menikmati tubuh yang indah dari istri teman baikku, aku harus bersiap supaya benar-benar bisa memberikan kenikmatan yang diharapkan,” katanya bersulang.
“Kapan An kamu penghabisan main sama Hwa?” tanyanya padaku.
“Oh, sudah seminggu lebih sejak istriku mens sebab kalau mens dia sampai 4-5 hari,” sahutku.
“Waaah kebetulan sekali nih, sebab sekarang pasti air santannya Hwa lagi kental-kentalnya dan banyak nanti aku yang akan menghabiskannya. Dan kebetulan juga tanggalnya tidak pas saat subur, nanti aku bisa semprotkan maniku sampai ke dalam mulut rahimnya Hwa,” katanya.
“Ach, kamu porno ngomongnya, Lud,” kata istriku risih merasa dijadikan sebagai objek pembicaraan.
Lud hanya tertawa dengan suara yang keras. Kami pun melanjutkan ngobrol. Beberapa saat kemudian Lud tanya pada istriku.
“Hwa, apakah kamu tak bawa pakaian tidur? Tapi kalau tak bawa ya tak apa-apa sebab nanti malam kan tak ada pakaian yang boleh menempel di tubuhmu. Sebagai gantinya, tubuhmu akan kuselimuti dengan tubuhku.”
“Macam-macam kamu,” sahut istriku gemas karena Lud dari tadi mengucapkan kata-kata yang jorok pada dirinya. Aku tentu saja tak pernah berkata seperti itu padanya. Tapi kelihatannya istriku senang juga diperlakukan seperti itu oleh Lud.
Lalu istriku masuk ke kamar untuk ganti pakaian dan sikat gigi. Aku juga masuk kamar untuk lepas pakaian dan hanya pakai CD. Sebentar istriku sudah selesai dan keluar dengan mengenakan pakaian tidur dari bahan tipis warna pink hingga terlihat CD mininya warna merah juga branya yang mini juga dari renda warna merah.
Melihat istriku keluar dengan pakaian yang sensual sekali, Lud geleng-geleng kepala sambil pegang-pegang kontolnya.
“Waaah aku bisa langsung ngaceng, lho.”
Lalu istriku duduk di sofa sebelahku. Tangan Lud ditariknya untuk diajaknya ikut duduk di sofa juga. Sekarang istriku diapit sebelah kiri olehku dan kanan oleh Lud. Tangan istriku dipegang Lud dan digosokkan ke bulunya di bawah pusar sampai nyambung ke jembutnya.
“Wuuuiiihhh… ck… ck… ck,” gumam istriku sambil menarik tangannya.
Sambil nonton TV tanganku dan tangan Lud mulai bekerja. Lud menciumi pipi, telinga dan leher istriku sehingga istriku menyandarkan kepalanya ke bahu Lud dan menegadah untuk terus menerima ciuman-ciuman yang disertai permainan lidah Lud. Tangan kanan Lud mulai terus meraba dan meremas buah dada sebelah kanan dan naik turun ke paha istriku.
Aku sendiri segera melepas kancing atas baju tidur istriku dan kurogoh buah dadanya sebelah kiri untuk segera kuisap pentilnya. Tangan kiriku meraba paha kirinya dan memeknya bergantian dengan tangan Lud. Istriku tak tahan terus menggeliat-geliat sambil tangan kirinya memijit kontolku dan tangan kanannya merogoh ke dalam celana santainya Lud untuk memegang kontolnya. Adegan ini tak berlangsung lama, hanya sekitar 5 menit, karena istriku tak tahan dan minta memeknya langsung ditancap dengan kontol.
Lalu kita sama-sama masuk kamar. Aku lepas CD-ku. Ternyata Lud hanya pakai celana santai tanpa CD, sebab begitu dilorot celananya langsung nampak kontolnya. Walaupun belum hidup kontolnya cukup panjang kira-kira ada 15 cm dan besar sekali dan kepalanya sudah nongol keluar karena dia disunat, tetapi kantong pelirnya agak kecil. Punyaku panjang dan besarnya hanya kira-kira 65%-nya saja.
Istriku juga sudah bugil benar-benar lalu dia ditarik Lud ke hadapannya. Tubuhnya dirapatkan ke tubuh istriku maka menempellah buah dada istriku dengan ketat ke dadanya yang penuh bulu. Lalu Lud berpegang pada kedua lengan Hwa dan badannya digeser-geserkan naik turun, ke kiri dan kanan sehingga bulunya menggesek ke seluruh tubuh depan Hwa. Juga jembutnya kulihat sempat menggesek memek istriku hingga istriku kenikmatan sambil memejamkan mata. Aku jadi syuur melihatnya.
“Addduuuh Lud, gila bener gesekan bulu atas bawahmu itu. Gak tahan memek dan buah dadaku kena gesekannya” kata istriku.
Selesai itu lalu Lud tidur dan istriku diminta menungging agak di bawahnya sehingga mulutnya pas depan kontolnya dan aku diminta mengerjai memeknya dengan kontolku. Saat menungging kelihatan buah dadanya istriku menggantung bebas dan langsung saja ditangkap oleh kedua tangan Lud dan terus diremas-remasnya.
Istriku tanpa perlu dikomando langsung mencaplok kontolnya Lud yang mulai agak ngaceng dan mempermainkannya dengan mulut dan lidahnya. Lubang kontolnya dibuka-buka dengan ujung lidahnya dan kadang-kadang dikocok naik turun dengan mulutnya sehingga Lud mengerang nikmat. Aku sendiri langsung ngaceng keras dan terus kuhujamkan maju mundur ke memeknya. Mendapat dua kontol yang sekaligus mengisi lubang atas dan bawah, apalagi yang satu gede buanget istriku tampak bernafsu sekali. Nafasnya kelihatan terus memburu sedang memeknya mulai keluar santannya yang kental sekali.
Kulihat istriku kadang-kadang tak mengisap kontolnya Lud tapi memepetkan buah dadanya ke kontol Lud dan ditaruhnya dibelahan buah dadanya dan digosok-gosok dengan buah dadanya. Melihat itu lalu kupegang pantatnya istriku dan langsung kugoyangkan maju mundur sehingga sekaligus buah dadanya bisa menggosok-gosok kontolnya Lud dan memeknya mengocok kontolku. Praktis kami laki berdua diam hanya dengan goyangan pada pantatnya sudah sudah membuat nikamt kontol dua laki-laki dan kulihat memeknya makin banyak dengan santan kental yang berwarna putih seperti susu.
Aku bilang, “Waduuuh Lud, santannya Hwa mulai keluar dan kental sekali Lud.”
Langsung dia bilang, “Aku juga ngaceng banget kontolku disedot-sedot dan dipermainkan lubangnya oleh Hwa, ayo kita ganti posisi.”
Temanku usul supaya istriku jangan capai sebab masih terus akan dikerjai semalam suntuk. Maka disuruhnya istriku yang tiduran tapi pantatnya di ujung bawah kasur hingga kakinya bisa menapak ke lantai. Temanku nanti akan menancapkan memeknya dari bawah sambil memegang dan mementangkan kedua kaki istriku. Dan aku yang bertugas mengisi mulut atas dengan kontolku dengan jongkok tepat di atas buah dadanya sehingga kontolku tepat di hadapan mulutnya.
Kontolku juga langsung dicaplok oleh Hwa yang sudah memuncak nafsunya. Baru juga beberapa saat, Hwa sudah melepas kontolku dan mengaduh.
“Aaaachhh….Lud!”
Aku melongok ke belakang ternyata Lud masih sibuk mau memasukkan kontolnya yang belum bisa masuk. Yaaah karena kelewat besar bendolan kepala kontolnya saat ngaceng banget itu kira-kira ada 5 cm diameternya.
“Sulit banget An masuknya coba kuberi minyak sedikit dulu,” katanya menenangkan istriku yang tampak agak kesakitan.
“Masak toch padahal sudah kemasukan kontolku dan sudah ada santannya lho” sahutku.
Lalu temanku mengambil botol kecil berisi minyak. Diolesnya kepala kontolnya dengan minyak lalu dia mengambil semacam longsong dari karet dengan bagian dinding luarnya penuh bulu dari karet, kira-kira panjangnya 1 cm. Longsong itu lebarnya kira-kira 10 cm. Kemudian dipakaikan ke kontolnya hingga batang kontolnya sebagian tertutup dengan longsong berbulu itu.
“Ini supaya Hwa mendapat kenikmatan yang lebih hebat. Mau coba ya, Hwa?” katanya sambil ditunjukkan ke istriku kontolnya yang sudah gede dan panjang lagi item itu dilonsongi dengan gelang karet putih berbulu itu sehingga benar-benar menakjubkan kelihatannya.
Istriku bilang, “Waaaah kaya apa rasanya nanti Lud, aku belum bisa membayangkan. Tapi pokoknya habisi ya, Lud, air mani dan santanku!”
“Oke,” sahutnya. Lalu Lud mengangkat dan mementang lagi kedua kaki istriku. Ujung kontolnya ditempelkan tepat di lubang memek istriku yang mulai mengganga itu dan disentakkan ke dalam.
“Aaaaaaacch….Lud, masuk Lud kontolmu,” kata istriku. Memang kepala kontolnya Lud sudah masuk lalu digoyang-goyangkan keluar masuk pelan-pelan kepala kontolnya supaya agak terbiasa.
“Waduh Lud, Pi, rasanya seret sekali bibir memekku bisa merasakan bentuk kontolmu Lud,” kata istriku sambil matanya terpejam dan menggigit bibir. Setelah itu baru dimasukkan seluruh batang kontolnya yang tertutup gelang bulu itu pelan-pelan.
Setelah terbenam semuanya, istriku mendesis lagi, “Aduh Pi, kontolnya Lud mentok sampai dalam kepalanya rasanya menyodok mulut rahimku. Enaknya luar biasa dan gelinya juga hebat kena gelang bulu itu.”
Dengan kontol tetap terbenam penuh, Lud mulai menggoyangkan pantatnya naik-turun bergantian dengan kiri-kanan sehingga kontolnya menyapu seluruh dinding memek istriku.
Tangan istriku mulai meremas kain sprei dan minta kontolku untuk diisapnya. Kontolku juga dipermainkan dengan lidah, lubangnya dibuka-buka dengan lidah enaknya luar biasa. Aku sambil melihat ke belakang, kulihat kontol Lud mulai digoyangkan keluar masuk sehingga bulu karetnya menyentuh clitnya juga. Terlihat di bulunya banyak santan istriku yang nempel. Setelah kontolnya gampang masuk keluar, maka kaki istriku disuruh membuka dengan telapak kakinya manjat di pinggir kasur sehingga tangannya Lud langsung meremas buah dada yang ada di bawah pantatku.
Baru 3 menit jalan adegan ini, istriku sudah mengaduh, “Aaah..aaah, aku mau klimaks, Lud, Pi!”
Benar juga, sekejap kemudian istriku tampak lemas sehingga mengisapnya kendor.
“Gila An, pijitan memek istrimu kuat sekali di kontolku,” kata Lud dengan mata membelalak.
Memang kalau klimaks istriku memeknya memijit kontol dengan kuat dan enak rasanya. Tampak Lud merem melek menikmati pijatan memek istriku yang sedang orgasme.
Setelah agak kuat, istriku bilang, “Pi, Lud tolong semprotkan semua manimu ya, aku sudah pengin rasain hangatnya manimu sekalian.”
Aku tanya pada istriku, “Mi, gimana Mami nikmat dan puas keinginan Mami untuk merasakan dua kontol sekaligus terlaksana?”
“Ya Pi, Mami puas banget dan memang enaknya dan grengnya luar biasa sekaligus melihat, memegang dan menikmati dua kontol, apalagi ada yang gede-gede. Mami jadi kepingin terus” sahutnya.
Lalu Lud sudah mulai menggenjot lagi memek Hwa dengan kontolnya. Kontolku diisap lagi sambil dibantu dikocok dengan tangan. Setelah 5 menit kemudian, istriku mencapai klimaks lagi.
Lalu temanku bilang, “Ayo An, sekarang kita puaskan Hwa dengan semprotan mani secara berbarengan”
Lud mulai menggerakkan lagi keluar masuk dan kadang memutar sehingga istriku sering menggelinjang tubuhnya dan kontolku mulai diisap lagi sambil kadang-kadang dikocok dengan tangan, sedang buah dada istriku tetap menjadi bagian dari tangannya Lud yang tak bosan-bosan meremas-remasnya. Makin lama Lud makin cepat dan makin keras menghunjamkan kontolnya ke memeknya Hwa dan mulai mendengus-dengus seperti sapi.
Melihat itu jadi memuncaklah nafsuku, apalagi dengan kontol terus dikocok oleh istriku. Maka air maniku pun tak tertahan lagi…. Creet….creet….cret…. Maniku nyemprot masuk ke mulut istriku. Karena seminggu tak bersetubuh maka maniku banyak serta kental sehingga mulut istriku penuh dengan mani yang putih seperti cendol itu. Lalu kontolku kukeluarkan dari mulutnya dan mani yang masih menetes dari lubang kontolku kugeser-geserkan ke bibir istriku dan langsung ditelannya semua maniku.
Baru saja habis menelan maniku terdengar suara mengaduh dari temanku.
“UUUUuuuuh…….uuuuuhhh……uuuuuhhhh…” geramnya sambil menekankan kuat-kuat kontolnya yang terbenam itu ke memek istriku. Dan tiap kali Lud mengaduh istriku pun ikut mengaduh.
“Aaah Lud…aaaahh Lud…aaah Lud.”
Rupanya tiap semprotan mani Lud terasa sekali nikmatnya oleh istriku.
Aku lalu rebah tiduran di sebelah istriku. Temanku juga langsung rebah menindihi tubuh istriku yang baru selesai disetubuhinya. Walaupun dengan napas yang masih memburu tangan temanku masih tetap meremasi buah dada Hwa.
Kemudian tubuh Lud dipeluk erat-erat oleh istriku. Kakinya pun dilipatkan erat-erat ke pantat Lud dengan maksud agar kontolnya jangan buru-buru dicabut dari memeknya.
Kira-kira sampai 5 menit kita bertiga terdiam dalam posisi itu tanpa kata-kata, hanya napas kami yang tersengal-sengal. Baru kemudian aku turun menuju kamar mandi untuk cuci. Ternyata Lud dengan merangkul istriku juga ikut ke kamar mandi untuk cuci bersama. Istrikulah yang bertugas untuk mencuci kontol-kontol kami. Karena kepunyaan Lud yang banyak belepotan santan dan maninya istriku maka kontolnya dia yang dicuci dulu. Kulihat dari memek Hwa meleleh sedikit mani yang keluar ke pahanya. Kulihat bibir memeknya pun memerah.
Istriku bilang, ” Ya Pi, bibir memekku merah kan? Itu gara-gara kontol temanmu itu tuh yang seretnya bukan main. Mulai dari bibir memek sampai dinding dalam memek seret terus, sehingga memekku bisa merasakan lekuk-lekuk kontolnya Lud.”
“Tapi enak dan nikmat toch, sayang?” balas Lud.
Istriku tertawa tanda setuju. Wajahnya memerah karena Lud mulai memanggil sayang padanya. Ia terus mencuci kontol Lud dan kemudian kontolku.
Setelah itu giliran istriku memeknya mau dicuci oleh temanku. Istriku duduk di closet dengan kaki terbuka lebar kemudian memeknya dicuci. Jari tengah Lud dimasukkan pelan-pelan untuk mengambil mani yang menempel di dalam. Ternyata ada yang menempel di jarinya dan ditunjukkannya ke istriku.
Istriku tersenyum ketika Lud mendekatkan jarinya ke dekat muka istriku.
Istriku bilang, “Wah Pi, maninya Lud ngendon dalam memekku nih sebab tadi semprotannya banyak, sampai tiga kali. Tapi yang keluar kok sedikit ya? Mungkin masuk ke rahim sebab dalam perutku masih terasa hangat dan saat nyemprot ujung lobangnya benar-benar disodokkan sampai rasanya masuk lubang rahimku. Gimana ya, Pi?”
“Biarin saja lama-lama kan keluar sendiri. Sekarang dikeluarin juga percuma. Nanti malam kamu kan masih akan disemprot lagi,” kataku menenangkannya.
“Bukan malam ini saja. Mungkin sampai besok pagi akan kusemprotkan sampai habis maniku ke memekmu,” sahut Lud sambil menatap tajam kedua mata istriku sementara jarinya masih mengobok-obok vagina istriku.
“Betul Lud, biar kamu kembali ke rumah sama istrimu nanti sudah kosong, tinggal botolnya doang. Jadi manimu dua hari ini harus dihabiskan sampai tuntas buat aku ya,” istriku menjawab nakal menggoda Lud sambil balas menatap matanya.
Lud menjawabnya dengan tiba-tiba menggesek-gesek klitoris istriku sehingga istriku menjerit kecil. Dipukulnya tangan Lud. Lalu keduanya tertawa cekikikan dan berciuman dengan mesra di depanku. Aku jadi horny dan senang melihat mereka berdua bermesraan.
Sebetulnya, sebelumnya aku sedikit khawatir kalau istriku tak bisa beradaptasi dengan perilaku Lud yang agak kasar. Tapi sekarang aku melihat sendiri ternyata istriku bisa jadi berteman akrab dengan sobat karibku itu.
Setelah selesai cuci, kita bertiga duduk berbugil ria di sofa sambil makan dan menonton TV. Istriku duduk di tengah-tengah sementara Lud memeluknya. Istriku meletakkan tangan kirinya di atas kemaluan Lud sambil kadang mengusap-usapnya. Tangan kanannya menyuapi Lud karena tangan Lud yang satu lagi memegangi tangan kiri istriku supaya jangan beranjak dari selangkangannya.
“An kamu beruntung sekali punya istri dia. Walaupun sudah punya anak tapi buah dadanya masih berdiri menantang tidak jatuh, juga perut dan pahanya mulus sekali tidak keriput. Siapa yang tak ngaceng terus lihat tubuh seindah ini. Apalagi isapannya juga yahut, kalau jadi istriku tiap hari bisa kusetubuhi minimum dua kali!” kata Lud bertubi-tubi memuji istriku, membuat istriku jadi tersipu.
“Sudah kesampaian keinginanku untuk melayani nafsu birahi dua laki-laki sekaligus,” bisik istriku mesra padaku. “Dan ternyata memang tambah besar nafsunya. Nikmatnya pun tambah.”
“Oya Pi, malam ini aku tak tidur denganmu, ya. Aku akan melayani Lud untuk menyalurkan nafsu seksnya sepuas-puasnya supaya temanmu ini tak kecewa kalau balik ke Jakarta,” istriku memohon izin padaku dengan penuh harap. Lud pun ikut memandang padaku dengan penuh harap.
“Boleh saja, Lud malam ini Hwa biar melayani kamu supaya kamu bisa melampiaskan semua nafsu binatangmu padanya,” jawabku. Mereka berdua kontan tertawa lebar mendengar restuku.
“Makasih Pa,” kata istriku sambil mengecup pipiku.
“Memang sejak aku makan di restoran sate kambing, aku sudah minta supaya dia malam ini dan besok pagi melayani nafsu binatangku,” kata Lud.
Kemudian istriku minta tiduran, kepalanya di pangkuan Lud sedang pahanya di pangkuanku sambil tangannya memegang-megang kontol Lud digosokan ke pipinya dan diciuminya. Tangan Lud diletakan di buah dada istriku sambil mengusap, meremas dan kadang menunduk untuk mengecup bibir istriku. Dia kalau mengecup sampai lama hingga istriku sampai sulit bernapas dan minta dilepas kecupannya. Sedang bagianku adalah mempermainkan clitnya dan memasukkan jari tengahku ke dalam lubangnya dan kontolku sambil digesek-gesek dengan betisnya. Lud kadang-kadang memeluk tubuh istriku dan kemudian menciumi pipi dan mengecup kening dan bibir istriku. Tangannya istriku pun mengusap-usap dadanya yang berbulu itu.
Kemudian Lud berkata padaku, “An, sebenarnya aku sudah lama tiap kali bertemu dengan Hwa, aku kepingin menikmati tubuhnya. Ternyata malam ini jadi kenyataan. Untuk itu malam ini istrimu kupinjam untuk menemani tidur sebab aku akan melampiaskan seluruh nafsu binatangku pada Hwa dan kontolku akan kusimpan dalam memeknya sepanjang malam. Aku akan memberikan kenikmatan dan kepuasan yang tak terkira pada Hwa.”
“Boleh Lud, malam ini istriku biar melayanimu agar kamu benar-benar puas,” sahutku.
“Tapi kalau nanti malam Papi butuh, ya Papi ikut masuk saja sebab Mami tetap mau melayani Papi juga kok malam ini. Untuk itu nanti pintu kamarnya biar terbuka saja ya. Jadi Papi dapat lihat kami dan dapat masuk buat ikutan juga kalau mau,” kata istriku seperti berusaha menenangkanku.
Aku tersenyum mendengar pengertian istriku.
“Apakah kamu sudah fit untuk main lagi, say?” tanya Lud pada istriku setelah itu.
“Aku selalu siap setiap saat untuk melayanimu, say,” jawab istriku yang jadi ikut-ikutan menyapa temanku dengan sebutan sayang sambil tersenyum.
“Malam ini aku benar-benar merasa sehat. Makin mendapat semprotan mani makin sehat rasanya. Manimu tadi yang keluar lagi dariku baru sedikit. Lainnya masih berada di dalam. Rasanya masih hangat di dalam perutku, say.”
Setelah itu Lud berdiri sambil membopong istriku dibawa masuk kekamar dan ditidurkannya.
Lud memanggilku untuk menemani istriku dulu karena dia akan ke toilet dulu. Kesempatan itu aku pakai untuk mencium dan mengecup bibirnya dan mengulangi pesanku.
“Mi, jangan lupa kalau maninya Lud disemprotkan ke dalam mulut hati-hati jangan sampai tertelan dan jangan mau kalau kontolnya di masukkan ke dalam lubang anusmu!”
“Iya Pi, akan aku ingat terus pesan Papi,” sahut istriku.
“Selamat menikmati kontol Lud yang gede ya, Mi. Nanti Papi dikasih tahu ceritanya, ya,” kataku.
Saat itu Lud sudah balik masuk kamar dan aku duduk lagi ruang TV sambil nonton, juga mau nonton adegan permainan Lud dengan istriku karena pintu kamarnya terbuka.
Lud naik ke tempat tidur dengan posisi di atas istriku. Kemudian dadanya yang penuh bulu digesek-gesekkan ke buah dada istriku sehingga istriku menggelinjang kegelian. Terus digesekkannya ke bawah yaitu perut, dan memeknya. Setelah itu Lud naik lagi lalu mulai menciumi kening, hidung, dan pipi istriku. Lalu ia mencium telinga istriku dengan mengeluarkan lidahnya untuk mengorek lubang telinga istriku sampai istriku meronta karena geli.
Tangannya istriku segera meraih kontol Lud yang selama ini menggelantung dan ujungnya menggesek-gesek paha istriku. Segera dipijit-pijitnya kontol Lud dan kadang-kadang dikocok juga serta kantung buah pelirnya diremas-remas juga. Hal itu membuat Lud lebih ganas dia segera mencucupi puting buah dada istriku sambil tanganya meremas-remas buah dadanya dengan harapan ada air susunya yang keluar. Walaupun buah dada istriku montok tapi tak keluar air susunya kalau diperas.
Kontol Lud dipermainkan oleh istriku sehingga tampak ngaceng dan panjang banget. Lalu Lud mengambil posisi gaya 69, hingga mulutnya pas di memek dan kontolnya tepat di wajah istriku. Keduanya yang langsung beraksi, kontolnya yang gede segera dijilati dan dilumat dengan lidah seluruh bagian kepalanya yang nampak gempelo besar itu sambil batang kontolnya dipijit terus oleh istriku dan dia terus mencucup clit dan lubang memek istriku.
Lebih kurang 10 menit adegan ini lalu ganti Lud yang tiduran dan istriku yang duduk di atas kontolnya tepat dengan memeknya. Kepala kontolnya dimasukkan ke dalam memek istriku lalu mulai diputar pantatnya sehingga kontolnya berputar dengan dipegang bibir memek istriku. Sedang tangan Lud tetap meremas buah dada istriku.
Kira-kira sudah 10 menit lewat maninya Lud tetap belum nyemprot dan istriku juga belum klimaks. Lalu oleh istriku mulai digoyang naik turun pantatnya. Kadang-kadang pelan, kadang-kadang cepat sehingga kontolnya keluar masuk memek seperti dikocok dengan memek.
Dengan posisi ini baru 5 menit istriku klimaks. Otot-ototnya tampak menegang. Dia diam terduduk di atas kontolnya Lud dengan memeknya memijit kontol.
“Oooh… shiii..iit,” umpat Lud yang kembali menikmati pijatan memek istriku pada kontolnya.
Setelah fit lagi, digoyang lagi sampai klimaks lagi istriku. Akhirnya istriku menarik Lud untuk duduk dan istriku tetap duduk di kontolnya dan kakinya diselonjorkan di antara tubuh Lud. Lalu Lud yang ganti menggoyangkan pantat istriku maju mundur sambil kadang-kadang istriku ditidurkan ke belakang dan Lud tetap mendekapnya. Dalam waktu 15 menit dengan posisi ini istriku sudah mengerang karena klimaks sampai dua kali.
Puas dengan posisi ini ganti istriku ditelentangkan lalu Lud menindihi istriku setelah kontolnya dimasukkan semuanya ke memek istriku. Lalu pantatnya digoyang memutar sehingga jembutnya menggesek clit dan seluruh memek istriku. Kontolnya memutar di dalam lubang memek sehingga istriku menggelinjang lagi dengan tangannya menarik lepas sprei sedangkan mau mengerang sulit karena bibirnya dikecup kuat-kuat oleh Lud.
Yaah menonton itu kontolku jadi ngaceng terus sampai kemeng rasanya. Adegan ini berjalan cukup lama sampai kira-kira 10 menit lebih. Dan dalam waktu 10 menit itu paling tidak istriku sudah mencapai klimaks sampai dua kali.
Setelah itu kakinya yang kekar itu keduanya ditumpangkan ke kedua kaki istriku yang ramping dan indah itu lalu pantatnya yang digoyangkan naik turun hingga kontolnya ikut juga. Dengan posisi ini kontolnya betul-betul kecepit dengan bibir memek istriku sehingga gesekannya betul-betul terasa di memek istriku sampai istriku berulang kali menelan air liurnya dan geleng-geleng kepala saat klimaks.
Lud minta ganti posisi lagi. Sekarang dia agak mengangkat pantatnya dan ganti istriku yang harus menggoyangkan pantatnya memutar hingga kontol Lud diputar dengan memek istriku.
Aku yakin setelah ini istriku banyak belajar gaya ML yang macam-macam dari Lud. Beberapa gaya yang dilakukan oleh Lud bersama istriku bahkan belum pernah dipraktekkan kami berdua sebelumnya. Hebatnya lagi, setiap mencoba satu gaya baru, Lud berhasil membuat istriku orgasme. Tentu saja Lud pun senang karena setiap kali klimaks, memek istriku akan memijati kontolnya dengan keras. Lud yang baru tahu kemampuan istriku itu kelihatannya senang sekali dan jadi kecanduan. Tampaknya aku tak salah mengundang Lud untuk bergabung bersama kami.
Kira-kira 5 menit lewat masih belum lepas juga maninya, padahal kalau aku yang diputar kontolnya oleh istriku kurang 5 menit langsung muncrat maniku. Akhirnya malah istriku sendiri yang klimaks lagi.
“Aduuh Lud…aduh Lud….nikmatnya luar biasa… Aku sudah tak kuat menahannya lagi. Semprotkan manimu, Lud,” pinta istriku.
Baru kemudian posisi istriku ditarik ke bawah sehingga pantatnya di pinggir kasur. Kemudian Lud turun dan kaki istriku diminta mentang lebar-lebar dan diangkat tinggi. Lalu Lud menancapkan kontolnya dari bawah dengan sedikit membungkuk agar tangannya bisa meremas buah dada istriku.
Lalu mulailah ditembaknya memek istriku dengan kontolnya, pertama mulai pelan-pelan. Lalu tambah lama tambah keras dan cepat nembaknya, sampai tiap kali ditekan pantat istriku terpental naik. Untuk itu terpaksa tangannya melepas buah dada istriku dan memegang pinggangnya supaya kalau ditembak keras memeknya, maka pantatnya tak naik, melainkan kontolnya yang deras menghunjam masuk menerobos sampai mulut rahim istriku.
“Aduuh Lud…aduh Lud…enak banget kontolmu Lud, tapi aku tak kuat nahan nikmatnya Lud…aku butuh manimu Lud… kontolmu sudah makin hangat, Lud,” teriak istriku.
Akhirnya “Huuuuh…” desis Lud dan cruttt maninya muncrat.
“Huuuh…” desis Lud lagi dan cruttt maninya muncrat lagi dan tiap kali maninya muncrat istriku mengerang, “Aaach…sseeett!”
Setelah itu Lud tengkurap di tubuh istriku.
“Lud, tubuhku hangat rasanya kena semprotan manimu,” kata istriku sambil membelai rambut Lud.
Kemudian tubuh istriku diangkat naik ke tempat tidur dan Lud segera tidur di sebelahnya dengan memeluk istriku. Kontolnya yang masih ngaceng itu dimasukkan lagi ke dalam memek istriku. Kemudian dengan kaki dan tangannya Lud menarik selimut sehingga kedua tubuh yang bugil itu diselimuti. Melihat itu walaupun kantolku ngaceng aku tak ikut masuk sebab kupikir istriku capai. Apalagi memeknya masih disumpal dengan kontolnya Lud dan mereka berdua pun tampak berpelukan erat di balik selimut. Aku tak mau mengganggu mereka. Jadi terpaksa aku masuk kamar dan tidur.
Suatu saat aku terbangun karena terasa kontolku di-pijit-pijit. Ketika membuka mata ternyata istriku dengan masih dibopong di muka berpelukan oleh Lud tangannya istriku me-mijit-mijit kontolku.
Ketika aku bangun, istriku bilang, “Ayo Oi, jangan tidur saja. Mami mau disemprot mani lagi berdua berbarengan.”
Eeeh ternyata pikiranku tadi meleset. Kukira istriku yang lemah lembut itu sudah capai tadi. Ternyata masih ingin dikerjain berdua lagi. Aku lihat ternyata memek istriku tetap didongkrak dengan kontolnya Lud.
Jam saat itu sudah jam 1 tengah malam jadi aku sudah tidur dua jam.
Kemudian istriku ditidurkan Lud di bawahku dan langsung Lud mulai menembak memek istriku dengan kontolnya yang gede itu dan aku terpaksa bangun mendekatkan kontolku kemulutnya istriku untuk diisap. Kontolku terus dijilati disedot lubangnya sambil kantong pelirku diremas-remas dan rambut bawah kantong pelirku ditarik-tarik juga pinggiran lubang anusku dielus-elus dengan jarinya hingga aku terus bernafsu dan ngaceng lagi.
Memang kalau kita main bertiga ini tambah terangsang demikian juga Lud yang menembakkan kontolnya makin seru dan nafasnya mulai ngos-ngos-an dan crot…crot…crot maninya muncrat ke dalam memeknya istriku. Aku yang melihat itu tak tahan juga. Langsung maniku kulepaskan juga dan memenuhi mulut istriku. Setelah ditelan, mulutnya dibuka ditunjukkan padaku kalau maniku sudah habis masuk. Dan Lud pun lalu menelungkup di atas istriku untuk istirahat, tapi mulutnya masih sempat mengisap-isap pentil istriku.
Lalu istriku bilang, “Waaah Pi, maninya Lud rupanya masuk terus ke dalam rahimku sebab tiap nyemprot tak pernah keluar lagi, apa karena memekku disumpal terus dengan kontolnya Lud ya, Pi? Sebab biasanya kalau punya Papi paling 1 jam sudah mengalir keluar lagi walupun nyemprotnya keras banget..”
Belum sempat aku jawab, Lud bilang, “Gila, istrimu itu minta disumpal terus memeknya, pokoknya kontolku malam ini tak boleh lepas dari memeknya.”
“Nggak, Pi. Lud yang minta dulu supaya kontolnya dipendam semalam suntuk dalam memekku, dan aku setuju,” jawab istriku.
“Kontolnya terasa hangat terus di memekku, dan kalau mulai tegang terasa mulai goyang-goyang dan makin keras yang nyodok-nyodoknya, Pi. Kalau tidur walaupun sudah tidur pula kontolnya tetapi kepala kontolnya tetap nyantol di bibir memekku jadi tak mau lepas seperti papi punya biasanya lepas sendiri kalau tidur,” kata istriku menjelaskan pengalaman barunya.
Setelah fit kembali istriku dibopong lagi dengan masih disodok memeknya dengan kontolnya dan dibawa balik ke kamar depan. Aku pun tertidur lagi karena ngantuk. Seperti biasa aku selalu bangun jam 4.30 pagi. Selain kebiasaan kadang-kadang kontolku ngaceng sendiri jam-jam itu. Pagi itu kontolku juga ngaceng lalu aku bangun dengan maksud mau naik istriku. Aku masuk ke kamarnya ternyata istriku masih tidur berpelukan dengan Lud dengan tubuh diselimuti. Aku coba mendekat kepala istriku dan kubelai-belai pipinya dan kucium bibirnya. Ada bau alkohol. Kelihatannya malam tadi istriku ikut minum whisky bersama Lud. Padahal setahuku, seperti diriku, ia jarang minum minuman keras. Istriku terbangun.
Aku bilang, “Kontolku ngaceng ini. Yo tak semprotkan ke memekmu.”
“Aduuuh, Pi. Kontolnya Lud masih menancap terus dalam memekku kalau tak ditarik tak bisa lepas sebab nyantol kepalanya,” bisik istriku yang tak mau mengganggu ketenangan Lud yang masih tidur nyenyak.
“Papi tak isap saja ya kontolnya?”
“Oke,” sahutku.
Lalu istriku menengadah dan kudekatkan kontolku supaya bisa masuk ke mulutnya. Lalu kukocok sendiri kontolku dan ku-gosok-gosokkan kepalanya ke bibirnya dan kadang-kadang kumasukkan dalam-dalam ke mulutnya. Karena sudah cukup lama ngacengnya tak lama hanya 5 menit maniku sudah muncrat lagi ke dalam mulut istriku. Kemudian seluruh bagian kepala kontolku dijilati untuk membersihkan maniku dan setelah itu baru ditelan semua maniku.
Aku bertanya, “Mami tidak nelan maninya Lud toch dan tak dimasuki lubang anusnya juga kan?”
“Tidak, Pie. Semua maninya Lud masuk ke dalam memekku dan sampai sekarang belum keluar sehingga rasanya ada sesuatu barang dalam perutku yang hangat! Lud hanya mencabut kontolnya kalau minta diisap setelah itu dimasukkan kembali ke memekku,” jawab istriku.
Aku kecup bibirnya dan aku bisiki, “Baik-baik ya, Mi. Semoga dapat kenikmatan lagi!”
Istriku hanya tersenyum. Kelihatannya ia bahagia sekali. Lalu dipejamkannya kembali matanya menemani Lud yang masih tidur dari tadi. Tangannya memeluk tubuh Lud yang hitam dan berbulu.
Lalu aku keluar kamar dan tiduran lagi. Aku terbangun lagi pukul 6 pagi langsung aku pergi mandi dan kemudian duduk di sofa nonton TV. Ternyata rupanya istriku baru saja diajak bersetubuh lagi oleh Lud, karena baru saja berada di atas istriku kemudian tidur lagi dengan berangkulan lagi.
Karena bosan lihat TV lalu aku pergi keluar untuk lihat pemandangan alam dan jalan-jalan ditaman.
Kira-kira sejam kemudian aku balik ke motel dan aku lihat kamarnya sudah kosong. Rupanya mereka mandi berdua.
Aku masuk kamar dan melihat di tempat tidur ada gelang karet berbulu yang dipakai Lud dan ada cincin dari bulu buntut kuda. Aku nonton TV lagi, rupanya lama sekali mereka mandi.
Aku coba mendekat ke pintu kamar mandi dan menempelkan kupingku di pintu. Oh, ternyata mereka main lagi dalam kamar mandi sebab terdengar rintihan istriku.
“Aduuuh Lud…aduuh Lud…enaknya kontolmu Lud…nikmat banget Lud rasanya.”
Kemudian suaranya Lud, “Aaaach…Hwa, memekmu juga nikmat…aku kangen terus dengan memek dan payudaramu yang kenyal ini Hwa!”
Aku balik nonton TV lagi jadinya. Kira-kira 30 menit lagi mereka keluar dari kamar mandi dengan masing-masing berbalut handuk tubuhnya. Sekarang mereka sudah pisah, tidak nyantol lagi kontolnya di memek istriku.
Melihat diriku, mereka pun menyapaku. Kubalas sapaannya sambil tersenyum. Lalu mereka masuk kamar dan ganti pakaian. Aku lihat istriku pakai celana dalam G-String merahnya dan pakai bra mini merahnya juga. Lalu ia pakai rok mini warna hitam dan kaos pink tanpa lengan yang pendek, hanya sampai bawah bra. Jadi perutnya yang langsing putih kelihatan dari luar.
Melihat istriku pakai kaos ketat, Lud bilang, “Hwa, kamu jangan pakai bra saja. Jadinya lebih bagus karena kaosmu ketat.”
Istriku pertama menolak, “Aaah katanya mau keluar makan dan nanti kan mau pulang. Nggak enak kalau tak pakai BH.”
Lud bilang, “Kita kan hanya makan di restoran sini saja, blm pulang. Sebab nanti aku masih mau main lagi sama kamu, Hwa. Lagian aku mau memamerkan kamu sama pengunjung restoran yang lain.”
Jadi terpaksa istriku menurut dengan melepas lagi BH mininya. Eeeehhhh ternyata betul juga pendapat Lud, sebab tanpa BH pun ternyata buah dada istriku tetap tegak menantang. Hanya bedanya putingnya nampak jelas tercetak dari kaosnya dan kalau jalan kelihatan sedikit bergoyang-goyang buah dadanya.
Setelah semua siap kami pergi makan ke restoran hotel pukul 8.15. Lud dan Hwa berjalan bergandengan tangan dengan mesra seolah merekalah yang merupakan pasangan suami isteri. Di sana kita lihat ada dua pasangan lagi yang rupanya juga bermalam di hotel itu sebab yang cewek ada yang masih pakai pakaian tidur segala. Aku bisa melihat yang cowok dari kedua pasangan itu curi-curi pandang ke arah istriku. Dalam hati aku senang juga punya istri seksi seperti itu. Dalam hati aku juga berterima kasih pada Lud yang sudah memberi saran yang bagus pada istriku. Terus terang, aku merasa banyak belajar dari Lud.
Selesai makan kita jalan-jalan di taman sebentar sambil ngobrol-ngobrol lalu balik ke motel dan duduk untuk nonton TV. Baru beberapa menit perutku terasa sakit. Terpaksa aku ke kamar mandi untuk beol. Selesai beol aku mau nonton TV lagi.
Ternyata mereka berdua sudah tak ada dan masuk kamar lagi. Aku melihat istriku sudah tak mengenakan kaos lagi tapi sedang memakai BH mininya. Sedang Lud sedang melepas celana dan kemudian bajunya lalu dia menarik istriku dan ditidurkannya ke ranjang lalu ditindihnya lagi istriku.
Yaaah rupanya mau main lagi mereka. Ternyata benar, rok mini istriku dilepasnya lalu CD mininya disingkap ke pinggir pangkal paha. Lalu kontolnya dikeluarkan dari CD nya dan dimasukkan ke memek istriku. Jadi Lud main dengan masih pakai CD dan istriku pakai BH dan CD mini.
Karena branya mini, otomatis payu daranya istriku mencuat keluar ketika kena remasan tangannya Lud sambil pantatnya terus menggenjot naik turun terus dengan cepatnya.
Hampir 10 menit kemudian terdengar istriku berteriak, “Aduuuh Lud, hangatnya manimu….lepaskan semua manimu Lud!”
Seblmnya istriku cuma mendesis terus kenikmatan. Nampak sesaat kemudian Lud jatuh menelungkup di atas istriku. Karena sudah hampir jam 10 aku bangunin mereka sebab Lud hrs berangkat pulang dengan pesawat jam 11.
Aku selesaikan semua rekening hotel sementara mereka berpakaian lagi. Kita langsung menuju airport.
Tepat sampai airport pk 10.30. lalu kita ngomong sebentar dan Lud usul pada istriku kalau lain kali kita main berempat bagaimana. Awalnya istriku keberatan sebab aku tak boleh main dengan wanita lain. Tapi Lud menjelaskan kalau wanita itu adalah keponaannya sendiri yang kerja jadi sekretarisnya dan kadang-kadang melayani tamu-tamunya yang membutuhkan hiburan.
Jadi pasti bersih dan usianya masih muda, baru 19 tahun. Cukup seksi hanya buah dadanya agak sedikit lebih kecil dari istriku. Kalau istri Lud pasti kurang rame karena agak kerempeng dan tidak ceria, jadi aku dikhawatirkan tak bisa ngaceng.
“Jadi bisa rame, Hwa. Kita main dua pasang dalam satu kamar pasti hot” kata Lud.
Akhirnya istriku setuju kapan-kapan main berempat. Tiba-tiba istriku pergi lari-lari ke kamar mandi.
Setelah balik dari kamar mandi, aku tanya, “Ada apa.”
Dia jawab sambil menunjukkan CD mininya yang digenggamnya.
“Waaah, maninya Lud mulai keluar. CD-ku sampai basah dan lengket jadi tak enak dipakai. Mungkin rok ku juga basah belakangnya.”
Ternyata betul, bagian bawah memeknya basah. Karena Lud sudah hampir check in lalu kami berdua langsung pamit pulang setelah istriku terlebih dahulu dipeluk dan dikecup bibirnya oleh Lud.
Kami segera menuju mobil. Jok tempat istriku duduk dilembari dengan kertas koran. Hampir sampai dirumah istriku mengeluh lagi.
“Aduh pie, maninya keluar lagi rasanya basah dan lengket semua pahaku. Cepat dikit, Pi.”
Aku kebut terus dan sampai di rumah mobil kuparkir tepi jalan dan istriku turun pencet bel. Setelah dibuka oleh pembantuku, segera istriku masuk ke kamar utama kami dan masuk ke kamar mandi dalam tanpa ditutup pintunya. Karena anakku sedang tidur dikamarnya, aku langsung masuk ke kamar utama. Kulihat istriku lagi melepas rok mininya lalu duduk di closet.
Melihat aku datang, istriku bilang, “Papi sini, lho. Lihat Pie pahaku kena cendol maninya Lud dan itu keluar terus banyak.”
Aku lihat pahanya istriku dan jembutnya basah kena mani. Dari lubang vaginanya keluar jatuh maninya Lud yang seperti cendol itu. Melihat itu aku malah jadi nafsu kontolku jadi ngaceng terpaksa aku melepas semua pakaianku.
“Papi ngaceng toch kalau lihat vaginaku belepotan mani begini,” kata istriku sambil mulai memegang kontolku. Lalu aku tarik lepas kaos istriku.
“BH-nya jangan dulu ya supaya Papi lebih terangsang kalau Papi mainan payudara Mamie,” kata istriku.
Istriku bilang kalau tadi malam sampai pagi tadi dia disemprot maninya Lud sampai 7 kali, yaitu jam 8 malam saat bareng dengan saya. Jam 11 malam saat main saya nonton. Jam 1 tengah malam waktu main di kamar saya. Jam 3 fajar waktu kontolnya Lud ngaceng sendiri. Jam 6 pagi sehabis saya nyemprot ke mulutnya. Jam 8 pagi saat dalam kamar mandi dan jam 10 pagi waktu mau pulang.
“Hebatnya Lud itu sejak dari awal sampai yang terakhir semprotannya keras terus dan kental serta hangatnya dan banyaknya sama. Makanya rasanya penuh sekali dalam perutku tadi, sampai suatu saat aku tekan perutku dan mulai keluar terus maninya,” kata istriku.
“Mie, kalau sudah habis cuci dulu vaginanya, aku sudah nggak tahan nih.”
Istriku buru-buru mencucinya dan mengeringkan dengan handuk, lalu aku angkat dia dan kuletakkan di atas tempat tidur. Tanpa tunggu macam-macam aku segera naiki istriku dan kutancapkan kontolku ke vaginanya.
“Waaah mie, memekmu masih seret juga buat kontolku, aku kira jadi longgar kemasukan kontol gedenya Lud,” kataku.
Istriku lalu cerita, “Waktu kontolnya Lud ditanam semalam suntuk dalam memekku, begitu mulai kurang ngacengnya memekku mulai kurenggangkan sehingga sampai kepalanya saja yang nyantol di bibir vaginaku dengan maksud supaya jangan sampai longgar liangnya.”
“Apalagi Lud selalu pakai cincin bulu kuda itu. Waktu di dalam, geli banget rasanya kalau goyang sedikit. Kalau di luar kurang gelinya sebab yang kena cuma bibir vagina saja.”
“Kalau mainnya Papi dan Lud sama saja, hanya Lud kalau sudah nafsu banget agak kasar mainnya. Lain dengan Papie tetap semangat tapi mesra. Hanya Papi punya kalah besar dan panjangnya saja, tapi Mami mau belikan alat yang bisa buat memperbesar dan memperpanjang kontol, tiap pagi nanti Mami yang melakukannya supaya punya Papi bisa jadi panjang dan besar.”
“Memang saat Lud mau nyemprot Mami selalu tekan pantatnya mamie ke atas supaya kontolnya bisa ambles masuk semua sebab kalau nyemprotnya di dalam rasanya hangat enak dan nikmat. Papi punya kalau nyemprotnya keras dan kebetulan maninya agak encer juga bisa langsung kena mulut rahimku jadi hangatnya enak, Pie.”
“Pie, ini lho selain leher, buah dadaku juga dicupang oleh Lud tapi nanti Mami gosok dengan minyak kayu putih supaya cepat hilang,” kata istriku sambil memperlihatkan buah dadanya yang dicupang.
“Ah, gak usah, Mi. Biarin aja,” kataku melarangnya.
Mendengar cerita istriku, aku makin menggebu angkat turunnya pantat dan segera hak BH istriku yang terletak di bagian depan itu kubuka hingga buah dadanya yang makin kencang itu tak tertutup lagi yang sebelah kuremas dan yang sebelah kukecupi dan kugigit-gigit putingnya.
“Aduuuuh pie, nikmat banget pie, aku sudah kangen dengan kontolnya Papi sejak Papi minta tadi malam. Masih seret ya, Pie. Aku masih merasakan seret gesekan kontolnya Papi. Pie mau keluar ya…? Kok sudah anget banget kontolnya,” kata istriku. Benar juga tak lama lagi creeett….creeettt, maniku nyemprot.
“Waaah… maninya Papi nyemprot ke dalam, sebab semprotannya keras tapi agak encer. Bisa jadi satu dengan Lud punya nih!” kata istriku.
Karena capai kami berdua tiduran tapi akhirnya tertidur juga.

No comments:

Post a Comment